Sahabat Nabi: SYAHID ABU UQAIL RA.

Ditanyakan kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah orang yang paling utama Ya Rasululah?” Rasulullah Saw menjawab “adalah Mukmin yang berjihad di jalan Allah dengan diri dan hartanya.” (H.R. Shahih Bukhari)

Abu Uqail Abdurrahman bin Abdullah Ra. yang ikut serta dalam perang Badar dan turut serta pula dalam semua khalifah pertama Abu Bakar Ash Shiddiq Ra dan mati syahid pada perang tersebut.

Ja’far bin Abdullah Ra menceritakan: Diceritakan oleh Ja’far bin Abdullâh (r.a.) bahwasanya: Pada saat perang dimana Nabi palsu Musailamah berhasil dibunuh pada perang Yamamah berkecamuk, Abu Uqail adalah orang yang pertama terluka. Ia terkena panah diantara dua bahunya dekat dengan jantungnya. Kemudian panah tersebut berhasil dicabut tetapi bagian kanan tubuhnya kemudian mati rasa, lantas kemudian ia dibawah ke belakang pasukan.

Kemudian perang menjadi semakin sengit dan kaum Muslimin terpaksa bergerak mundur. Abu Uqail yang lemah karena lukanya itu sedang diistirahatkan. Terdengar Ma’n bin Adiyy Ra berteriak dengan lantangnya:

“Wahai Ansar, takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah, seranglah musuh-musuh kalian.”

Abdullah bin Umar Ra menceritakan: “Abu Uqail kemudian berdiri. Dan aku pun berkata ‘Apa yang kau inginkan, kau tidak boleh berperang’. Kemudian ia berkata ‘Panggilan itu juga menyeru kepadaku’. Ia berkata ‘Wahai Ansar’, kemudian aku berkata ia tidak memanggil yang sedang terluka. Kemudian Abu Uqail Ra berkata: Saya juga seorang Ansar, walaupun dengan merangkak-rangkak aku akan menjawab panggilan itu, dan lantas mengeratkan sabuknya seraya mengambil pedang dengan tangan kanannya.

Kemudian ia berkata ‘Wahai Ansar kembalilah ke medan perang seperti pada perang Hunain, semoga Allah merahmati kalian, maju!’. Dan akhirnya kaum Muslimin memojokkan musuh ke sebuah ladang, dan terjadi pertempuran sengit disana.

Kemudian aku lihat Abu Uqail, lengannya yang terluka telah putus dari bahunya. Di tubuhnya terdapat 14 luka parah. Aku menungguinya. Sudah saatnya ia akan melepas arwahnya. Kemudian aku berkata Wahai Abu Uqail. Dengan lidahnya yang mulai memberat ia berkata “Ya, siapakah yang kalah?”. Dan aku berkata ‘Selamat, musuh Allah, Musailamah telah dibunuh’. Maka ia kemudian mengangkat jarinya ke langit dan memuja Allah Swt, dan kemudian ia wafat sebagai seorang syahid. Semoga Allah meridhoinya.

Kemudian aku menceritakan apa yang kulihat kepada ayahku Umar Ra.

Kemudian Umar Ra berkata Semoga Allah merahmatinya, ia (Abu Uqail Ra) memang menginginkan mati syahid dalam keadaan itu dan ia berusaha untuk mendapatkannya. Ia, adalah salah satu sahabat terbaik Nabi Saw dan merupakan orang-orang pertama yang masuk Islam. Semoga Allah meridhoi mereka.

Posted in Cerita | Leave a comment

WUDHU ITU KEBERSIHAN JASMANI DAN ROHANI

“Barang siapa satu kali membaca Innaa Anzalnaahu fii Lailatil Qadr (Surah Al Qadr) setelah selesai berwudhu, maka orang tersebut akan dicatat sebagai orang yang jujur/benar. Barang siapa yang membacanya dua kali, maka orang tersebut termasuk masuk ke dalam golongan orang yang mati syahid. Barang siapa membacanya tiga kali, maka di hari Kiamat ia akan dibangkitkan bersama dengan kelompok para Nabi.” (Al-Hadits Asy-Syarif, Kanzu-l Ummal)

Wudhu adalah suatu bentuk ibadah pembersihan diri dengan mengusap sebagian kepala dan membasuh beberapa anggota badan tertentu sesuai dengan tuntunan syariat.

Selain memiliki manfaat besar bagi rohani seseorang, wudhu juga memiliki berbagai manfaat bagi jasmani kita. Seorang muslim yang senantiasa menjaga wudhunya, berarti ia telah membiasakan dirinya untuk hidup bersih, sehingga ia akan terhindar dari hal-hal yang menyebabkan penyakit.

Dalam beberapa hadis, Rasulullah Saw besabda: “Berwudhu, saat masih (dalam kondisi telah) ada wudhu, ibarat cahaya di atas cahaya.”

“Barang siapa yang berwudhu seperti yang telah diperintahkan, kemudian ia shalat seperti yang telah diperintahkan pula, maka akan dihapuskan dosa-dosanya yang telah lalu.”

Berwudhu hukumnya wajib jika hendak mengerjakan ibadah-ibadah keagamaan, misalnya Shalat. Seseorang yang tidak berwudhu, tidak diperbolehkan untuk mendirikan shalat, melakukan tawaf (mengelilingi Ka’bah), membawa Al-Qur’an yang tidak bersampul (bersarung), bahkan tidak boleh menyentuh satu ayat pun dari Al-Qur’an. Semua itu haram baginya. Akan tetapi membaca Al-Qur’an dari hafalan ataupun sambil melihat mushaf tanpa menyentuhnya, maka hal tersebut diperbolehkan.

Setiap orang yang berakal dan telah (mencapai usia) baligh, serta tidak terhalangi dalam menggunakan air, maka wajib baginya berwudhu sebelum mengerjakan hal-hal yang lazimnya dikerjakan dalam keadaan suci.

Rukun Wudhu ada enam:
1. Niat
2. Membasuh muka (wajah)
3. Membasuh dua tangan sampai ke siku
4. Mengusap sebagian kepala
5. Membasuh dua kaki sampai dua mata kaki
6. Tertib

Beberapa Sunah Wudhu: Memulai wudhu dengan basmallah, menggunakan siwak, mencuci kedua telapak  tangan sebelum berwudhu serta sela-sela jari, mendahulukan anggota wudhu yang kanan daripada yang kiri, berkumur-kumur dan membersihkan lubang hidung, membasuh kepala secara keseluruhan, mengusap telinga, menigakalikan dalam membasuh, serta membaca doa setelah berwudhu.

Posted in Ngaji | Leave a comment