WUDHU DAN MANDI WAJIB

Rasulullah Saw bersabda, “Kunci surga adalah shalat, dan kunci shalat adalah wudhu.” (HR. Sunan Tirmidzi)

 Syarat sahnya shalat yang pertama adalah suci dari hadats. Hadats adalah Junub atau tidak mempunyai wudhu.

Cara bersuci dari hadats; apabila di tempat tersebut ditemukan air, dan memungkinkan air tersebut untuk digunanakan, serta terdapat suatu hal yang mewajibkannya untuk mandi wajib, maka baginya disarankan untuk melakukan mandi wajib, apabila mewajibkannya untuk berwudhu maka dia berwudhu, dan apabila tidak ada air atau ada air tetapi penggunaannya tidak memungkinkan, diperbolehkan bertayammum.

Fardhu wudhu ada enam: (1) Niat, (2) Membasuh wajah, (3) Membasuh kedua tangan sampai siku-siku, (4) Mengusap sebagian kepala, (5) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki dan (6) Tertib.

Adapun sunnah wudhu ada tujuh belas:

Bersiwak, membaca basmalah, membasuh kedua telapak tangan sebelum berwudhu, berkumur, memasukkan air ke dalam hidung dan mengeluarkannya, mengusap seluruh bagian kepala, mengusap kedua telinga dalam dan luarnya, menyela-nyela janggut yang lebat, menggosok-gosokkan anggota wudhu, menambah basuhan melebihi bagian yang wajib dibasuh, menyela-nyela jari tangan dan kaki, mendahulukan anggota tubuh yang kanan dari yang kiri, membasuh dan mengusap sampai tiga kali, hemat dalam menggunakan air, bersambung (tidak ada jeda ketika membasuh anggota wudhu), berdoa setelah bewudhu, dan shalat sunnah wudhu dua rakaat.

Yang membatalkan wudhu ada enam hal :

Segala sesuatu yang keluar dari depan dan belakang (qubul dan dubur), tidur dalam keadaan tidak tetap (ditempat), hilangnya akal karena gila, pingsan, sakit atau mabuk, bersentuhnya kulit laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tanpa adanya penghalang,  menyentuh kemaluan dengan telapak tangan dan menyentuh lubang dubur.

Fardhu mandi wajib ada tiga macam: (1) Niat, (2) Menghilangkan najis yang ada ditubuh, dan (3) Membasahi tubuh dengan air secara merata.

Adapun sunnah mandi wajib ada lima:

Membaca bismillah, berwudhu sebelumnya, menggosokkan tangan ke semua anggota tubuh, mendahulukan bagian kanan atas yang kiri dan bersambung (tidak ada jeda). Mandi untuk shalat jumat dan shalat hari raya pun disunahkan.

Posted in Ngaji | Leave a comment

SYEIKH NAKSYABANDI BERKATA

“Sesuatu yang kamu tidak ingin manusia mengetahuinya, maka pada waktu sendiri pun kamu jangan melakukannya.” (Al Hadits, Kanzul Ummal)

Di dalam tarikat Naksyabandi ada tiga adab:

  1. Adab terhadap Allah Swt: Menjalankan perintah-perintah Allah Swt, menjauhi larangan-larangan-Nya, di dalam dan di luar senantiasa mengerjakan kewajibannya sebagai hamba dan tidak menyembah selain Allah Swt.
  2. Adab terhadap Rasulullah Saw: Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Ali Imran ayat 31 yang artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu…” di dalam ayat ini menjelaskan tentang perintah Allah Swt untuk mengikuti Rasulullah Saw dalam segala hal dan juga menjelaskan bahwa Rasulullah Saw adalah wasilah antara Allah Swt dan makhluk-Nya. Dan mengetahui bahwa segala sesuatu dibawah perintah Allah Swt.
  3. Adab terhadap pemuka-pemuka tharikat ini: Mereka adalah wasilah untuk mengikuti jalan Rasulullah Saw. Setiap yang mengikuti jalan ini, walaupun tidak bersama mereka juga wajib mengikuti mereka.

Syeikh Naksyabandi Ks tentang hadits Rasulullah Saw Sesuatu yang kamu tidak ingin manusia mengetahuinya, maka pada waktu sendiri pun kamu jangan melakukannya! menjelaskan seperti ini:

“Orang yang menuntut jalan kebenaran harus menganggap bahwa ada banyak orang di sekitarnya meskipun pada saat itu tempat itu sunyi. Sesuatu yang dilakukan ketika berada ditengah orang banyak, maka ketika sendiri pun harus demikian.”

“Menjadi kekasih Allah lebih baik daripada menjadi kekasih ciptaan-Nya.” Rasulullah Saw bersabda, “Orang yang bekerja dan berhasil adalah kekasih Allah Swt.” Di dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa bukan berhasil mendapatkan dunia tetapi berhasil mendapatkan keridhaan Allah Swt.

“Jalan kita adalah jalan yang paling jarang ditemui, memiliki ikatan yang kuat. Jalan ini tidak lain hanya mengikuti ajaran-ajaran Rasulullah Saw dan mengikuti jalan-jalan yang diikuti para sahabat Rasulullah Saw.”

Posted in Ngaji | Leave a comment