BERSYUKURLAH PADA AYAH DAN IBUMU

Rasulullah Saw bersabda, “Sadaqah yang paling bermanfaat adalah mendamaikan orang-orang yang berselilisih.” (H.R. Quzaai, Syihabul Ahbar)

Allah Swt memerintah dalam Al-Quran untuk menghormati kedua orang tua. Seaindainya Allah Swt tidak memerintahkan untuk menghormati kedua orang tua, orang yang berakal seharusnya dia tahu akan kewajiban kemanusiaan tiap orang/anak untuk menghormati mereka. Padahal Allah Swt telah memerintahkan untuk menghormati orang tua dalam kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran. Dan Allah Swt pun telah memerintahkan kepada para Nabi untuk memperhatikan hak-hak kepada kedua orang tua, dan Allah Swt memberitahukan bahwa ridha-Nya Allah ada pada ridhanya orang tua, dan murka-Nya Allah ada pada murkanya orang tua.

Dalam ayat-ayat Al-Quran ada 3 perkara yang disebutkan secara bersamaan, yang mana apabila salah satunya tidak ada, maka yang lainnya pun Allah Swt tidak akan menerimanya.

Allah Swt berfirman dalam surah An-Nisa ayat 77, “Dirikanlah shalat oleh kalian (dengan memperhatikan adab dan rukun-rukunnya) dan berikanlah zakat kalian.” Apabila seseorang mendirikan shalat, akan tetapi dia tidak memberikan zakatnya, maka shalatnya tidak akan mendapatkan pahala.

Allah Swt berfirman dalam surah An-Nisa ayat 59, “Taatlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya”. Seseorang yang ta’at kepada Allah, akan tetapi tidak ta’at kepada Rasul-Nya, maka ta’atnya kepada Allah itu tidak diterima.

Allah Swt berfirman dalam surah Lukman ayat 14, “Bersyukurlah kalian kepada saya dan kepada kedua orang kalian”. Orang yang bersyukur kepada Allah, akan tetapi dia tidak bersyukur kepada kedua orang tuanya, maka Allah tidak akan menerima syukurnya kepada Allah.

Orang yang ridha kepada kedua orang tuanya, maka dia telah ridha kepada Allah Swt. Dan orang yang membenci kedua orang tuanya, maka dia telah membenci Allah Swt. Apabila seseorang memiliki kedua orang tuanya atau salah satunya yang sudah tua, kemudian orang tersebut melakukan kebaikan kepada keduanya, akan tetapi dia tidak ridha kepada keduanya, maka dia masuk kedalam Neraka jahannam. Dan Allah Swt menjauhkannya dari rahmat-Nya.

Salah seorang dari Tabi’in berkata, “Seseorang yang berdo’a untuk kedua orang tuanya sebanyak lima kali dalam sehari, maka dia sudah memberikan hak-hak kedua orang tuanya. Karena Allah Swt berfirman dalam surah Luqman ayat 14, “Taatlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tua kalian. Tempat kembali hanya kepada-Ku.” Bersyukur kepada Allah Swt adalah dengan melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari. Sama seperti hal ini juga bersyukur kepada kedua orang tua bisa dengan mendo’akan mereka lima kali dalam sehari”. (Tanbihul Ghafiliin)

Posted in Cerita | Leave a comment

SOMUNCU BABA (BAPAK PENJUAL ROTI)

“Diwajibkan bagi setiap muslim untuk mencari rezeki yang halal.” (H.R Thabrani)

Syeikh hamid bin musa al kaysari (somuncu baba) adalah syeikh di masa Sultan Yildirim Bayazid Han, makamnya terletak di Aksaray, ia adalah seorang  yang mengusai ilmu Dzahir dan ilmu Batin.

Di Bursa, dia bekerja sebagai penjual roti, akan tetapi kadang juga memberikan dagangannya itu kepada orang mukmin, untuk mendapatkan berkah dia juga mengasih rotinya kepada masyarakat Bursa.

Somuncu Baba adalah seorang Ahli tarekat yang diajarkan oleh Syaikh Haji Ali Erdebili, tetapi sebenarnya telah mendapatkan hasil yang sempurna secara ruhani dari Sultan Arif Bayazid Bestami bertahun-tahun dia melaksanakan tugasnya di Damaskus atas perintah Sultan Bayazid Bestami dan sempat juga bertemu dan berbincang dengan Nabi Khidir As.

Pada zaman khilafah Ustmaniyah, Sultan Bayazid Bestami mendirikan masjid Ulujami’ di kota Bursa, Somuncu Baba ingin sekali menghadiri peresmian masjid, itu juga dia beberapa kali ceramah disana. Karena masyarakat sering membahas tentangnya, dia pun pergi dari Bursa pergi ke Aksaray, disana dia menyibukkan diri dengan beribadah untuk mendapatkan rahmat Allah Swt.

Tuannya Aksyamsuddin Wali Syaikh Haji Bayram, Muhammad Syamsuddin Muhammad Al Fanari, syaikh Sujauddin Karamani mereka adalah di antara murid-muridnya Somunju Baba.

Salah satu Darwishnya Somuncu Baba sedang sibuk di ladang, sebagian sibuk dengan ladang milik syaikh, dan sebagiannya lagi ladang miliknya, ladang dari syaikh tidak membuahkan hasil, sedangkan ladang dari darwish secara luar biasa membuahkan hasil yang begitu banyak, suatu hari syaikh itu bertemu dengan darwis ”Yang manakah ladang milik saya“ syaikh bertanya.

Darwish tersebut merasa malu, sambil menunjukan ladangnya “Ini ladang Anda” kata Darwish, lantas syaikh pun merasa sedih ketika melihat ladangnya yang tidak membuahkan hasil kemudian darwish tersebut “Kenapa Anda begitu sedih?” kata darwish.

Kita sama sekali tidak memiliki kekayaan, kira-kira dosa apakah yang pernah kita perbuat, kita tidak dibekali kekayaan yang banyak di dunia akan tetapi kita bekerja untuk akhirat mungkinkah ini seperti satu bibit dosa yang akan membesar, kata syeikh mengatakan kenyataannya kepada darwish.

Posted in Cerita | Leave a comment