HIKMAH BERKUMUR DAN ISTINSYAQ

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَلْبَيْتُ الَّذِي يُقْرَأُ فِيهِ الْقُرْآنُ يَتَرَائَى لِأَهْلِ السَّمَاءِ، كَمَا تَتَرَائَى النُّجُومُ لِأَهْلِ الْأَرْضِ. (هب))

“Sebuah rumah yang dibacakan padanya al-qur`an maka nampak bagi penduduk langit,seperti nampaknya bulan oleh penduduk bumi. “(HR. Baihaqi)

Berkumur : memasukkan air ke mulut dan mengeluarkannya.

Istinsyaq   : memasukkan air ke hidung (saat berwudhu).

Berkumur dan memasukkan air ke hidung merupakan sunnah wudhu. Jika menurut mazhab Hanafi merupakan salah satu dari fardu pada mandi wajib.

Hikmah memulai wudhu dengan berkumur dan memasukkan air ke hidung antara lain karena;

Berwudhu hanya bisa dilakukan dengan air yang bersih dan suci.

Sifat air ada tiga, yakni; warna, rasa, dan bau.

Orang yang mengambil wudu dia harus melihat warna air yang pantas untuk berwudhu.

Setelah itu berkumur dan merasakannya.

Dengan menghirup air ke hidung juga dapat merasakan baunya air.

Oleh karena itu, sebelum melakukan fardu wudhu yang pertama, yaitu membasuh wajah, diharuskan mengetahui keadaan air yang pantas untuk digunakan saat berwudhu.

(Munyatul Mushalli. Ibnu Amir-Haj)

Posted in Ngaji | Leave a comment

KEUTAMAAN HAJI

Rasulullah Saw. bersabda: Tidak ada balasan untuk Haji yang mabrur kecuali Surga. Jarak di antara dua umrah merupakan kafarat (pengganti) untuk dosa-dosa kecil .” (Hadis Sunan Nasai).

Allah Swt berfirman dalam surah Ali Imran: 96-97 yang artinya: “Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.”

“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan pejalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya  (tidak memerlukan sesuatu) dari alam.”

Rasulullah Saw bersabda:

“Barang siapa yang melaksanakan haji karena Allah, ketika melaksanakannya menjauhi perkataan dan perbuatan yang buruk sekaligus tidak tergoda dengan perbuatan dosa, maka ia akan kembali seperti hari ia dilahirkan (tanpa dosa).”

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak lah ada balasan untuk haji yang mabrur kecuali surga”. Seseorang bertanya “Dengan apa haji itu menjadi mabrur?” Rasulullah Saw menjawab: “Dengan memberikan makan dan berbicara yang baik.”

Seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw: “Amalan apa yang paling utama?”

Rasulullah menjawab: “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.”

Ia kembali bertanya: “Kemudian apa yang paling utama?”

Rasulullah menjawab: “Berjihad di jalan Allah.”

Ia kembali bertanya: “Kemudian apa yang paling utama?”

Rasulullah Saw menjawab: “Haji yang mabrur.” (Sahih Buhari)

“Tidak diragukan lagi bahwa rumah itu (Ka’bah), merupakan salah satu dari tiang-tiang Islam. Barang siapa yang melaksanakan haji dan umrah, maka ia telah menyerahkan jaminannya kepada Allah (yakni Allah telah menjamin dirinya). Apabila orang tersebut meninggal (di perjalanan ini) maka Allah akan menaruh orang tersebut ke surga, apabila orang tersebut kembali kepada keluarganya, maka ia kembali dengan membawa ganimah (kekayaan maknawi).”

“Uang yang dikeluarkan ketika berhaji, seperti menafkahkan hartanya di jalan Allah, dan akan diberikan ganjarannya 700 kali lipat.” 

Posted in Ngaji | Leave a comment