KEDERMAWANAN SAYYIDINA ABU BAKAR RA

Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada harta seorang pun  yang memberi manfaat, seperti  faidahnya harta Abu Bakar r.a. yang diberikan kepadaku”

Abdullah bin Umar Ra mengisahkan, “Suatu ketika aku berada dihadapan Rasulullah Saw dan di dalam majelis yang sama pula ada Abu Bakar Ra yang sedang mengenakan  jubah yang terbuat dari jahitan serat kurma.

Ketika itu malaikat jibril datang dan bertanya kepada Rasulullah Saw, “Wahai Muhammad,  mengapa Abu Bakar memakai jubah tua itu?”

Dan Rasulullah Saw pun menjawab, “Wahai Jibril, Sebelum kemenangan ini Abu Bakar telah menginfakkan seluruh harta kekayaannya untukku.”

Malaikat Jibril pun berkata, “Allah swt mengirimkan salam untuknya dan berkata, “tanyakan kepadanya (Abu Bakar Ra), apakah kau senang atau tidak dengan kefakiran yang Aku berikan?”

Abu Bakar Ra pun menjawab, “Apakah aku bisa menunjukkan ketidak bahagiaanku kepada Rabbku?” Aku meridhai Rabbku, aku meridhoi Rabbku, aku meridhoi Rabbku…” Abu Bakar Ra mengulangi perkataannya.

Posted in Ngaji | Leave a comment

WAFATNYA UBADAH BIN SAMIT RA

“Barangsiapa yang shalat dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa  yang shalat dhuha empat rakaat, maka dia ditulis sebagai ahli ibadah. Dan barangsiapa yang shalat dhuha enam rakaat, maka hari itu dia tidak akan tersentuh dosa.” (Al-hadits Kanzul Ummal)

Ketika salah seorang sahabat dari kaum anshar yang bernama Ubadah bin Samit akan meninggal dunia, beliau meminta agar dikeluarkan dari tempat peristirahatannya menuju ruang terbuka yang berada di tengah rumahnya. Setelah itu beliau meminta agar para pelayan, budak, tetangga dan para sahabatnya untuk berkumpul.

Setelah semuanya berkumpul, maka berkatalah Ubadah bin Samit,

“Sesungguhnya aku merasakan bahwa hari ini adalah hari terakhir yang akan aku lalui di dunia dan sebagai malam pertamaku  dari malam-malam akhirat. Aku tidak tahu, mungkin saja aku telah membuat kalian sedih dengan tangan dan lidahku ini. Demi Allah pada yaumul qiyamah (hari kiamat) nanti akan dipertanggungjawabkan setiap qishasnya (balasannya). Sekarang sebelum ruh ini keluar dari jasad, aku mohon dengan sangat agar kalian mengambil hak kalian dari diriku apabila ada dari kalian yang belum tertuntaskan hak-haknya.”

Setelah mendengar hal ini, semua yang hadir disana berkata,

“Bagi kami engkau adalah seorang ayah, pembimbing serta guru.” Setelah itu salah satu dari merekapun berkata, “Engkau tidak pernah sekalipun berkata kasar kepada pelayanmu.”

Atas hal ini pun beliau berkata, “kalau begitu apakah kalian telah menghalalkan hak-hak kalian padaku?” Mereka serentak berkata, “ya.”

“Ya Allah jadilah saksi untukku.” lanjutnya.

Posted in Ngaji | Leave a comment