PERBEKALAN TERBAIK DI DUNIA DAN AKHIRAT: TAKWA

Rasulullah Saw ditanya tentang amal-amal yang dapat memasukan manusia kedalam surga, Rasulullah Saw pun bersabda, ‘’Bertakwa kepada Allah Swt, dan berakhlak mulia!’’ (HR. Sunan Tirmidzi)

Allah Swt telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 197 yang artinya: ‘’pesiapkanlah bekal kalian dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa.’’

Dalam ayat tersebut kata ‘’ZAD’’ memiliki arti makanan, minuman, pakaian, hewan tunggangan (kendaran) dll. Atau dalam arti lain harta yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan, juga diistilahkan sebagai keperluan. Pada zaman dahulu, orang-orang Yaman pergi berhaji tanpa membawa bekal apapun, mereka mengatakan kami bertawakal. Mereka pun menjadi beban untuk para jemaah haji yang lain. Hal ini  menjadi sebab turunnya ayat ini. Dalam ayat ini, Allah Swt memerintahkan untuk mempersiapkan perbekalan agar  tidak menjadi beban untuk orang lain dan juga terjaga dari perilaku meminta-minta.

Ayat ini menunjukan bahwa takwa (kembali dari kekufuran kepada keimanan, dari kemaksiatan kepada keta’atan, dari goflah (lupa kepada Allah Swt) kepada dzikir (ingat kepada Allah) adalah sesuatu yang dicari, dan takwa juga dipilh menjadi sesuatu yang istimewa untuk didapatkan. Untuk menjaga dari setiap kejelekan dan untuk sampai kepada derajat ketakwaan, perlu mempersiapkan perbekalan dengan sebaik-baiknya. Orang yang tidak mempersiapkan dirinya dan tidak berusaha untuk mempersiapkannya, karena kebutuhan mereka bisa terperosok pada kesusahan dan kecelakaan.

Selain itu juga orang-orang yang memiliki perbekalan yang banyak, tapi tanpa ada ketakwaan di dalamnya, mereka tidak akan mendapat kebahagiaan, mereka tidak dapat terjaga dari kecelakaan. Mereka juga dapat terlempar kepada keinginan nafsu-nafsunya yang dapat menyebabkan kesengsaraan. Oleh karena itu, orang yang mempersiapkan perbekalan, akan berusaha untuk mempersiapkan perbekalan takwa dan sesuatu yang akan menjadi jalan mendapatkan ketakwaan dengan baik. Dari sini juga dapat diartikan bahwa sebaik-baiknya bekal adalah ketakwaan.

Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa ada dua perjalanan yang pasti akan dilalui manusia: yang pertama perjalanan di dunia, yang kedua perjalanan dari dunia.

Sebagaimana perjalanan di dunia memerlukan perbekalan seperti makanan, minuman, kendaran begitu pula perjalanan dari dunia menuju akhirat pun memerlukan akan adanya perbekalan. Perbekalan ini berupa kemakrifatan kita kepada Allah Swt, dan kecintaan kita kepada-Nya, sehingga kita bisa masuk kepada perlindungan Allah Swt dan dengan memalingkan diri kita dari segala sesuatu selain Allah Swt serta tidak menginginkan sesuatu apa pun selain Allah Swt. Dan perbekalan takwa yang dapat membawa kepada perlindungan Allah Swt lebih baik dari perbekalan lain yang dibutuhkan di dunia.

Posted in Ngaji | Leave a comment

WAFATNYA SALMAN AL-FARISI RA

Menjelang wafatnya Salman Al-Farisi Ra, dia berkata kepada istrinya, “Bawakanlah kepadaku sesuatu yang aku simpan!”  Maka istrinya membawakannya sekantung misk. Kemudian dia menginginkan segelas air. Kemudian dia memasukkan misk kedalam air dan mengaduknya seraya berkata kepada istrinya, “Percikkanlah air ini ke sekitarku! Karena  sebagian dari hamba-hamba Allah (malaikat-malaikat) akan datang ke sampingku . Mereka sama sekali tidak makan. Akan tetapi mereka sangat menyukai wewangian.” Dan kemudian dia memerintahkan istrinya untuk keluar. Istrinya melaksanakan sebagaimana yang diperintahkan kepadanya, dan langsung keluar dari ruangan itu. Beberapa saat kemudian dari dalam terdengar suara,

“Assalamu alaika, wahai wali Allah dan sahabatnya Rasulullah Saw.” Seketika itu istrinya pun langsung masuk ke dalam ruangan dan melihat Salman Ra telah wafat.

Said bin Musayyab Ra dari Abdullah bin Salam Ra menceritakan, “Salman Al-Farisi telah berkata kepadaku, “Wahai saudaraku, siapapun yang wafat lebih dulu diantara kita, perlihatkanlah dirinya sendiri kepada orang yang masih hidup!”

Kemudian aku berkata, “Apakah ini mungkin?”

“Iya, mungkin.” Karena ketika  ruh seorang mukmin terpisah dari badannya, ruh tersebut bisa pergi kemana pun tempat yang dia inginkan. Akan tetapi ruhnya orang kafir di kurung di neraka Sijjin.”

Salman Ra telah wafat lebih dulu mendahuluiku.

Suatu hari ketika aku sedang kaylula (ketika tidur siang), Aku melihat Salman Ra datang. Dia memberikan salam. Kemudian aku membalas salamnya. Kemudian aku bertanya, “Bagaimana kamu menemukan tempatmu disana?”

Ia mengatakan kepadaku, “Suatu tempat yang sangat bagus. Bertawakkallah! Karena tawakkal adalah sesuatu yang bagus.” Dan dia mengulangi perkataanya tersebut sebanyak tiga kali.

Posted in Cerita | Leave a comment