PERANG UHUD

“Sa’ad bin Abi Waqqas Ra berkata, ”Di peperangan Uhud saya melihat Rasulullah Saw bersama dengan dua orang berbaju putih (malaikat jibril dan mikail). Mereka berperang atas nama Rasulullah Saw  dan bertempur seperti perang-perang bani adam yang paling keras, setelah dan sebelum perang Uhud saya tidak melihat mereka.”
(HR.Shahih Bukhari)

Kaum Musyrik telah datang di Uhud yang berdekatan dengan Kota Madinah. Rasulullah Saw bermusyawarah dengan para sahabatnya mengenai apakah tetap bertahan di kota Madinah atau pergi ke Uhud. Rasulullah menceritakan mimpi yang beliau lihat dan mengisyaratkan bahwa bertahan di Madinah lebih baik. Sebagian para sahabat juga menyetujui bertahan di Madinah. Sedangkan orang-orang yang tidak sempat mengikuti perang Badar dan orang-orang yang ditakdirkan akan syahid di Uhud mendesak untuk menghadapi musuh secara langsung.

Rasulullah Saw mengenakan baju besinya, dan orang-orang yang memaksa untuk menghadapi musuh secara langsung menyesal dan berkata  pada diri mereka masing-masing  “kami telah memaksakan pendapat  kami padahal telah datang wahyu kepada Rasulullah Saw.” Mereka juga berkata kepada Rasulullah Saw, Ya Rasulallah lakukanlah seperti pendapat yang anda miliki. Rasulullah Saw bersabda: “Seorang Nabi ketika ia telah memakai baju besinya maka melepaskannya sebelum perang tidaklah sesuai.” Rasulullah berangkat dengan pasukan berjumlah 1000 orang, setelah tiba di Uhud  mereka berdiam di suatu tempat di lembah Uhud dengan gunung Uhud berada di belakang mereka. Rasulullah menyiapkan para sahabatnya dalam barisan yang sangat rapi. Beliau menunjukkan sebuah tempat kepada Abdullah bin Jubair dan mengangkatnya sebagai komandan para pemanah. Beliau berkata, “Kalian lindungilah kami, supaya musuh tidak datang dari belakang. Ingatlah jangan beranjak dari sini, janganlah mengikuti orang-orang kafir yang melarikan diri.”

Ketika dua kubu telah bertemu, Abdullah bin Ubayy bersama dengan sekitar 300 kaum munafik memisahkan diri dari pasukannya dan berbalik ke Madinah. 700 pasukan muslim yang tersisa dengan bantuan Allah Swt mengalahkan musuh yang berjumlah sekitar 3000 orang.

Akan tetapi pasukan pemanah tidak dapat bersabar, mereka mengejar musuh yang melarikan diri dan menyalahi perintah Rasulullah dengan meninggalkan tempat yang telah ditunjukkan. Dikarenakan hal ini Allah Swt mengangkat ketakutan dari hati para kaum musyrik  dan mereka mulai menyerang kembali. Disekitar Rasulullah hanya tinggal beberapa sahabat seperti Sayyidina Abubakar, Ali, Abbas, Talha dan sa’ad (r.anhum). Pada saat itu wajah Rasulullah terluka dan gigi beliau terlepas. Di dalam pasukan ada seruan yang mengatakan bahwa Muhammad telah wafat, tapi kemudian ketika salah satu sahabat berseru “Rasulullah disini”  para pasukan muslim kembali ke medan perang.  Rasulullah Saw sembari bersabda, “Allah Swt  merahmati laki-laki yang berperang untuk melindungi saudaranya” beliau menyerang musuh yang ada di sekitarnya dan mengalahkannya.

Umat muslim harus mengetahui kewajibannya dengan rasa sabar dan takut kepada Allah Swt, serta bertawakkal dan bersandar hanya kepada Allah Swt. Orang-orang yang memegang teguh perintah Allah Swt serta menjauhi larangannya setiap saat akan diberi pertolongan dan kemenangan.

About Abdul Jalil

Diamku الله Gerakku مُحَمَّد. Wong Lamongan, S1 di Psikologi UGM. I'm free man & traveler all id: abilngaji
This entry was posted in Cerita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published.