KHUTBAH JUMAT: ISTIQAMAH BERIBADAH

اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِإِدْخَالِ السُرُوْرِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ النُّوْرُ الصَّبُوْرُ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بِحُسْنِ الْأَخْلَاقِ الْمشْهُوْرُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ, فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ 

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah. Segala puji milik Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat. Nikmat yang kita dapatkan sudah sepantasnya digunakan memenuhi syariat yang telah ditetapkan-Nya. Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua sebagai umatnya. Dan kelak mendapatkan syafaatnya. Amin.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah. Melalui mimbar ini, alfaqir berwasiat kepada jamaah Jumat dan kepada diri alfaqir sendiri untuk tidak pernah berhenti berikhtiar meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Karena dengan modal iman dan takwa inilah kita bisa selamat di dunia dan hari kiamat kelak. Takwa berarti melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah. Seperti yang kita ketahui, bahwa wujud dari keimanan dan ketakwaan adalah dengan melakukan syariat-syariat Allah secara kontinu. Muara syariat tidak lain kecuali adalah kebaikan-kebaikan, baik kebaikan di dunia maupun kebaikan di akhirat. Tinggal bagaimana kita menjalankan aneka kebaikan yang sudah digariskan agama dan diajarkan oleh para ulama terdahulu dengan konsisten. Konsisten atau istikamah inilah yang kadang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) kita bersama. Orang yang istikamah melakukan kebaikan-kebaikan akan diperhatikan oleh Allah swt dengan diberikan balasan mulia, yaitu surga-Nya. Semoga kita termasuk hamba yang istikamah dalam takwa. Amin.

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

 إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS Fushshilat [41]: 30)

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah.

Sangat beruntung menjadi hamba yang istikamah melaksanakan kebaikan, lantaran ia mendapatkan kepastian dari Allah swt berupa keselamatan hingga kelak meraih surga-Nya, sebagaimana makna dalam ayat yang baru saja alfaqir bacakan. Pada kesempatan yang mulia ini, mari kita bersama-sama meneguhkan kembali keistikamahan kita akan keimanan, ketakwaan, dan sekaligus kebaikan-kebaikan.

Jamaah Jumat rahimakumullah 

Memperbanyak ibadah kepada Allah swt tentu sangat baik, sebagai bentuk manifestasi dari kehambaan kita. Namun, akan lebih baik lagi dilakukan secara istikamah, bukan saja di momentum-momentum tertentu kita beribadah dengan sungguh-sungguh. Istikamah ini yang paling penting diperhatikan.

Rasulullah saw bersabda bahwa Allah mencintai ibadah yang dilakukan dengan konsisten meskipun sedikit.  إِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ Artinya, “Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten sekalipun sedikit.” (HR Muslim). Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya Ulumuddin menuliskan bahwa bukan termasuk kebaikan bila suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istikamah. Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh konsisten. Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa, bahkan iman seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang istikamah. Menjaga keistikamahan memang diperintahkan agama. Al-Qur’an maupun hadits kerap kali menyinggung tentang pentingnya menjadi hamba yang istikamah dengan kebaikan-kebaikan.

Istikamah memang tidak mudah dilakukan, tetapi bukan berarti tidak bisa dicapai. Kita perlu memantapkan niat untuk menjadi hamba yang dicintai Allah dengan istikamah melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

 وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ 

Artinya, “Dan tetaplah (istikamah beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, ‘Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu.’” (QS. Asy-Syura [42]: 15).

Jamaah Jumat Rahimakumullah 

Singkat kata alfaqir menyampaikan bahwa mari jangan pernah bosan beribadah meski belum maksimal dan jangan pernah bosan menjadi orang baik. Kebaikan-kebaikan yang kita lakukan, baik kepada sesama maupun kepada Sang Khaliq tidak boleh putus, bahkan harus terus meningkat dan istikamah. Terlebih tidak ada alasan yang dapat membuat kebaikan itu terhenti. Bahkan di tengah cobaan yang menimpa, kita tetap berikhtiar konsisten melaksanakan kebaikan, karena Allah mencintai ibadah yang dilakukan secara istikamah meskipun itu sangat kecil.  Orang yang bisa istikamah juga sama halnya dengan orang yang berjalan untuk menyempurnakan imannya, karena kesempurnaan iman bisa diraih dengan cara istikamah.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah.  Demikian khutbah Jumat singkat ini. Semoga kita senantiasa diberikan pertolongan dan petunjuk dari Allah swt untuk menjadi hamba yang istikamah menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi apa saja yang dilarang oleh Allah. Amin ya rabbal alamin.

