PENTINGNYA IKHLAS DALAM SETIAP AMAL PERBUATAN

Rasulullah Saw bersabda, “Penuhilah undangan apabila kalian diundang (tidak untuk sesuatu yang haram).” (H.R. Sunan Tirmidzi)

Rasulullah Saw bersabda, Allah Swt telah menciptakan surga. Dan di dalamnya, Allah Swt telah menciptakan nikmat-nikmat yang belum pernah dilihat oleh mata-mata manusia, belum pernah didengar oleh telinga, belum pernah terpikirkan oleh akal-akal manusia.

Kemudian Allah Swt berkata kepada surga tersebut, “Bicaralah wahai surga, bicaralah.” Kemudian surga berkata tiga kali: “Sungguh orang-orang mukmin akan selamat.” Kemudian berkata, “Saya haram untuk orang-orang yang pelit, munafik dan orang-orang yang riya.”

‘Ali bin Abi Thalib Kw berkata, “Ada empat ciri-ciri orang yang riya: Ketika sedang sendirian, dia bermalas-malasan dalam beribadah, ketika sedang bersama-sama dengan orang lain kelihatan bersemangat, ketika dipuji akan lebih banyak beramal, dan ketika dicela maka ibadahnya berkurang.”

‘Auf bin Abdullah Rh berkata, “Salah satu dari dua orang yang shaleh memberikan tausiah kepada satunya,

“Orang yang beramal untuk akhiratnya, maka dunianya cukup bagi Allah Swt.” Orang yang berdamai dengan satu sama lain dengan mengerjakan amal baik dengan mengharap ridha-Nya, maka Allah Swt akan mendamaikan dirinya dengan manusia yang lain. Orang yang beramal shaleh dalam keadaan tidak ada siapa pun disampingnya, maka Allah Swt akan menjadikan dia beramal shaleh juga ketika berada disamping orang lain.”

Imam Abu Lais Rh berkata:

“Orang yang ingin mendapatkan pahala amal perbuatannya nanti di akhirat, maka dia harus menjauhi dari sikap riya, dan harus melakukan amal hanya mengharapkan ridho Allah Swt. Kemudian agar pahalanya tidak hilang dengan adanya rasa sombong, maka dia harus melupakan amal yang telah dilakukannya. Sesungguhnya menjaga ibadah yang dilakukan itu lebih susah daripada melakukan ibadah itu sendiri.” (Tanbihul Ghafilin)

Leave a Reply

Your email address will not be published.