PENAKLUKKAN KOSTANTINOPEL

Sesungguhnya Kostantinopel akan ditaklukkan. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin, dan pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan. (HR. Musnad Ahmad bin Hambal)

Ketika Sultan Al-Ghazi Muhammad Han malam dan siang terus menghancurkan benteng dan tidak bisa menaklukkan benteng Istanbul, maka dia mengirim Ahmad Pasha putra Waliyuddin kepada Syeikh Ak Syamsuddin untuk menanyakan “terjadi dan tidak terjadinya penaklukkan.”

Syeikh Ak Syamsuddin menjawab,“ Dengan pertolongan Allah Swt penaklukkan akan terjadi.”

Sultan tidak yakin dengan kabar baik ini, mengirim kembali Ahmad Pasha untuk menanyakan, apakah masih ada waktu untuk penaklukkan? dan mohon tunjukkan harinya. Setelah Syeikh bermuraqabah lalu berkata kepada Ahmad Pasha, “InsyaAllah besok pagi dengan bantuan rijalullah, hendaklah menyerang benteng dari tempat si falan, dengan izin Allah penaklukkan akan terjadi dan di dalam kota dipenuhi dengan suara takbir. Ketika itu, kau pergilah dengan raja.”

Benar, apa yang mereka katakan telah terjadi, hati raja penuh dengan mahabbah (cinta) kepada Syeikh.

Ketika Raja menunggangi kuda bersama dengan Ahmad Pasha, putra Waliyuddin berkata, “beliau adalah ulama besar yang menemukan rahasia yang hidup di zaman kita ini, yang lebih dicintai dari penaklukkan ini”. Dan setelah penaklukkan dia ingin menjadi murid Syeikh Aksyamsuddin. Ketika Syeikhnya tidak menerima, dia bersedih dan berkata,

“Aneh, kenapa anda tidak mau mendidik saya, sedangkan kau menerima sembarang orang yang tidak diketahui kemampuannya. Atas pernyataan ini Aksyamsuddin Rh memberikan nasihat,

“Apabila merasakan kenikmatan kesufian, maka hal ini akan menjauhkan diri dari kekuasaan dan kerajaan sehingga hancurlah pekerjaan pemerintahan. Dengan demikian kalian maupun kami bisa masuk ke tidak ketanggungjawaban. Segala puji bagi Allah, kesufian engkau telah sempurna. Para sultan harus memelihara kedamaian dan keadilan.”

Dia mengundang Syeikh pada seperempat malam dan mereka berceramah sampai pagi. Mereka mengerjakan shalat subuh bersama-sama dengan Syeikh. Sang Raja kembali ke kerajaan dari majelis Syeikh dalam keadaan hati yang senang.

About Abdul Jalil

Diamku الله Gerakku مُحَمَّد. Wong Lamongan, S1 di Psikologi UGM. I'm free man & traveler all id: abilngaji
This entry was posted in Cerita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published.