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 

 اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِوَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Posted in KHUTBAH | Leave a comment

PROSEDUR MEMBERIKAN SALAM PERTAMA KEPADA NABI KITA MUHAMMAD SAW 

Para tamu Rasulullah SAW, yang terhormat….
Sekarang kita berkumpul untuk melakukan salam pertama kita kepada Rasulullah SAW.
Pertama-tama, saya mengucapkan selamat datang di kota Madina Munawwarah  yang penuh berkah,  

Tujuan kita berada di tempat yang diberkahi ini tiada lain tiada bukan adalah untuk mengunjungi Nabi kita Muhammad Mustafa SAW. kekasih Allah SWT, sayyidnya para nabi dan Rasul, nabi yang tanpanya tidak akan diciptakan alam semesta ini. 

لو لاك ما خلقت الأفلاك 

Niat kita semua, beberapa saat yang lalu sebelum kita datang ke sini, hati kita terbakar dengan cinta dan mahabbah kepada Rasulullah SAW. Angan-angan dan do’a kita yang terselip beserta air mata kita, terlebih ketika melihat saudara kita yang beruntung bisa berziarah kepada baginda Rasulullah SAW. selalu terbesit dalam hati kita, “Semoga Allah memberi kami juga kesempatan untuk pergi ke tempat-tempat yang diberkati dan mengunjungi Rasulullah SAW, meskipun hanya sekali saja. 

Kita semua sangat menginginkannya, dan Allah SWT pun memperlakukan kita dengan rahmat-Nya dan menjawab doa-doa kita, kita datang sebagai tamu undangannya baginda Rasulullah SAW. sayyidnya alam semesta, dan kita semua  pun di sini memenuhi undangan ini serta datang mengunjungi baginda sallallahu ‘alaihi wa sallam, di negeri-negeri yang diberkahi ini. 

Semoga Allah menerima Ziarah kita, ibadah kita serta semoga kita diperkenankan dan diterima sebagai Ummat baginda Rasulullah SAW. Semoga Allah memberi kita kesempatan untuk mengambil keberkahan dan hikmah serta pelajaran daripada Rasulullah SAW dan Madinah yang diberkati ini secara maksimal. 

Ya, saat ini kita keluar dari hotel bersama-sama untuk memberikan salam kepada baginda Nabi kita Rasulullah (sallallahu alaihi wa sallam) di sebrang kubah hijau di halaman Masjid Nabawi, dan kita bergerak dengan penuh semangat menghadap baginda Rasulullah SAW sallallahu ‘alaihi wa sallam, sambil membaca shalawat. 

Kita harus menunjukkan rasa hormat dan ta’dzim kepada Rasûlullah (sall-Allâhu ‘alaihi wa sallam) saat ini, persis sama seakan-akan ketika beliau masih hidup ditengah kita saat ini, karena Rasûlullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits: 

من زار قبري بعد مماتي فكأنما زارني في حيات 

“Barangsiapa mengunjungiku setelah kematianku, maka seolah-olah dia mengunjungiku dalam hidupku.” 

Para jam’ah sekalian yang terhormat; Ketika kita sampai di hadapan Rasulullah SAW; Bapak-bapak ambil posisi di depan sedangkan ibu-ibu di belakang, kita akan menyampaikan salam pertama kita bersama-sama, dengan penuh ta’dzim, hormat dan kerendahan hati, percaya bahwa Rasulullah SAW menyambut kita dan mengucapkan selamat datang kepada kita serta mendengar kata-kata kita, bahwa beliau secara pribadi akan menerima dan membalas salam kita, bahwa beliau akan menyambut do’a kita dengan mengamini do’a kita, menerima kita sebagai ummatnya dan memberi syafaat untuk kita kelak di akhirat. 

Saat kita sampai, kita akan mengambil tempat di seberang Kubah Hijau, tanpa mengangkat tangan, kita akan memberikan salam kita sambil membaca 1 Fatihah dan 11 surah Al Ikhlas sebagai hadiah untuk baginda. 

Kemudian dilanjutkan dengan memberikan salam kepada Hz Abu Bakar dan Hz Umar r.a. sambil membaca 1 Fatihah 11 Ihlas sebagai hadiah kepada mereka. 

