GANJARAN MENYAYANGI ORANG TUA

“Apabila ada seseorang yang ayahnya telah meninggal dunia, amal yang paling baik dikerjakan untuk ayahnya tersebut adalah bersilaturahmi ke rumah teman-teman dan kerabat ayahnya (dan memberikan suguhan kepada mereka)” (HR. Sunan Abu Daud)

Rasulullah Saw bersabda, “Seseorang  yang berbuat baik kepada ibu bapaknya, apabila dia melihat (merawat) kedua orang tuanya dengan  penuh kasih sayang, maka Allah Swt akan membalasnya dengan pahala seperti pahalanya Haji yang mabrur.”

Kemudian para Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana jika melihat mereka seratus kali dalam sehari?”

Rasulullah Saw menjawab, “Allah yang maha besar” (Maksudnya, setiap amal yang kalian lakukan (di sisi Allah Swt)  terdapat ganjaran yang akan diberikan tanpa dikurangi sedikit pun).

“Melihatnya Kamu kepada ibu-bapakmu, dan melihatnya mereka kepadamu,  senyumanmu kepada mereka, dan senyuman mereka kepadamu itu lebih baik daripada Kamu berperang di jalan Allah sampai patah pedang-pedangmu.”

Abu Hurairah Ra  tidak pernah pergi Haji sampai orang tuanya meninggal dunia.

Setiap pagi hari ketika Abu Hurairah Ra hendak mengenakan pakaian, dia biasa berdiri di depan pintu  kamar ibunya dan berkata, “Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, wahai ibuku.”  Kemudian ibunya pun menjawab salamnya. Dan Abu Hurairah berkata,

“Semoga Allah Swt memberikan kebaikan kepadamu dikarenakan engkau telah mendidik dan merawatku sejak kecil hingga dewasa.” Ibunya menjawab,

“Wahai anakku, semoga Allah Swt juga memberikan kebaikan kepadamu dikarenakan perbuatan baikmu kepadaku di hari tuaku ini.”

Ketika pulang ke rumah malam hari,  mereka  saling mendoakan satu sama lain.

Seorang laki-laki yang berasal dari Yaman telah melaksanakan thawaf ke Baitullah dengan menggendong ibunya. Ketika selesai thawaf dia menurunkan ibunya dari pundaknya.  Melihat hal itu, Abdullah bin Umar memanggil laki-laki tersebut ke hadapannya dan bertanya, “Siapakah wanita ini?” Laki-laki tersebut  menjawab,  “Dia adalah ibuku.”

Abdullah bin Umar kemudian mengatakan, “Aku sangat ingin membawa ibuku tawaf sebagaimana kamu membawa ibumu. Akan tetapi, Aku tidak memiliki apapun di dunia ini selain kedua sepatu yang aku pakai ini.” (Makarimul-Akhlak, Ibnu-Abiddunnya)

Posted in Cerita | Leave a comment

ZIARAHNYA RASULULLAH SAW KEPADA SA’AD BIN ABI WAQQAS

“Para pedagang yang jujur dan dapat dipercaya akan berkumpul bersama dengan para Nabi, Shiddiq dan Syuhada.” (HR. Tirmidzi)

Pada Haji Wada’, Sa’ad bin Abi Waqqas Ra sedang bersama dengan Rasulullah Saw. Ketika itu dia terserang  penyakit yang berat dan mengira bahwa dirinya akan meninggal dunia. Lalu Rasulullah saw datang menemuinya. Ketika melihat Rasulullah Saw, dia menangis seraya berkata,

“Ya Rasulullah, teman-temanku akan pergi dari sini. Apakah ketika aku berhijrah dan meninggal disana, aku akan tertinggal di belakang mereka?”

Rasulullah Saw menjawab, “Tidak, Kau tidak akan tertinggal di belakang. Kau akan mengerjakan amal-amal yang akan meninggikan dan menambah derajatmu karena kau mengharapkan ridha Allah Swt.  Dan Aku berharap Kau tidak meninggal dan akan hidup lebih lama lagi. Karna Kau sangatlah bermanfaat untuk orang-orang muslim dan sangat berbahaya untuk orang-orang selain mereka” Kemudian Rasulullah Saw bermunajat kepada Allah seraya berkata, “Ya Allah, sembuhkanlah Sa`ad dan sempurnakanlah hijrahnya! Ya Allah, sempurnakanlah hijrah para Sahabatku! Dan janganlah Engkau membalikkan jejak-jejak mereka!”

Sa’ad bin Abi Waqqas Ra bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, Sebagaimana yang Engkau lihat, penyakitku sangat parah. Dan aku juga memiliki beberapa harta. Aku tidak memiliki Ahli Waris selain seorang anak perempuan. Apakah aku sedekahkan saja semua hartaku dan membagikannya kepada orang-orang yang tidak mampu?”

Rasulullah Saw menjawab, “Tidak” Lalu Sa`ad bertanya kembali, “Bagaimana kalau dua pertiganya?” Rasulullah Saw,  “Tidak”. Sa’ad bertanya kembali,  “Bagaimana kalau satu pertiganya?” Rasulullah Saw bersabda, “Satu pertiganya pun bukan sesuatu yang sedikit. Ketika  Kau membiarkan para ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada Kau membiarkan mereka dalam keadaan lapar dan menjadi pengemis di tengah masyarakat. Sesungguhnya Kau akan memperoleh pahala dengan sedekah yang kau berikan dengan mengharap keridhaan Allah swt. Sesuatu yang kau pergunakan dari hartamu itu adalah sedekah untukmu. Menafkahi keluarga tercintamu juga merupakan sedekah. Memperhatikan tetanggamu itu  sedekah. Bahkan makanan yang Kau berikan kepada istrimu juga merupakan sedekah untukmu.

Rasulullah Saw berkata kepada Tabib Haris bin Kalada Ra, “Obatilah Sa’ad dengan kurma-kurma ini! Demi Allah, Aku berharap Sa’ad bisa sembuh dengan kurma ini. Haris Ra mencampurkan kurma tersebut dengan susu lalu memasaknya. Setelah memperbanyaknya dengan mentega, kemudian diminumkanlah ramuan itu  kepada Sa’ad.  Setelah beberapa saat,  Sa’ad pun sembuh dari penyakitnya.

Sa’ad bin Abi Waqqas hidup sampai tahun 55 Hijriah. Setiap tahun beliau selalu memberikan zakat hartanya. Ketika wafat, dia meninggalkan harta waris sebanyak 250.000 dirham

Posted in Cerita | Leave a comment