Barang siapa yang berkata, “Allah tuhanku, Islam sebagai agamaku, Muhammad Saw sebagai Nabiku”, maka wajib untuknya surga.” (HR. Sunan Abu Daud)
Fatimah binti Khattab merupakan saudara perempuan Umar bin Khattab R.anha, dia lebih dulu masuk islam dibanding Umar Ra. Istri dari Said bin Zaid yang termasuk dari Asyara Mubasysyarah (10 sahabat yang diberi kabar gembira dengan surga).
Setelah Umar bin Khattab Ra mendengar saudara perempuannya, Fatimah bersama dengan suami masuk Islam tiga hari setelah Hamzah Ra, Umar langsung meluncur ke rumah saudaranya tersebut. Ketika itu Said dan Fatimah bersama dengan salah satu sahabat Nabi Habbab bin Arat sedang membaca dan mempelajari surat Taaha.
Saat mendengar apa yang mereka baca dengan keras dari luar rumah, Umar langsung menggedor pintu rumahnya. Said dan Fatimah yang melihatnya dengan wajah marah dan pedang di pinggangnya, dengan panik menyembunyikan lembaran yang sedang dibaca dan menyembunyikan Habbab pada pojok ruangannya.
Pintu terbuka dan Umar masuk ke dalam seraya bertanya, “Apa yang kalian baca?”. “Tidak, Tidak ada apa-apa” jawab Said. “Ternyata benar apa yang aku dengar, Kalian telah masuk ke agama Muhammad”. Gertak Umar sambil memegang kerah Said dan membantingnya ke lantai. Fatimah yang ingin menolong suaminya pun juga dipukul Umar sampai keluar darah dari mulutnya.
Ketika melihat darah yang keluar dari mulut saudara perempuannya, Umar menyesal atas apa yang diperbuatnya. Fatimah yang berdarah saat itu, dengan hati yang dikuatkan oleh Allah Swt pada agama yang hak berkata, “Ya Umar, tidakkah kau malu kepada Allah? Kenapa kau tidak percaya pada Nabi yang diutus-Nya dengan disertai mukjizat-mukjizat. Aku dan suamiku menyatakan telah masuk Islam. Seandainya kau tebas leher kami, niscaya kami tidak akan berpaling dari jalan ini.” Umar bingung dengan apa yang akan dilakukannya dan langsung duduk ke lantai.
“Keluarkan kitab yang kalian baca itu!” kata Umar. Fatimah membawakan shahifah (halaman) tersebut. Umar mulai membaca surat “Thaha”. Kefasihan dan balagat Al-Qur’an, kenikmatan dan keindahan maknanya telah membuat hati Umar terenyuh. Kemudian beliau pergi ke hadapan Rasulullah dan menjadi muslim.
Dari Fatimah binti Khattab, dari Fatimah Al-Huzaiyyah, dari Fatimah binti Muslim meriwayatkan hadist yang bermakna, “Umatku tidak akan terlepas dari kebaikan selama alim yang fasik, hafidz yang bodoh, dan para perampok belum banyak muncul. Tapi ketika semua ini muncul, aku takut atas azab Allah yang datang secara menyeluruh kepada mereka.”