Kemudian, kita akan menyerong sedikit ke arah Cennet’ü-l Baki’, menyapa ahli kubur  Baki’ dan melafalkan 1 Fatihah 11 Ikhlas sebagai hadiah bagi mereka. 

Setelah itu kita akan kembali menghadap ke Kubbah Hijau dan kita akan memberikan salam singkat atas nama ummat Nabi Muhammad yang telah menitipkan salam bersama kita untuk disampaikan kepada baginda kita Rasûlullah sallallahu ‘alaihi wa sallam. 

السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللهِ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا حَبِيبَ اللَّهِ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا خَلِيلَ اللَّهِ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا نبي الله

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا صَفِيَّ اللَّهِ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا خَيْرَ خَلْقِ اللَّهِ

اَلصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا نُورَ عَرْشِ اللهِ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَمِينَ وَحْيِ اللَّهِ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مَنِ اخْتَارَهُ اللَّهِ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مَنْ اَرْسَلَهُ اللَّهِ

اَلصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مَنْ زَيَّنَهُ اللَّهِ

اَلصَّلوةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا مَنْ شَرَّفَهُ اللَّهِ

اَلصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مَنْ كَرَّمَهُ اللهِ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مَنْ عَظَمَهُ اللهِ

اَلصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مَنْ عَلَّمَهُ اللهِ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدَ المُرْسَلِينَ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا اِمَامَ المُتَّقِينَ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا خَاتَمَ النَّبِيِّينَ

اَلصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا شَفِيعَ الْمُذْنِبِينَ

اَلصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

الصَّلوةُ وَالسَّلامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ رَبِّ الْعَالَمِينَ

صَلَوَاتُ اللهِ وَمَلَئِكَتِهِ وَانْبَيَائِهِ وَرُسُلِهِ وَحَمَلَةِ عَرْشِهِ وَجَميع خَلْقِهِ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ

Silakan, mari kita bacakan 1 kali Surat Al-Fatihah dan 11 kali Surat Al-Ikhlas sebagai hadiah untuk arwah Rasulullah ﷺ 

MARI KITA SAMPAIKAN  salam kepada Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu:

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَبَا بَكْرِ الصِّدِيقَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ

اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا خَلِيفَةَ رَسُولِ اللَّهِ

السَّلامُ عَلَيْكَ يَا صَاحِبَ رَسُولِ اللهِ

اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا يَارَ غَارِ رَسُولِ اللهِ

MARI KITA SAMPAIKAN salam kepada Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘anhu:

اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَا عُمَرُ الفَارُوقُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا مَنْ أَظْهَرَ اللَّهُ بِهِ الدِّينَ

 السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا خَلِيفَةَ رَسُولِ اللهِ

السَّلامُ عَلَيْكَ يَا صَاحِبَ رَسُولِ اللهِ

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مَنْ أَعَزَّ اللَّهُ بِهِ الدِّينَ

Silakan, mari kita bacakan 1 kali Surat Al-Fatihah dan 11 kali Surat Al-Ikhlas sebagai hadiah untuk arwah Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘anhuma.

“Bapak/Ibu yang terhormat, mari kita sedikit bergeser ke kanan. Kita akan menyampaikan salam kepada ahli Surga CENNET’Ü-L BAKΠ

اَلسَّلامُ عَلَيْكُمْ يَا دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاحِقُونَ

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ البقيع

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا أَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ بَيْتِ مُحَمَّد صَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

السَّلَامُ عَلَيْكُنَّ يَا أَزْوَاجَ النَّبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

 السَّلَامُ عَلَيْكُنَّ يَا أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَهْلِ الْبَقِيعِ الْغَرْقَدِ

 اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلَهُمْ أَجْمَعِينَ

Silakan, mari kita bacakan 1 kali Surat Al-Fatihah dan 11 kali Surat Al-Ikhlas sebagai hadiah untuk arwah ahli Surga Cennet’ü-l Bakı’

Terakhir, mari kita kembali menghadap ke Kubbah Hijau dan kita akan memberikan salam singkat atas nama ummat Nabi Muhammad yang telah menitipkan salam bersama kita untuk disampaikan kepada baginda kita Rasûlullah sallallahu ‘alaihi wa sallam 

السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللهِ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا حَبِيبَ اللَّهِ

الصَّلوةُ وَالسَّلَامُ  عليك يا سيد الاولين والاخرين 

Mari kita akan berdoa bersama atas ziyarah dan salam yang kita lakukan tanpa mengangkat tangan.

Posted in Konten | Leave a comment