Terpuruk hampa
Resah dengan sendirinya Penantian seolah tertunda Tiada kendaraan menuju sana Selalu menyalahkan yang lain Sungguh menunggu itu rapuh Hati gelisah amara mencengkra Tiba disana sambutan gembira Tak lama keceriaan itu sirna Setelah temanku angkat telfon Ternyata ada rencana sebelumnya Segerombol temannya menjadikan Alur rencana tiada guna (Teruntuk Adel, Lamongan 2010)