SEORANG ULAMA HADITS WANITA “AMATUL HALIK”

Rasulullah Saw bersabda, “Segala sesuatu ada jalannya. Sedangkan jalan menuju ke surga adalah ilmu.”(HR. Dailami, Musnad-ul Firdaus)

Muhaddits (ulama hadits) Amatu-l Halik R.anha binti Abdul Latif bin Shadaqa Al Munawi adalah seorang ulama hadits wanita yang masyhur. Beliau lahir pada tahun 813 H/ 1410 M. Ketika belajar ilmu hadits kepada seorang muhaddits yang bernama Jamal Hanbali (yang merupakan ayah dari Alif binti Jamal), beliau telah menamatkan beberapa kitab ulama-ulama besar diantaranya; Musnad-nya Imam Ahmad bin Hanbal, sebagian dari Al-Mu’jamus Saghir karangan Imam Thabrani, Kitab Sirah Nabawiyah karangan Ibnu Hisyam. Dan beliau juga telah mendapatkan ijazah dari banyak ulama-ulama hadits terkenal pada saat itu.

Amatul Halik R.anha memiliki usia yang cukup panjang. Bahkan ketika guru-guru hadits beliau telah wafat, maka tinggallah beliau seorang diri dalam menukilkan dan meriwayatkan hadits-hadits yang sebelumnya telah diriwayatkan oleh guru-guru beliau tersebut. Beliau wafat pada tanggal 3 Dzulqa’dah 902 H/1497 M.

BERKAH DOA KEBAIKAN DARI SEORANG IBU

Seorang ulama dari mazhab Syafi’I, Sulaym Abu Al-Fathurrazi menceritakan:

Saat aku berusia sepuluh tahun, aku pernah mempelajari Al-Quran dari beberapa ulama di kota Ray yang terdapat di Iran. Mereka mengatakan padaku “Bacalah!”. Ketika aku hendak membaca surah Al-Fatihah, entah mengapa lidahku kaku, tidak mampu bergerak. Kemudian guruku berkata,

“Apakah ibumu masih hidup?” tanyanya.

“Ya, masih.” jawabku.

“Pergilah kepada ibumu dan mintalah kepadanya agar dia senantiasa mendoakanmu semoga Allah Swt mengaruniakan Al-Quran dan ilmu kepadamu!” ujarnya. Maka aku pergi dan meminta doa dari ibuku. Ibuku pun mendoakanku.

Saat aku beranjak dewasa, aku pergi ke Baghdad. Berkat keberkahan doa ibuku, aku berhasil menguasai ilmu bahasa Arab dan ilmu fiqih. Kemudian aku kembali ke kota Ray. Saat aku mengajarkan kitab “Mukhtasarul Muzani”, datanglah guruku yang pernah menyuruhku untuk meminta doa kepada ibuku dahulu . Beliau mengucapkan salam kepada kami. Namun beliau tidak mengenaliku. Setelah beliau ikut mendengarkan pelajaranku, beliau berkata:

“Sudah semestinya kita mempelajari ilmu seperti ini.”

Aku berpikir untuk mengatakan, “Kalau ibumu masih hidup, mintalah dia untuk mendoakanmu.” Namun karena diliputi rasa malu, maka aku pun tidak jadi mengatakannya.

Posted in Ngaji | Leave a comment

IMAN KEPADA ALLAH SWT

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang percaya kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah Swt. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat, ayat 15)

Rukun iman yang pertama adalah beriman kepada Allah Swt. (Amantu billah), yakni mengimani bahwa Allah Swt Maha Ada dan Maha Esa. Dia-lah zat yang menjadikan seluruh makhluk dan alam semesta dari tiada menjadi ada. Hanya Allah Swt zat yang patut untuk disembah, tidak ada Tuhan lain selain Dia. Suci dari segala kekurangan. Dia-lah pemilik segala kesempurnaan.

Sifat-sifat Allah Swt terdiri atas 3 macam, yaitu

  1. Sifat Wajib
  2. Sifat Mustahil
  3. Sifat Jaiz

Sifat Wajib Allah Swt terbagi dalam empat golongan, yaitu:

  1. Sifat Nafsiyyah
  2. Sifat Salbiyah
  3. Sifat Ma`ani
  4. Sifat Ma`nawiyah
  1. Sifat Nafsiyah ada satu yaitu Wujud: Maha Ada.
  1. Sifat Salbiyah terbagi menjadi lima yaitu:

Qidam, Baqa, Mukhaalafatul lil-hawaadits, Qiyamuhu bi nafsihi, Wahdaniyyah,
Makna dari sifat-sifat tersebut: Qidam: Adanya Allah Swt tidak berawal (terdahulu). Baqa: Allah Swt kekal abadi, tidak memiliki akhir. Mukhaalafatul lil-hawaadits: Allah Swt tidak menyerupai makhluk-Nya. Qiyamuhu bi nafsihi: keberadaan-Nya tidak memerlukan sesuatu apapun. Wahdaniyyah: Esa (tidak memiliki sekutu) dalam Zat-Nya, Sifat-Nya dan Fiil-Nya.

  1. Sifat Ma’ani terbagi menjadi 7 yaitu:

Qudrah, Iradah, Ilmu, Hayat, Sami’, Bashar, Kalam
Makna dari sifat-sifat tersebut: Qudrah: Kekuasaan Allah Swt mutlak atas segala sesuatu. Iradah: Allah Swt Maha Berkehendak atas segala yang diciptakan-Nya. Ilmu: Allah Swt mengetahui segala sesuatu. Hayat: Allah Swt Maha Hidup. Sami’: Allah Swt dapat mendengar segala sesuatu. Bashar: Allah Swt dapat melihat segalanya. Kalam: Allah Swt Maha Berfirman (dalam kitab-kitabNya).

  1. Sifat Ma’nawiyyyah
  1. Kaunuhu Qadiran : Maha Kuasa.
  2. Kaunuhu Muridan : Maha Berkehendak.
  3. Kaunuhu ‘Aliman : Maha Mengetahui.
  4. Kaunuhu Hayyan : Maha Hidup.
  5. Kaunuhu Sami‘an : Maha Mendengar.
  6. Kaunuhu Bashiran : Maha Melihat.
  7. Kaunuhu Mutakallimen : Maha Berfirman.

SIFAT JAIZ BAGI ALLAH SWT

Sifat jaiz bagi Allah adalah sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada pada zat Allah. Contohnya boleh atau mungkin bagi Allah menciptakan langit, bumi, matahari dll. dan dilain pihak boleh atau mungkin juga bagi Allah untuk tidak menciptakannya.

Mengenal Allah Swt (ma’rifatullah) dapat dimulai dengan mengenal sifat-sifat tersebut.

Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui bagaimana Zat Allah Swt yang Maha Agung. Berpikir tentang zat Allah Swt tidak diperbolehkan (haram). Karena hal tersebut tidak mungkin dapat dilakukan oleh akal manusia yang terbatas. Allah Swt Maha Suci dari segala yang ada dalam pikiran manusia mengenai zat-Nya dan sifat-sifatNya.

Posted in Ngaji | Leave a comment