BAITUL MAQDIS : MASJIDIL AQSHA

“Allah Swt memberikan ujian kepada hamba-hamba-Nya yang dicintai berupa musibah dan bencana. Barang siapa yang ridha dan sabar terhadap ujian tersebut, Allah Swt pun akan ridha terhadapnya, dan barang siapa yang tidak ridha, Allah Swt pun tidak ridha terhadapnya.” (HR. Sunan Tirmidzi)

Para ulama bersepakat bahwa kata “Masjidil Aqsha”  yang terdapat pada ayat yang menceritakan tentang  isra dan mi’raj adalah Baitul Maqdis. Dinamakan Masjidil Aqsha yang artinya jauh karena jauhnya jarak dengan Masjidil haram yang terdapat di Mekkah. Karena pada waktu itu jarak yang ditempuh adalah selama satu bulan. Bahkan menurut sebagian ulama waktu tersebut belum cukup untuk sampai ke “Masjidil Aqsha.”

Baitul Maqdis dibangun oleh Nabi Sulaiman As atas perintah Allah Swt. Dari dulu hingga sekarang selalu dihormati. Allah Swt Telah memberkahi Masjidil Aqsha dan lingkungan sekitarnya dengan keberkahan agama dan dunia. Karena sejak zaman Nabi Ibrahim As sampai dengan Nabi Isa As telah dijadikan tempat turunnya wahyu dan tempat ibadah para Nabi. Disamping itu juga banyak dialiri sungai-sungai, ditumbuhi pepohonan, bunga-bunga dan diberkahi dengan buah-buahan.

Ka’ab Ra berkata,

“Ketika Para Malaikat naik ke langit, pintu-pintu langit tertuju pada pintu Masjidil Aqsha”.

Disamping itu Baitul Maqdis merupakan tempat berkumpulnya manusia pada hari kiamat. Allah Swt meng-israkan Nabi Muhammad Saw ke Baitul Maqdis supaya jejak beliau mempermudah ummatnya untuk berkumpul di padang mahsyar pada hari kiamat.

Masjidil Aqsha merupakan tempat berkumpulnya ruh para Nabi. Kedatangan Nabi Muhammad Saw ke sana juga karena adanya para Nabi.

Allah Swt tidak meridhai tempat lain yang  Rasulullah Saw jumpai dan beliau datangi selain Masjidil Aqsha. Nabi Saw datang ke Masjidil Aqsha dan mendirikan Shalat di sana tidak lain untuk menyempurnakan kesucian Masjidil Aqsha.

Posted in Cerita | Leave a comment

TASBIHNYA PARA MALAIKAT

‏“Shalat yang Aku kerjakan di masjid ini (Masjid Nabawi), lebih utama dibandingkan seribu rakaat shalat yang dikerjakan di masjid lain selain Masjidil Haram.”
(Hadis Syarif, Muttafaqun alaih)

Para malalikat penopang Arsyu A’la sampai diciptakannya Nabi Adam As. bertasbih “Subhanallah.”

Ketika ruh Nabi Adam As. menuju ke langit-langit tenggorokan dan masuk ke otak, beliau bersin. Dengan Ilham dari Allah Swt, lantas beliau bertasbih “Alhamdulillah.”

Allah Swt berfirman “Yarhamuka Rabbuka (Rab’mu akan merahmatimu).” Untuk inilah Aku ciptakan kamu wahai Adam.”

Para malaikat yang mendengar tasbihnya Nabi Adam As mengatakan “kalimat ini bagus” dan menambahkan ke tasbihnya, lalu mereka bertasbih Subhânallâhi Wa’l-hamdulillâhi’ sampai diciptakannya Nabi Nuh As.

Kaum Nabi Nuh As. merupakan penyembah berhala. Allah Swt memberi tahu kepada kaum Nabi Nuh As, apabila mereka membaca “Lâ ilâha illallâh” maka Allah Swt akan ridha kepada mereka. Para malaikat yang mendengar kalimat ini berkata, “Ini juga kalimat ketiga,” dan mereka menambahkan tasbih ini dengan dua tasbih yang awal dan mereka bertasbih “Subhânallâhi Wa’l-hamdulillâhi Wa lâ ilâha illallâh’’ sampai diciptakannya Nabi Ibrahim As.

Ketika Allah Swt memerintahkan kepada Nabi Ibrahim As untuk mengurbankan putranya Nabi Ismail As, kemudian mengirimkan seekor kambing jantan sebagai fidyah, Jibril As berkata “Allahu Akbar.”

Para malaikat yang mendengarkan tasbih ini mengatakan “Ini adalah kalimat ke empat” dan mereka menambahkan ke tasbinya. Dan mereka mulai bertasbih “Subhânallâhi wa’l-hamdulillâhi wa lâ ilâha illallâh wallahu akbar.”

Ketika Jibril As menerangkan kejadian ini kepada Rasulullah Saw, dengan takjub beliau mengatakan “Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi’l-aliyyi’l-adzîm.”

Jibril As. pun mengatakan, “Kita tambahkan kalimat ini ke tasbih”.

Rasulullah Saw. bersabda:

Sesungguhnya kalimat ini (Subhânallâhi wa’l-hamdulillâhi wa la ilaha illallah wallahu akbar wala haula wala quwwata illa billahi’l-aliyyi’l-adzim), untukku lebih manis daripada dunia dan seisinya”. (Hulasatul-ahbar)

Posted in Cerita | 3 Comments