NIKMAT YANG PALING BESAR : AKAL DAN HILIM

Nabi Muhammad Saw bersabda, “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan!”  (HR. Muttafaqun alaih)

Ketika ditanyakan kepada Muawiyyah “Siapakah yang layak disebut sebagai pemimpin manusia?”

Maka dia menjawab, “Orang yang  paling dermawan ketika diminta sesuatu dari dirinya, yang paling berahklak mulia di dalam majelis-majelis dan yang paling sabar ketika dihadapkan dengan orang bodoh.”

“Akal dan hilim (sabar) adalah suatu anugerah paling besar yang diberikan oleh Allah Swt kepada hamba-hambanya. Karena orang yang memiliki  akal dan hilim adalah orang yang selalu melakukan kebaikan bagi dirinya sendiri, bersyukur ketika diberikan nikmat, bersabar ketika ditimpa musibah, menahan amarah ketika marah, memberikan maaf semampunya, beristighfar ketika melakukan kesalahan, dan ketika berjanji, memenuhi janjinya.”

“Sesungguhnya hilim merupakan kemuliaan bagi orang-orang yang mulia, meningkatkan martabat diantara manusia.”

“Wahai manusia, dengarkanlah perkataanku ini agar kalian mengerti! Menghadaplah ke kiblat di dalam sholat dan rapikanlah saf-saf kalian, jika tidak, maka Allah Swt akan menjatuhkan hati kalian.”

“Janganlah menunjukan kesombongan terhadap orang-orang yang berada di bawah kalian! kalau tidak, maka Allah Swt akan mengangkat mereka diatas kalian dan akan memberikan kalian azab yang pedih.”

Berikanlah sedekah! Janganlah seseorang diantara kalian mengatakan, “hartaku sedikit”. Karena sedekahnya harta yang sedikit lebih makbul dari sedekahnya orang kaya.

Berhati-hatilah, jangan sekali-kali memfitnah wanita yang tidak bersalah!

Janganlah mengatakan perkataan seperti ‘saya telah mendengar, telah sampai kepada saya’,  di zaman Nabi Nuh As terdapat orang yang memfitnah seorang wanita melakukan zina, maka akan dihisab padanya di hari kiamat. (Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu katsir)

Posted in Ngaji | Leave a comment

KEPADA SIAPA ZAKAT DAN SEDEKAH DIBERIKAN

Allah Swt Berfirman, “Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah Swt adalah kekal…” (QS. An-Nahl ayat 96)

Ketika seseorang ingin bersedekah,  disarankan dia memberikan dan memilih orang yang menggunakan sedekah dan zakat tersebut untuk kebaikan, dan mengawasi penggunaannya.

Memilih orang fakir yang bertakwa,  yang memalingkan wajahnya dari dunia dan hanya bekerja untuk akhirat.

Karena Rasulullah Saw bersabda, “Makanlah makanan orang-orang yang bertakwa (takut kepada Allah Swt), dan makananmu pun hendaklah hanya orang-orang yang bertakwa yang memakannya.”

Bantuan yang diberikan kepada mereka dapat menambah ketakwaan mereka kepada Allah. Oleh karena itu, orang yang menolong pun akan mendapatkan pahala. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw bersabda,

“Berikanlah makanan kalian kepada orang-orang yang bertakwa, dan berikanlah sedekah kalian kepada orang-orang mukmin.”

“Berikanlah makanan kepada orang yang kamu cintai karena Allah!”

Lebih khususnya seseorang sebaiknya memilih orang fakir yang berilmu. Karena memberi sedekah kepada mereka sama dengan membantu mereka di dalam (menuntut) ilmu. Dan Ibadah yang paling besar adalah menuntut ilmu dengan niat mendapatkan keridhaan Allah Swt.

Abdullah Ibnu Mubarak Ra selalu memberikan sedekahnya yang dikhususkan kepada orang Alim yang fakir. Ketika ditanyakan kenapa dia berbuat seperti ini, dia menjawab,

“Aku tidak melihat sebuah derajat yang lebih tinggi daripada menuntut ilmu setelah Risalah Kenabian.”

Ketika seorang Auliya Allah memiliki suatu kebutuhan (seperti makan, minum dll), mereka tidak bisa secara maksimal menuntut ilmu dan mengajarkannya. Akan tetapi yang lebih utama adalah dia memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut, kemudian melanjutkan belajar dan mengajar ilmu.

Posted in Ngaji | Leave a comment