SALAH SATU SAHABAT NABI SAW : HABBAB BIN ARAT RA

“Hindari berbuat dosa di bulan Ramadhan! Karena tidak seperti halnya pada bulan lain, pada bulan ini pahala akan dibalas dengan berlipat ganda. Dan dosa pun juga dibalas berlipat ganda.” (HR. Thabrani)

Habbab bin Arat Ra, pada masa jahiliyah merupakan tawanan perang. Dan di Mekkah Al-Mukarramah dijual sebagai budak kepada Ummu Enmar dari kabilah Huza’a.

Dia adalah orang keenam pertama yang dimuliakan oleh Islam (masuk Islam). Orang pertama memberitahukan secara terang-terangan keislamannya, oleh sebab itu beliau sering mendapat siksaan. Seperti halnya Bilal bin Rabbah, dan Ammar (R.anhum) juga muslim lainnya yang mendapat siksaan dikarenakan keimanannya, Habbablah orang yang pertama.

Seperti inilah ketika beliau menjelaskan siksaan-siksaan yang menimpanya, “Suatu hari ada api yang dinyalakan khusus untukku. Salah satu bara api diletakkan di punggungku. Keringat yang ada di pundakku pun memadamkan bara tersebut.”

Habbab Ra adalah seorang pandai besi. Ummu Anmar yang membelinya untuk dijadikan budak, dia sering menyiksanya dengan meletakkan besi panas yang membara ke atas kepalanya. Suatu hari Habbab Ra mengeluhkan hal tersebut kepada Rasulullah Saw. Dalam doanya Rasulullah Saw bermunajat, “Ya Allah bantulah Habbab!” Kemudian pemilik Habbab, Ummu Anmar terserang sakit kepala yang luar biasa, mengaung seperti anjing yang kebingungan. Dirinya lalu disarankan untuk melakukan pengobatan dengan cara hajamat (menempelkan besi panas ke bagian rasa yang sakit). Maka diperintahlah Habbab untuk melakukan saran tersebut. Kemudian Habbabpun membakar besi panas dan menempelkan ke kepala tuannya (Ummu Anmar).

Habbab Ra selalu ikut perang semenjak perang Badar. Ketika hijrah ke Madinah, Rasulullah Saw menjadikan dia bersaudara dengan Jabir bin Atik Ra.

Ketika masa Khulafaur Rasyidin, dia selalu ikut serta dan menjadi pahlawan besar dalam beberapa penaklukkan.

Pada akhir-akhir tahunnya, dia tinggal di Kuffah. Dikarenakan sakit keras yang menimpanya, pada tahun ke 37 hijriah, dia meninggal dunia pada umur 63 tahun. Dan orang yang menshalatkannya adalah Ali bin Abi Thalib Ra.

Saat penyakit keras menyiksa dirinya, dia mengeluhkan tentang penyakitnya, “Kalau seandainya Rasulullah Saw tidak melarang kita untuk berdoa meminta kematian, maka aku akan berdoa supaya Allah cepat mencabut nyawaku.”

Setelah wafat, ketika Ali bin Abi Thalib melewati makamnya, beliau berkata “Semoga Allah Swt merahmatinya. Beliau telah menjadi muslim dalam keadaan mencintai agamanya, menjadi muhajir (orang yang hijrah) dengan hati ikhlas, melewatkan sepanjang umurnya untuk berjihad di jalan Allah dan bertahun-tahun mengalami siksaan-siksaan yang pedih. Allah Swt tidak akan mungkin mengurangi pahala sebagai balasan dari setiap amal kebaikannya.”

About Abdul Jalil

Diamku الله Gerakku مُحَمَّد. Wong Lamongan, S1 di Psikologi UGM. I'm free man & traveler all id: abilngaji
This entry was posted in Cerita. Bookmark the permalink.

2 Responses to SALAH SATU SAHABAT NABI SAW : HABBAB BIN ARAT RA

  1. Irsha says:

    Sebentar lagi ramadhan, semoga bisa mengikuti sahabat nabi dalam mencai keberkahan ramadhan

Leave a Reply

Your email address will not be published.