PARA PEREMPUAN TIDAK MAMPU MELAHIRKAN ANAK LAKI-LAKI SEPERTI KHALID

“Dua orang akan masuk surga karena melaksanakan shalat, puasa, haji, jihad, dan pekerjaan yang baik. Namun, derajat (kedudukan) orang yang satu lebih tinggi sepanjang jarak antara timur dengan barat daripada orang yang lainnya karena memiliki akhlak yang baik.” (HR, Kanzul Ummal)

 Pada masa khalifah Abu Bakar Ra, kisra (Raja) Iran juga telah mengeluarkan tentara yang besar untuk menghadapi tentara Islam yang dipimpin Khalid bin Walid Ra.

Sementara itu, orang-orang Kristen Bani Wail berkumpul di desa bernama Leys di atas sungai Eufrad menunjuk Aswad Ajali sebagai pemimpin mereka. Pemimpin tentara Iran, Jaban, tiba ke dareah Lays dengan membawa pasukannya dan membentuk tentara bersama Kristen Arab yang berkumpul di sana.

Orang-orang Iran, sebelum meletakkan meja makan untuk makan-makan, melihat tentara Islam dengan Khalid bin Walid Ra. Mereka (orang Iran) berkata,” Kira-kira apakah kita segera berperang, ataukah memberikan makan ke pasukan dahulu, lalu berperang?”. Seketika Jaban menjawab,” Jika mereka memberikan kesempatan, maka kalian boleh makan,” Khalid bin Walid telah mencapai ke sana, membentuk pasukan dan segera menuju ke medan perang.

Malik bin Qays, kepala dari Kristen Arab datang menghadapinya. Khalid bin Walid segera membunuhnya. Oleh karena itu, sebagian orang-orang Arab mengamuk dalam peperangan. Orang-orang Iran juga memasuki peperangan dari salah satu sisi. Setelah meraih bantuan yang diharapkannya, mereka melawan dengan sangat gigih dan keras. Namun, pada akhirnya mereka hancur dan pecah. Darah mengalir seperti air bah. Orang-orang musyrik Iran dan Kristen Arab yang terbunuh mencapai tujuh puluh ribu orang.

Pada hari itu, medan perang telah berwarna merah darah, dia kembali ke taman bunga tulip yang sangat besar. Di ujung taman bunga tulip itu, dilengkapi dengan pastry putih orang-orang Iran, tempat-tempat meja makan juga dilengkapi dengan bunga-bunga putih mirip percikan-percikan hujan. Khalid memberikan jamuan yang sempurna kepada pasukannya dengan mereka.

Orang-orang Arab memasak tepung tanpa memisahkannya dari dedak (kulit padi) karena tidak menggunakan saringan dan makanan yang sering mereka makan adalah roti jelai. Mereka tidak mengetahui pastry dan roti putih yang terbuat dari tepung gandum. Ketika melihat pastry, mereka mengira bahwa itu kertas tulis yang terbuat dari kulit rusa. Mereka berkata, ”Apakah ini kulit-kulit putih?”. Namun, mereka merasakannya, menyukainya, kemudian mulai terbiasa dengan pastry putih.

Kemudian Khalid memberitahukan kabar kemenangan, jumlah tawanan, dan harta rampasan perang kepada Khalifah.

Pada waktu itulah Abu Bakar Ra berkata, ”Para perempuan tidak mampu melahirkan anak laki-laki seperti Khalid.”

About Abdul Jalil

Diamku الله Gerakku مُحَمَّد. Wong Lamongan, S1 di Psikologi UGM. I'm free man & traveler. Kontak: 085733188530
This entry was posted in Ngaji. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published.