MANUSIA DICIPTAKAN UNTUK MENGETAHUI TUHANNYA

“Iman dan kufur tidak bisa berkumpul dalam hati seseorang, kejujuran dan kebohongan tidak akan bisa berkumpul, hiyanah dan amanah tidak akan bisa berkumpul”.
(HR. Musnad Ahmad)

Allah Swt berfirman dalam sebuah ayat yang artinya, “Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Manusia telah diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya dari segi fisik, jasmani dan ruhani baik secara ahlak maupun ma’nawiyat. 

Manusia terbaik adalah seorang manusia yang mengenal Allah Swt dan sifat-sifatnya serta berperilaku sesuai dengan sifat-sifat Allah Swt. Manusia ketika baru terlahir tidak mampu mencapai derajat tersebut akan tetapi manusia telah di berikan kemampuan untuk bisa menjadi mahluk sempurna dan terbaik.

Manusia telah dibedakan dan diberikan keunggulan atas mahluk lain dengan di berikannya sifat-sifat yang mulia, manusia diberi akal diberi kemampuan untuk berfikir, berbicara, bekerja, berusaha dll. Allah Swt telah menciptakan para malaikat dan memberikan ruh dan akal, menciptakan hewan dan menciptakan syahwat akan tetapi tidak menciptakan untuknya akal, dan menciptakan manusia dengan bentuk yang mirip dengan malaikat dari segi akal dan mirip dengan hewan dari segi tabiat dan syahwat.

Apabila manusia berusaha memerangi hawa nafsu mereka dengan berupaya keras menggunakan akal demi berada di atas hawa nafsu mereka itu, dengan harapan untuk mendapatkan ridho Allah, orang-orang seperti inilah lebih baik daripada para malaikat. Akan tetapi, apabila sebaliknya; syahwatnya lebih tinggi dari pada akalnya dan jauh dari ridho Allah Swt maka manusia seperti ini lebih buruk dari pada hewan seperti yeng telah di jelaskan oleh Allah Swt dalam sebuah firmannya pada surah Al-A’raf ayat 179 yang artinya:

Dan sungguh, akan Kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah”.

Padahal Allah Swt telah menciptakan dunia dan akhirat hanya untuk manusia dan menciptakan manusia hanya untuk mengetahui-Nya (mengetahui Allah Swt).

Posted in Ngaji | Leave a comment

MENYAMBUNG TALI SILATURAHMI

Rasulullah Saw bersabda, “Bukanlah disebut sebagai washil (orang yang menyambung tali silaturrahmi) apabila seseorang berbuat baik kepada orang yang mengunjunginya dan berbuat baik kepadanya, akan tetapi washil hakiki adalah orang yang berkunjung dan berbuat baik kepada orang yang memutuskan tali silaturrahmi. (HR. Attirmidzi)

Suatu hari ada seseorang yang datang kepada Rasulullah Saw dan berkata, “Aku memiliki banyak kerabat. Aku sering datang mengunjungi mereka, namun mereka tak pernah datang mengunjungiku.  Mungkin aku dapat memaklumi dan memaafkannya, akan tetapi aku merasa mereka telah mendzalimi diriku. Aku selalu berbuat baik kepada mereka namun mereka membalasnya dengan berbuat buruk kepadaku. Haruskah aku membalas mereka sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan kepadaku?”

Kemudian Rasulullah Saw menjawab, “Jangan kau lakukan itu. Jika tidak, kamu akan memiliki akhlak yang buruk seperti mereka. Tetaplah melakukan kebaikan, kunjungilah mereka, niscaya engkau akan selalu berada dalam pertolongan Allah Swt.”

Rasulullah Saw pernah bersabda, Bertaqwalah kepada Allah Swt dan sambunglah tali silaturrahmi, karena itu adalah sesuatu yang paling baik untukmu di dunia dan di akhirat. “Sambunglah tali silaturahmi walau hanya memberi salam, dan seringlah mengunjungi kerabat-kerabat kalian”

Tiga sifat/akhlak yang dimiliki oleh ahli surga, dan hanya dapat ditemukan pada orang orang berhati mulia: (1) Membalas dengan kebaikan kepada orang yang menjahatinya. (2) Memaafkan orang yang menzaliminya. (3) Memberi dan membantu kepada mereka yang tidak pernah berbuat baik kepada kita.

Orang yang menyambung tali silaturrahmi disisa tiga hari umurnya, maka Allah akan memanjangkan umurnya 30 tahun, sebaliknya orang yang meninggalkan silaturrahmi di sisa 30 tahun umurnya, maka Allah akan mengurangi umurnya menjadi tiga hari.

Sebagian Ulama menjelaskan pendapat tentang yang dimaksud dengan bertambahnya umur disini adalah: Pahala dari bersilaturrahmi akan dicatat pada buku amal terus menerus walaupun dia sudah meninggal, sehingga  umur dia sepertinya dipanjangkan sebab pahala yang terus dicatat tersebut.

Posted in Ngaji | Leave a comment