DERAJAT MATI SYAHID DI AKHIRAT

“Orang yang meninggal dalam kedaan sakit maka dia meninggal dalam keadaan syahid, terbebas dari azab kubur dan diberikan rezeki dari syurga setiap pagi dan sore”.
(HR. Sunan Ibnu Majah)

Rasulullah Saw bersabda, “Siapakah diantara kalian yang meninggal terhitung sebagai orang syahid?”

Para Sahabat menjawab, “Orang-orang yang terbunuh dijalan Allah”.

Rasulullah Saw pun bersabda, “Kalau begitu dari umatku sedikit yang mati syahid. (sedangkan) meninggal dijalan Allah, meninggal karena: wabah penyakit, perempuan yang meninggal setelah melahirkan, meninggal karena terbakar, karena tenggelam, karena TBC, dan meninggal karena penyakit dalam, semua hal ini termasuk meninggal secara syahid (hukmi).

“Orang pada waktu meniggal tidak ada orang yang dia kenal di sekelilingnya, dan bersedih mengingat keluarga dan anaknya, serta dalam keadaan jauh dari tempat asalnya dan dalam keadaan sendirian tidak ada siapa-siapa, mereka termasuk meninggal dalam keadaan syahid”. Orang yang meninggal karena penyakit demam juga termasuk meniggal syahid.

“Seseorang yang jatuh dari kudanya ketika perang dijalan Allah kemudian meninggal, dia termasuk meniggal syahid”. Orang yang meninggal dalam keadaan sedang berjaga dari musuh (patrol), dia termasuk syahid.

“Orang yang satu hari berjaga (dari musuh) di jalan Allah, maka pahalanya sama seperti berpuasa selama satu bulan, dan sama seperti sholat malam dalam sebulan. Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan sedang berjaga, maka amal perbuatan sehari-hari akan ditulis sampai hari kiamat, dan juga akan terbebas dari pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, serta akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan syahid”.

“Orang-orang yang meninggal dalam keadaan: jatuh dari atas gunung (tempat yang tinggi), meninggal karena dimakan hewan buas, karena tenggelam, maka mereka disisi Allah termasuk meniggal dalam keadaan syahid.”

“Seorang wanita yang sedang hamil sampai melahirkan maka dia sama seperti orang yang sedang berjaga dari musuh di jalan Allah, maka ketika dalam keadaan seperti dia meniggal dia termasuk dalam syahid.” (Abwabu-s Sa’adah fi Abwabus-Syahadah, Suyuti)

Posted in Ngaji | Leave a comment

CERITA WANTIA TANGGUH NASIBAH (R.ANHA)

“Ketika diperang Uhud, kearah manapun saya memandang, disana pasti saya melihat Ummu Umarah (Siti Nasibah) sedang membela diri saya”. (HR. Ibnu Hajar, Fathul Bari)

Ummu Umarah Nasibah R.anha merupakan salah seorang dari orang-orang unggulan Sahabat Anshar, dia dari kabilah Bani Hazraj, dan merupakan salah seorang dari dua wanita yang hadir pada Ba’iat Akabah. Dia seorang yang mengikuti perang Uhud, Hudaibiyah, Hunain, dan Yamamah.

Dia mengikuti perang Uhud bersama dengan suami dan kedua anaknya, dia yang membagikan air kepada para sahabat yang terluka. Ketika perang dalam keadaan memanas dia mengambil pedang dan ikut berperang. Nasibah R.anha menceritakan, “Ketika perang Uhud berlangsung orang-orang disekitar Rasulullah Saw mulai sedikit. Hanya ada 10 orang yang tersisa. Saya, suami dan anak-anak saya bersama-sama menjaga Rasulullah disekitar beliau. Ditangan saya tidak ada tameng. Rasulullah Saw pun melihat bahwa ditangan saya tidak ada tameng. Kemudian Rasulullah berkata kepada sahabat yang mempunyai tameng, “Berikanlah tamengmu kepada sahabat yang sedang berjuang”. Saya pun mengambil tamengnya, dan melanjutkan untuk menjaga Rasulullah Saw”.

Dalam keadaan seperti ini Nasibah R.anha mengalami 12 luka dengan luka dari pedang dan tombak. Salah seorang Musyrikin yaitu Ibnu Qamia datang untuk membunuh Rasulullah Saw, kemudian melukai lehernya Nasibah R. Anha dengan pedangnya. Ini adalah luka yang paling besar yang dia dapatkan. Rasulullah melihat Nasibah R. Anha yang terluka dan berkata kepada anaknya Nasibah R.anha, “Lihatlah ibumu, ibumu, langsung balutlah luka ibumu”. Dan karena semangatnya Nasibah R. Anha Rasulullah Saw berdo’a, “Ya Allah, jadikanlah keluarganya sebagai teman saya nanti di akhirat”. Lukanya Nasibah R.anha bisa sembuh setelah diobati dalam waktu kurang lebih satu tahun.

Putranya yaitu Abdullah menceritakan,”Pada perang Uhud saya mendapatkan luka yang besar. Darah lukanya pun tidak berhenti. Rasulullah Saw bersabda, “Balutlah lukamu!”. Setelah itu ibu saya langsung datang dan membalut luka saya dengan lap. Rasulullah Saw pun melihat kejadian ini. Ibu saya berkata, “Bangunlah anakku, lanjutkan berperang hadapi orang-orang kafir itu”. Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang mampu menahan cobaan-cobaan kamu ini, ya Ummu Umarah”. Ketika Rasulullah Saw melihat seorang Musyrik yang melukai saya, Beliau berkata dan menunjukkan kepada ibu saya, “Orang ini yang telah melukai anakmu”. Lalu ibu saya langsung memukul musyrik itu dan mengalahkannya. Rasulullah Saw yang melihat kejadian ini langsung tersenyum sampai terlihat giginya dan bersyukur kepada Allah atas kalahnya musyrik tersebut.

Di perang Yamamah Nasibah R.anha mengalami 12 luka dan kehilangan tangannya. Abu Bakar Ra yang melihat Nasibah R.anha datang ke Madinah dalam kedaan seperti itu langsung menanyakan keadaannya dan membantu semampunya.

Posted in Cerita | Leave a comment