Bekal Kehidupan

Glodak,
Alhamdulillah, jam terbang semakin tinggi aku yakin ini semua juga berkat bantuan doanya, Pagiii yang masih buta saya mengantarkan abi (pengajar di pesantren) berangkat ke masjid untuk mengisi kultum, dengan sadar diri ini teringat masa laluku yang tidak bisa kulupakan, mengantarkan Romo Yai kemanapun pergi, baik pengajian, jumatan, tahlilan, dan berbagai undungan aku selalu menemani beliau. Yey, dan sekarang dijogja kembali seperti dulu seolah pengabdian diri pada guru yang ku muliakan mengantarkan pengajian dan juga menyediakan apa yang di inginkan, seperti halnya sekarang saya sudah biasa menyediakan teh khas turky yang proses masaknya agak lumayan unik. he he he ini semua adalah sebagian bekal dari kehidupanku mendatang, esok kalau punya istri Cieeeeeeeee! akupun InsyaAllah sudah terbiasa untuk melayani dengan senang hati, dengan ketulusan yang bisa mendamaikan kebersamaan. suami harus bisa masak man! ckck belajar untuk selalu bisa ikhlas dalam segala hal, semoga semuanya mendapatkan manfaat lan berkah 🙂 Allah aku merindu rindu.
Oh iya lupa tadi senang dan lucu sekali masak mulai dari adzan, pujian, qomat, imam sholat isya, terawih, dan kultum semuanya saya hendel. Hummmm Santri harus selalu siap dalam ketidak siapan. dengan percaya diri dan berani alhamdulillah jamaah merasa senang dan lumayan saya dapat apresiasi. hehe *curhat 😛

Jogja, 10 Juli 2014

Posted in Cerita | Leave a comment

Gerakan Transparasi Pemilu

Bismillah, belajar menjaga Demokrasi di Indonesia tetap tegak dengan mengawal pilpres lewat Gerakan Transparasi Pemilu. Siang tadi proses pemilihan yang biasa saja, serunya hanya ketika para santri muter berkali-kali karena tidak menemukan tempat TPS yang di tuju yaitu TPS 47. Masyarakat caturtunggal dan sekitarnya juga tidak seberapa antusias dalam merayakan pemilihan pada tahun ini, hal tersebut tampak karena sedikitnya masyarakat yang menghadiri TPS dan bahkan tidak ada peng-antrian sama sekali. hal yang mengagetkan saya adalah ketika seorang bukan warga yang berdomisili di caturtunggal, namun diberbolehkan dengan mudah untuk berpartisipasi untuk mencoblos hanya dengan menunjukkan e-KTP saja, saya hendak bertanya dan menegur namun pakaian yang saya pakai waktu itu kurang meyakinkan dan massa para bapak-bapak tersebut juga lebih banyak, entah saya yang tidak tahu atau memang boleh, karena dari kemarin banyak yang memperjuangkan dengan pengantrian di tempat Koimisi Pemilihan Umum, masak tiba-tiba dengan begitu mudah hanya menunjukkan eKTP boleh untuk nyoblos. Ah yasudalah fikirku, kembali mengawal agar tidak terjadinya kecurangan dan kekeliruan dalam proses pemilihan ini. tepat pukul 13:00 akhirnya memasuki penghitungan suara, suara pertama di dapatkan oleh pak Prabowo, tak lama kemudian suara pak Jokowipun menyusul dan semakin tinggi pula. he he he

Laporan Hasil di TPS 47 “Desa Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY”

1.       Prabowo              : 99 suara
2.       Jokowi                 : 199 suara
3.       Suara sah            : 298
4.       Suara tidak sah  : 2
5.       Total suara          : 300

Saksi Prabowo   : Febri
Saksi Jokowi       : Nanang
Abil dari Gerakan Transparasi Pemilu melaporkan.

Jogja, 09 Juli 2014. Trimakasih!

Posted in Cerita | Leave a comment