Categories
- Cerita (137)
- Diaspora Muda Lamongan (4)
- Konten (5)
- Kritik & Saran (21)
- KULTUM (6)
- Ngaji (166)
- Opini (10)
- Psikologi (8)
- Puisi (118)
- SEVGILI KARIM (4)
- Syai'r (11)
-
Recent Posts
Archives
- November 2024
- October 2024
- September 2024
- April 2024
- February 2024
- December 2023
- November 2023
- March 2022
- February 2022
- January 2022
- October 2021
- June 2021
- February 2021
- January 2021
- December 2020
- November 2020
- October 2020
- June 2020
- May 2020
- December 2019
- November 2019
- October 2019
- September 2019
- August 2019
- July 2019
- June 2019
- May 2019
- April 2019
- March 2019
- February 2019
- January 2019
- December 2018
- November 2018
- September 2018
- August 2018
- July 2018
- June 2018
- May 2018
- April 2018
- March 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- November 2017
- October 2017
- September 2017
- August 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- February 2017
- January 2017
- December 2016
- November 2016
- October 2016
- September 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- February 2016
- January 2016
- December 2015
- April 2015
- March 2015
- February 2015
Recent Comments
Meta
MEMBANGUN MASJID NABAWI
“Rasulullah Saw bersabda, “Allah Swt mengampuni sebanyak tempat jangkauan suaranya yang terdengar oleh manusia, dan (pada hari Kiamat) segala sesuatu yang mendengar suara tersebut baik kering maupun basah akan menjadi saksi untuknya.”
(HR. Imam Ahmad)
Setelah Rasulullah Saw hijrah ke Madninah Munawwarah, hal pertama yang beliau lakukan adalah membangun Masjid. Ketika Masjid Nabawi sedang dibangun, Malaikat Jibril As. turun dan menyarankan agar meninggikan tembok sebanyak 7 hasta, tidak membuat hiasan di sekitar temboknya, dan bahan campurannya terdiri dari lumpur yang sederhana.
Rasulullah Saw mengambil sebuah batu, kemudian menaruhnya seraya membaca basmalah. Kemudian Rasulullah Saw meminta Sayidina Abu Bakar Ra, Umar Ra, Usman Ra, dan Ali Ra menaruh batu-batu secara berjajar satu persatu dengan teratur. Mereka yang bertanya tantang hikmah ini:
“beliau menjawab, “ini adalah isyarat kekhalifahan.”
“Rasulullah Saw bersabda: ketika arah kiblat berubah setelah melaksanakan shalat dzuhur di dua kiblat (Masjid Al-Aqsha dan Masjidil Haram), menghormati Masjid Nabawi. Malaikat Jibril As. segera turun dan berkata:
“Wahai Rasulullah Saw! Saya telah mengangkat batu-batu dan pohon yang berada diantara Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Anda menempatkan mihrabnya Masjid Nabawi ke arah Baitullah (Masjidil Haram).
“Rasulullah Saw menentukan tempat mihrab ke arah Baitullah. Dan memberi kabar diterimanya Mizab Rahma (emas oluk) nya mihrab yang dihormati. Ini terjadi dua bulan sebelum perang Badar.
Posted in Cerita
Leave a comment