SAIFULLAH KHALID BIN WALID Ra

“Khalid bin Walid adalah seorang hamba Allah Swt yang sangat baik. Dia adalah salah satu dari saifullah (pedang Allah Swt). (HR. Tirmidzi)

Saifullah (Pedang Allah Swt) adalah suatu gelar yang diberikan oleh Rasulullah Saw kepada Khalid bin Walid Ra, Nasabnya langsung bersambung dengan Rasulullah Saw yaitu Luwai bin Ghalib. Ibunya bernama Lubabah binti Harits  yang merupakan  saudara perempuan  dari salah satu istri Rasulullah Saw yang bernama Maymunah Radhiyallahu anha.

Setelah perjanjian Hudaibiyah Khalid bin Walid menjadi seorang muslim. Ketika Khalid bin Walid menunjukkan kehebatannya pada perang mu’tah, Rasulullah Saw memberikan gelar “Saifullah” atau “ pedang Allah” kepadanya. “Pada perang mu’tah sembilan buah pedang patah di tanganku” katanya. Khalid bin Walid telah bergabung bersama Rasulullah Saw dan sahabat lainnya pada perang khaibar, perang hunain, dan fathul mekkah (penaklukan kota mekah). Di kalangan sahabat beliau sangat terkenal karena keberanian dan kecerdasannya.

Sayyidina Abu Bakar siddiq Ra mengirim serta menjadikan Khalid bin walid sebagai komandan untuk melawan Musailamatul Kadzab seorang yang mengaku-ngaku menjadi nabi dan juga perang melawan orang-orang yang murtad di Yamamah. Ketika perang melawan orang-orang murtad, orang-orang Romawi di Syam dan orang-orang majusi di Irak, Khalid bin Walid Ra menunjukkan ketangkasan, kecerdasan, dan sifat kepahlawanannya ketika memimpin pasukan di bawah komandonya. Dan akhirnya ditaklukannyalah negeri Syam di bawah kepemimpinannya.

Di atas kepalanya yang ditutupi oleh peci yang diikat dengan sorbannya, dia selalu menyimpan beberapa helai rambut Rasulullah Saw dan dengan wasilah rambut Rasulullah ia mengharap pertolongan dan ihsan dari Allah Swt sehingga selalu berkata bahwa saya menang dan menaklukkan lawanku di dalam pertempuran.

Ketika kematian sudah dekat, Khalid bin Walid pun menyampaikan sebuah pesan, “Sesungguhnya sudah ratusan kali bahkan lebih aku mengikuti pertempuran besar. Di seluruh anggota tubuhku tidak ada satu bagian pun yang tidak terkena luka pedang, luka panah dan juga luka tombak. Tapi sekarang ajal telah menjemputku. Tidak ada satupun kalimat yang lebih aku cintai dan kalimat itu adalah sebuah amalan yang aku lakukan terus-menerus yaitu kalimat “Laailaha illallaah”. Dan akupun berlindung di balik kalimat tersebut.

Ketika zaman kekhalifahan Umar bin Khatab yang bertepatan pada tahun 21 hijriah Khalid bin walid pun menghembuskan nafas terakhirnya. Makamnya pun terdapat di kota Humus, tepatnya di Negara Suriah. Ketika dia wafat, Sayyidina Umar bin khatab Ra dan seluruh umat muslim sangat bersedih.

Posted in Cerita | 1 Comment

DERAJAT MATI SYAHID DI AKHIRAT

“Orang yang meninggal dalam kedaan sakit maka dia meninggal dalam keadaan syahid, terbebas dari azab kubur dan diberikan rezeki dari syurga setiap pagi dan sore”.
(HR. Sunan Ibnu Majah)

Rasulullah Saw bersabda, “Siapakah diantara kalian yang meninggal terhitung sebagai orang syahid?”

Para Sahabat menjawab, “Orang-orang yang terbunuh dijalan Allah”.

Rasulullah Saw pun bersabda, “Kalau begitu dari umatku sedikit yang mati syahid. (sedangkan) meninggal dijalan Allah, meninggal karena: wabah penyakit, perempuan yang meninggal setelah melahirkan, meninggal karena terbakar, karena tenggelam, karena TBC, dan meninggal karena penyakit dalam, semua hal ini termasuk meninggal secara syahid (hukmi).

“Orang pada waktu meniggal tidak ada orang yang dia kenal di sekelilingnya, dan bersedih mengingat keluarga dan anaknya, serta dalam keadaan jauh dari tempat asalnya dan dalam keadaan sendirian tidak ada siapa-siapa, mereka termasuk meninggal dalam keadaan syahid”. Orang yang meninggal karena penyakit demam juga termasuk meniggal syahid.

“Seseorang yang jatuh dari kudanya ketika perang dijalan Allah kemudian meninggal, dia termasuk meniggal syahid”. Orang yang meninggal dalam keadaan sedang berjaga dari musuh (patrol), dia termasuk syahid.

“Orang yang satu hari berjaga (dari musuh) di jalan Allah, maka pahalanya sama seperti berpuasa selama satu bulan, dan sama seperti sholat malam dalam sebulan. Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan sedang berjaga, maka amal perbuatan sehari-hari akan ditulis sampai hari kiamat, dan juga akan terbebas dari pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, serta akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan syahid”.

“Orang-orang yang meninggal dalam keadaan: jatuh dari atas gunung (tempat yang tinggi), meninggal karena dimakan hewan buas, karena tenggelam, maka mereka disisi Allah termasuk meniggal dalam keadaan syahid.”

“Seorang wanita yang sedang hamil sampai melahirkan maka dia sama seperti orang yang sedang berjaga dari musuh di jalan Allah, maka ketika dalam keadaan seperti dia meniggal dia termasuk dalam syahid.” (Abwabu-s Sa’adah fi Abwabus-Syahadah, Suyuti)

Posted in Ngaji | Leave a comment