Donor Darah

Bismillah, sebelum memilih para calon Presiden dibutuhkan kesehatan, stamina yang siap untuk mencoblos oleh karena itu saya mendonorkan darah saya karena Allah ta’ala dan kesehatan saya. Setelah sholat terawih berjamaah dengan anak-anak ada info untuk Donor Darah di Masjid KAUMAN (Masjid Gedhe), yang terkenal terbesar di jogja. pukul 20:30 saya pun mencari teman untuk mau mengikuti donor darah, agar tubuh kita sehat sentosa, dan setelah itu kita segera bergegas untuk menuju Masjid Gedhe untuk menyumbangkan darah kita secara sukarela, dan tak sempat terfikir di benak saya ternyata para antrian begitu banyak sekali, sehingga untuk bisa mendaftarpun desak-desakan. yaaa kembali lagi seorang SANTRI harus sabar mengantri. he he he selain karena donor darah ada tujuan lain sih, agar kita bisa refresing menikmati sejuknya udara malam sehingga kita bertekad untuk keluar, antrian beitu lama dan panjang sampai pada urutan ke 790 nama saya baru dipanggil. Yey dengan bahagia saya segera mendatangi ke sumber suara untuk bergegas cepat agar segera dilakukan pemrosesan pengambilan dara. Pukul 00:30 persis jarum itu ditusukkan ke tangan saya, dan saya merasa bersyukur alhamdulillah ternyata saya mempunyai darah, karena sudah tiga kali saya donor darah dan tidak bisa dengan alasan tidak menemukan uratnya dan tekanan darah yang kurang. sambil menunggu saya bertanya-tanya kepada seorang ibu yang berada disamping saya: Buuu kalau saya donor darah berarti darah saya berkurang dong buu? terus gimana dengan darah saya nanti, saya kekurangan dong? tapi setelah itu Ibuu itu menjelaskan ke saya sampai pada tulang rusuk juga. pokoknya intinya donor darah itu sehat asalkan diri kita ini memenuhi kriterianya saja. sempat terpikir donor darah itu termasuk shodaqoh jariyah bukan yaa? kayaknya kok iyaa deh. disisi lain untuk mengontrol kesehatan kita juga sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Donor darah akan membantu kelancaran sirkulasi darah! sudah cukup sekian kalau terlalu banyak nanti bikin malas nerusin baca lagi. :* he he he
Jogja, 07 Juli 2014

Posted in Cerita | Leave a comment

Polisi Butuh Uang

Sore tadi di perempatan jalan malioboro saya di tilang polisi, sepertinya ia lagi butuh uang, karena tanda lampu masih berwarna kuning akhirnya saya terus menyebrang persis setelah garis batasan tiba-tiba lampu berganti merah akhirnya polisinya memberhentikan saya dan dua motor lainnya sedangkan mobil yang juga barengan denganku tidak dihentikan atau di tilang, tiba di tempat para polisi menongkrong orang yang kebetulan barenganku tadi mencoba untuk bernegosiasi untuk membayar dan menawar harga di tempat akhirnya polisi itu menerimannya dengan uang 50 ribu, polisi tersebut tidak memberikan kesempatan untuk saya bicara menjelaskan semuanya, ia berkata mau membayar sekarang atau besok ke pengadilan? Sambil nada tinggi setengah marah, ia mengatakan kamu terkena biaya sekian silakan mau bayar disini atau kamu bayar sendiri di pengadilan? Pikirku ini polisi jogja atau bukan yaa? Kok seperti ini? Tweng akhirnya polisi tersebut membuatkan surat tilang yang mengatasnamakan Sudarsono sedangkan nama yang ada di seragam atau bajunya adalah Budi, maksud bapak polisi satu ini apa coba? Semakin tidak paham atas sikap dan perilakunya. Semoga pak polisi seperti ini tiada tunggalnya di jogja, tidak bisa mendidik dan memberikan contoh yang baik. Saya akan tunggu anda di waktu sidang hari jumat besok! Sampai berjumpa dan jangan salahkan aku bila nanti anda akan malu. Trimakasih  #Polisibutuhuang
Minggu, 21 September 2014

Posted in Cerita | Leave a comment