SYEKH SYAMIL RAHIMAHULLAH

Rasulullah Saw bersabda, “Orang yang tertimpa musibah besar, kemudian dia bersabar atas musibah tersebut, maka baginya terdapat pahala yang besar.” (H.R. Tirmidzi)

Imam Syamil adalah seorang pejuang islam terkenal, beliau lahir pada tahun 1212 H bertepatan dengan 1797 M di daerah Dagestan (Rusia). Selama 25 tahun, beliau berperang untuk melawan tentara Rusia dengan beberapa pasukan gerilyanya, akhirnya beliau dapat mengalahkan musuh yang dipimpin oleh komandan tersohor pada waktu itu. Dengan kekuatan dan kegagahan prajuritnya, dunia dibuat kagum oleh mereka. Akhirnya pada tahun 1276 (1860 M) beliau terpaksa menyerahkan diri dan dibawa ke Petersburg, Rusia. Namun, akhirnya komandan mereka melepaskannya dan mengembalikan seluruh senjatanya. Kemudian beliau berkunjung ke Istanbul untuk berjumpa dengan Khalifah Sultan Abdul Aziz; beliau sangat berkeinginan untuk berangkat ke Haramain (Mekah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawwarah), dan khalifah pun mengizinkan beliau untuk berangkat kesana. Pada tahun 1287/1870 Masehi beliau berangkat ke Madinah Al-Munawwarah.

Syekh Ahmad Al-Madani Ar-Rufa’i menjelaskan,

Ketika Imam Syamil melihat Kubah dan Rumah Rasulullah Saw, beliau langsung menangis dan nafasnya pun menjadi sesak. Kemudian dengan penuh ketawadhuan, kekhusyuan dan dengan hati yang pasrah dan sambil menunjukan rasa hormat yang besar, beliau berkata,

“Ya Tuhanku, apabila niatku Ikhlas, dan Engkau beserta Rasul-Mu rida dengan menerima apa yang telah aku perbuat selama aku berjihad, maka jadikankanlah aku tetangga para nabi di surga-Mu nanti, dan jangan pernah pisahkan aku dari mereka. Cabutlah nyawa hamba di tanah Haram yang mulia ini. Perlihatkanlah kepada hamba wajah mulianya, bangkitkanlah dan masukanlah hamba-Mu ini kedalam golongan umatnya yang saleh, dan janganlah engkau halangi hamba dari syafaatnya.”

Kemudian pada sepertiga malam, beliau mendatangi rumah Rasulullah Saw, sambil menghadapkan wajahnya ke arah makam Rasulullah Saw, beliau berdoa dan berharap agar bisa melihat wajah Rasulullah Saw yang mulia. Kemudian Rasulullah Saw memperlihatkan dirinya secara batin kepadanya, dan Imam Syamil mulai mencium tangan Rasulullah Saw, dengan bahasa Arab yang fasih beliau berbicara dengan Rasulullah Saw. Setelah pertemuan ini perasaan beliau menjadi senang. Saat kejadian itu berlangsung, Raudhah Al-Muthahharah menjadi sangat bercahaya. Kemudian Syekh Syamil pun pulang ke keluarganya. Tubuhnya bergetar karena rasa gembira bercampur rasa takut yang besar, hatinya berdegup kencang dan air matanya mengalir deras. Setelah kejadian itu, beliau merasa kecintaan terhadap Rasulullah Saw menjadi lebih besar lagi. Beliau selalu mengingat dan merindukan Rasulullah Saw. Karena rasa cinta yang sangat besar tersebut, membuat penyakitnya semakin bertambah dan badannya pun mulai melemah, akhirnya beliau pulang ke rahmatullah pada malam Idul Adha di tahun tersebut, dan beliau dimakamkan di Jannatul Baqi pada tahun 1871 Masehi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.