LINGKUNGAN YANG TERSEBAR DIDALAMYA EMPAT MADZHAB DARI SEGI AMAL

Rasulullah Saw bersabda, “Ketika kalian berada dalam kesusahan, maka bacalah ‘Hasbunallah wani’mal wakil’”. (HR. Suyuthi, Al-Jami’us Shagir)

Dalam Islam ada empat mujtahid yang besar, yang madzhabnya sampai hari ini diterima oleh orang-orang muslim, ijtihad-ijtihadnya telah dipelajari dengan baik dan telah ditulis ribuan kitab yang berhubungan dengan masalah-masalah fiqih.

Empat mujtahid besar ini adalah: Imam A’dzam Abu Hanifah, Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal (Rahmatullahi ‘Alaihim).

Madzhabnya Imam A’dzam telah resmi diterapkan di banyak Negara-negara Arab sejak berabad-abad. Madzhab ini tersebar ke berbagai Negara-negara Islam, khususnya ke Iraq, Maroko, Turkistan, Afganistan, Kaukasia, India, China, Transoxiana, Turki, Mesir, Syiria, dan Negara-negara Arab.

Madzhab Imam Maliki, tersebar ke Nega Hijaz, Afrika Selatan, dan Negara-negara sekitar Andalusia. Sedangkan saat ini merupakan madzhab yang resmi digunakan di Tunisia dan Maroko.

Madzhab Imam Syafi’i  tersebar ke kota-kota  Mesir, Makkah dan Madinah, Baghdad, India, Khurasan, Azerbaijan, Harzam, Samarkan, Buhara, dan di Transoxiana. Hari ini khususnya ada di daerah Syiria, Mesir dan Iraq.

Madzhab Imam Ahmad bin Hanbal tersebar ke berbagai Negara di Jazirah Arab.

Keempat Imam ini dikenal dengan nama “Aimmah Al-Arba’ah”.

Selain Imam A’dzam, tiga Imam diatas juga dikenal dengan nama “Aimmah As-Tsalasah”.

Imam A’dzam dan salah satu dari murid yaitu Imam Yusuf mereka dikenal dengan nama “Syaikhin”. Sedangkan Imam A’dzam dengan salah satu dari muridnya juga yaitu Imam Muhammad  mereka dikenal dengan nama “Tharafain”.

Imam Yusuf dan Imam Muhammad mereka dikenal dengan nama “Imamain”, “Sahibain”.

Diantara Ulama Fiqih ketika dikatakan “Imam Hasan”, maka dia adalah salah satu dari muridnya Imam A’dzam yaitu Hasan bin Ziyad. Semoga Allah merahmati semuanya. Aamiiiiiin.

Posted in Ngaji | Leave a comment

PARA PENGIKUTNYA (NABI): HARIS BIN NU’MAN RA

Rasulullah Saw bersabda,” Jadilah pengajar atau pelajar atau pendengar atau pecinta ketiga hal tersebut. Janganlah menjadi orang yang kelima karena hal itu akan membuatmu binasa”. ( HR. Imam Suyuti, Al Jami’ul Saghir ).

Haris bin Nu’man berasal dari suku Khazraj dan merupakan Ashabul kiram dari sahabat Anshar. Dia berada di samping Rasulullah Saw dalam segala peperangan, mulai dari perang Badar, Uhud, dan Khandaq. Dia termasuk salah satu orang yang terkenal dalam Ashabul kiram. Dia telah melihat Jibril As.

Ketika Jibril As sedang berbicara dengan Rasulullah Saw, Haris Bin Nu’man lewat dari samping mereka dan tidak memberi salam. Jibril As bertanya,” Mengapa dia tidak memberi salam kepadamu ketika lewat?” Rasullah Saw pun bertanya kepada Haris Ra,” Mengapa kamu tidak memberi salam ketika lewat dari sampingku? ”Haris Ra menjawab,” Aku melihat engkau sedang berbicara dengan suatu zat. Aku tidak melihat waktu yang cocok untuk memotong pembicaraan kalian.”

Rasulullah bertanya,” Apakah kamu melihat dia?”

Haris menjawab, ”Ya.”

Rasulullah Saw bersabda, ”Dia adalah Jibril. Jika tadi kamu memberi salam, saya akan menyampaikan salam balasan darinya.”

Kemudian Jibril As berkata, ”Sesungguhnya dia termasuk dari golongan delapan puluh orang.”

Rasulullah Saw bertanya, ”Apa itu golongan delapan puluh orang?”.

Jibril As menjawab, ”Orang-orang disebarkan dari sampingmu, kecuali delapan puluh orang. Mereka orang-orang yang sabar denganmu. Sesungguhnya Allah Taala akan merizkikan kepada mereka dan anak-anak mereka di surga tertinggi”.

Rasulullah Saw memberitahukan berita tersebut kepada Haris Ra.

Haris Ra pada waktu kekalahan pertama dalam perang Hunain, merupakan salah satu dari delapan puluh orang yang tinggal di sekitar Rasulullah Saw.

Pada masa tuanya, dia tidak dapat melihat. Sebuah tali membentang dari tempat shalat sampai ruangannya. Ada keranjang untuk meletakkan kurma ke dalamnya. Ketika ada seorang miskin datang dan memberi salam, dia ambil keranjangnya dan pergi menemuinya sambil memegang tali. Dia menjamu orang miskin itu dengan kurma. Keluarga Haris Ra berkata,” kami dapat menggantikan pekerjaanmu (menjamu tamu miskin) itu.”

Oleh karena itu Haris berkata, ”Saya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda bahwa menjamu orang miskin dan memberikan sedekah dapat melindungi dari kematian yang buruk. ”

Posted in Cerita | Leave a comment