Allah Swt Berfirman, “…Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas.”
(QS. An-Nur, Ayat 54)
Penguasa Mesir Mukaukis, pada suatu malam memanggil utusan yang Rasulullah Saw kirim untuk mengajaknya memeluk agama Islam Sayidina Hatib bin Balta’ah ke hadapannya. Di sampingnya tidak ada seorang pun kecuali penerjemah bahasa Arabnya. Dia berkata kepada Hatib Ra, “Maukah kamu menjawab pertanyaan-pertanyaanku tentangnya (Nabi Muhammad Saw) dengan jujur?” Khatib Ra menjawab, “Tanyalah yang kamu mau! Hanya kebenaran yang akan aku katakan kepadamu!” Mukaukis bertanya, “Untuk apa Muhammad Saw mengajak orang-orang?” Hatib Ra menjawab,
“Beliau hanya mengajak beribadah kepada Allah Swt. Memerintahkan siang malam mendirikan salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, berziarah dan beribadah haji ke Baitullah (Ka’bah) dan menepati janji. Melarang memakan darah dan daging bangkai.” Mukaukis, “Jelaskan dan terangkan padaku bentuk dan rupanya!” Kemudian Khatib Ra menjelaskannya secara singkat. Mukaukis berkata, “Masih ada beberapa hal yang belum kamu jelaskan. Di matanya ada sedikit kemerah-merahan, di punggungnya; diantara dua pundaknya terdapat cap (stempel) kenabian. Menunggangi keledai, memakai jubbah, qanaat (merasa cukup) dengan kurma dan sepotong roti, dilindungi oleh paman-paman dan anak-anak pamannya!” Khatib Ra, ”Itu juga merupakan sifat-sifat beliau!” kemudian Mukaukis berkata,
“Aku mengetahui dari kitab-kitab bahwa akan datang seorang Nabi. Tetapi, aku mengira dia akan datang dari Syam. Karena Nabi-nabi sebelumnya selalu datang dari sana. Kenyataannya, aku juga pernah melihat di dalam kitab-kitab bahwa Nabi yang terakhir akan datang tepat pada zaman ini dari Arab, negara yang sempit dan miskin. Di dalam kitab Allah juga tertulis sifat-sifatnya dan zaman pengutusannya, juga tepat pada zaman ini! Kami juga membaca sifat-sifatnya di dalam Injil, diantaranya; tidak menyatukan dua saudara perempuan dalam satu pernikahan, menerima hadiah, tidak menerima sedekah. Bergaul bersama orang-orang fakir. orang-orang kibti tidak akan mendengarkanku untuk mengikutinya! Aku juga tidak bisa meninggalkan kekuasaanku. Aku tidak akan mengatakan satu patah kata pun tentang hal ini kepada orang- orang Kibti. Aku juga tidak ingin kamu membahasnya.”
Khatib Ra kembali ke Madinah dan menceritakan tentang perkataan Mukaukis kepada Rasulullah Saw. Kemudian Rasulullah Saw bersabda,
“Sungguh orang tidak tahu diri, dia tidak tega apabila dia meninggalkan kekuasaannya. Padahal kekuasaannya tidak akan kekal di tangannya!”