“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah swt tidak menyukai orang yang jelek perkataan dan perbuatannya.” (HR. Sunan Tirmidzi)
Adab dapat menjadikan seseorang memiliki sikap atau tata krama dan pedidikan yang baik, adab juga merupakan sebuah kemampuan yang dapat menjaga seseorang dari segala sesuatu yang dapat membuatnya merasa malu dan kehilangan harga diri.
Junaidi Al-bagdadi Rh pernah berkunjung kepada Abu Nafis Annisaburi Rh. Ketika dia melihat murid-murid Nisaburi duduk dihadapannya dengan adab dan penuh rasa hormat, dia berkata, “Kau sudah mendidik murid-muridmu dengan adabnya raja-raja.” Nisaburi pun menjawab, “Tidak, adab yang baik yang terlihat secara dzahir adalah tanda baiknya adab mereka secara batin.”
Seriyyi Assakati Rh telah menjelaskan, Pada suatu malam ketika aku telah melaksanakan shalat, aku memanjangkan kakiku kearah mihrab. Kemudian aku mendengar suara, “Apakah kau melakukan hal ini ketika berada dihadapan para sultan?”. Demi keagungan dan kebesaran Allah Swt, aku tidak pernah melakukannya. Jawabku, setelah kejadian itu, Assakati Rh baik malam atau pun siang, tidak pernah memanjangkan lagi kakinya kearah kiblat.
Ibnu Mubarak Rh. pernah berkata, “Kita lebih membutuhkan sedikit adab, dari pada ilmu yang banyak.”
Yahya bin muadz Rh. Berkata, “Seseorang yang bertatakrama sesuai dengan adabnya Allah Swt, maka dia akan mendapatkan kecintan Allah Swt.”
Sayyidina Umar Ra, “Jadilah seseorang yang memiliki adab yang baik, setelah itu barulah pelajarilah ilmu!”
Abdullah Ibnu Mubarak Rh berkata,
“Apabila dikatakan kepadaku adanya seseorang yang memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu yang telah berlalu dan pengetahuan tentang sesuatu yang akan datang, aku tidak akan bersedih ketika tidak dapat berjumpa dengannya. Tetapi, ketika aku mendengar tentang seseorang yang memiliki adab yang baik, aku berharap dapat berjumpa dengannya. Aku akan bersedih kalau aku tidak dapat berjumpa dengannya.”
“Keunggulan seseorang bukan ditentukan dengan asal keturunan dan keningratannya, tetapi keunggulan seseorang ditentukan oleh akal dan adabnya. Karena biasanya seseorang yang tidak memiliki adab yang baik, keturunannya pun tidak baik. Orang yang akalnya tersesat asalnya pun akan hilang.”
“Sebagaimana api akan membesar dengan kayu bakar, hati seseorang pun akan menjadi kuat dengan dibersihkan oleh adabnya. Ahlak yang baik akan menutupi aib keturunannya.”
“Ilmu hanya akan dipahmi dengan adab, ilmu akan sahih dengan amal, keridhaan Allah Swt akan di peroleh dengan amal.”