ADAB BERTEMAN DALAM PERTEMANAN

“Barang siapa yang hendak menjalin pertemanan (karena Allah) maka tanyakanlah namanya, nama bapaknya, dan dari (kabilah) mana ia berasal (berkenalanlah dengannya). Maka hal ini dapat menambahkan rasa kasih sayang di antara mereka.” (H.R. Sunan Tirmidzi)

Banyak adab dalam hukum pertemanan. Dalam sebuah haditsnya Rasulullah Saw bersabda, “Dua orang yang mengikat tali persaudaraan adalah laksana dua belah tangan, satu di antaranya memutihkan/mensucikan yang lain.” Suatu hari Rasulullah Saw pergi bersama para sahabatnya dan memasuki sebuah pepohonan, lantas beliau memotong dua bagian dari pohon Erak untuk dijadikan miswak, satunya melengkung dan yang lainnya lurus. Kemudian ia meninggalkan yang melengkung untuknya dan memberikan yang lurus untuk sahabat lainnya. Kemudian sahabat yang menerima miswak lurus tersebut berkata “Ya Rasulullah, miswak yang lurus ini layak untukmu.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda,

“Apabila engkau menemukan dan memotong miswak yang lurus dan memberikannya kepada-Ku, maka itu adalah sebuah keutamaan. Karena orang yang paling mengasihi diantara dua orang yang berteman adalah yang paling diterima di sisi Allah.”

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pertemanan:

  • Apabila dibutuhkan bersegera untuk membantu,
  • Mampu merahasiakan rahasia teman,
  • Harus menutupi kelemahan dan kekurangan teman,
  • Harus memanggil dengan panggilan yang disenanginya,
  • Mampu memberikan nasihat dengan baik dan lembut dikala dibutuhkan,
  • Apabila digunjingkan harus menjaga nama baik temannya,
  • Mampu memaafkan kesalahan-kesalahannya,
  • Senantiasa mendoakan temannya setelah sholat, baik di kala masih hidup ataupun jikalau sudah meninggal,
  • Senantiasa berbagi kesenangan dan kesedihan,
  • Harus sama memperlakukan teman saat berada di hadapannya maupun di belakangnya,
  • Menyambutnya dengan berdiri, menerima salam dengan penuh senyuman, dan memberikan tempat duduk kepadanya,
  • Menanyakan kabarnya serta anak dan keluarganya,
  • Apabila hendak berpamitan, maka ikut mengantarnya sampai ke pintu keluar.
  • Singkat kata seseorang harus memperlakukan temannya sama seperti bagaimana dirinya ingin diperlakukan, agar menunjukkan kesetiakawanannya. Tidak ada keberkahan dalam persahabatan yang apabila sesuatu yang diinginkan oleh seseorang tidak diinginkan untuk sahabatnya.
  • Apabila temannya sudah meninggal dunia, maka tidak lantas memutus hubungan begitu saja, tetapi tetap menjalin kebersamaan bersama dengan keluarganya, anak-anaknya, serta kerabat yang dicintainya.

About Abdul Jalil

Diamku الله Gerakku مُحَمَّد. Wong Lamongan, S1 di Psikologi UGM. I'm free man & traveler all id: abilngaji
This entry was posted in Ngaji. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published.