“(Yakni) Orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapapun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (QS. Al-Ahzab ayat 39)
Siti Aisyah Ra bercerita,
“Pada detik-detik terakhir menjelang wafatnya Rasulullah Saw, beliau mencelupkan tangannya ke dalam bejana yang telah terisi air seraya berdoa, ‘Allahumma a’innii ‘ala sakaraatul mauti’ (Ya Allah, bantulah aku dalam menghadapi sakaratul maut!)”
Sayyidina Hasan Ra. berkata, “Ketika Rasulullah Saw merasakan beratnya sakaratul maut yang terjadi pada dirinya, Siti Fatimah berkata,
‘Betapa dahsyatnya beban yang ditanggung ayahku.’ Kemudian Rasulullah Saw pun bersabda, “Demi Allah, tidak ada suatu kesulitan pun yang lebih berat yang orang-orang alami selain kesulitan yang terjadi pada ayahmu saat ini.”
Siti Aisyah berkata,
“Sebelum Rasulullah Saw menderita penyakit yang menyebabkan beliau wafat, beliau pernah bersabda, ‘Sebelum melihat tempat tinggalnya di surga, tidak ada satu pun ruh para Nabi yang akan keluar dari jasadnya. Kemudian mereka akan ditinggalkan dalam keadaan bebas (dunia dan akhirat).’ Ketika kepergian Rasulullah Saw dirasa semakin mendekat, Rasulullah mulai tak sadarkan diri. Sesaat tersadar kembali, sambil menghadap langit-langit rumah seraya berdoa,
“Allahumma arrafiqal a’la!” (Ya Allah, sampaikanlah aku ke derajat yang mulia di sisi-Mu). Pada saat itu, aku mengerti semua perkataan beliau pada saat beliau masih dikaruniai kesehatan dan aku menyadari bahwa beliau tak memilih (untuk tinggal bersama) kami (di dunia).” (HR. Bukhari)
Anas bin Malik Ra berkata, “Keseluruhan wasiat yang ditinggalkan Rasulullah Saw pada saat beliau wafat sebagai berikut, “Dirikanlah Shalat dan berhati-hatilah (jagalah) hak-hak orang-orang yang ada dibawah perintah kalian!”