COBAAN SA’AD BIN ABI WAQQAS DENGAN IBUNYA

Rasulullah Saw bersabda, “Ajarkanlah, Permudahlah dan janganlah mempersulit. Apabila ada diantara kalian yang marah maka hendaklah dia diam (jangan mengambil keputusan).”

Ketika Sa’ad bin Abi Waqqas masuk Islam, ibunya (Hammah binti Abu Sofyan) pun mendengar kabar itu, lalu berkata kepadanya; “Wahai Sa’ad anakku, aku mendengar bahwa kau telah masuk Islam. Aku bersumpah akan tetap berdiri dibawah terik matahari tanpa sekalipun berteduh dibawah bayangan, aku juga bersumpah tidak akan makan dan tidak akan minum sampai kau mengingkari Muhammad dan keluar dari Islam.” Ibunya pun selama tiga hari tanpa makan dan minum berdiri di bawah terik matahari yang panas.

Sa’ad bin Abi Waqqas Ra pun tidak menghiraukan perkataan ibunya dan berkata kepadanya “Wahai ibu, walaupun engkau memiliki 100 nyawa, dan nyawa itu keluar satu per satu, aku tidak akan mentaatimu dalam hal ini, aku tidak akan mengingkari Nabi Muhammad Saw.” Ibunya pun menyerah setelah anaknya tidak mentaati perintahnya.

Kemudian Sa’ad bin Abi Waqqas menemui Rasulullah Saw dan menceritakan hal ini kepadanya, lalu turunlah wahyu (surat Ankabut, ayat 8) kemudian Rasulullah Saw membacakannya:

“Dan kami wajibkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang kalian tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka jangan lah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu dan akan aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 8)

Apabila ada orang tua yang memerintahkan untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariat, walaupun mereka bersikeras dan tetap memaksa kalian melakukan hal itu, maka haram hukumnya untuk mentaati perintah mereka. Ketaatan dalam hal ini akan membahayakan dirinya bahkan dapat membuatnya keluar dari Islam. Jika mentaati orang tua yang menyuruh melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariat saja hukumnya haram, apalagi mentaati orang lain yang memerintahkan hal yang sama.

Posted in Cerita | Leave a comment

MESKI SEDIKIT, AMAL IKHLAS ITU MENYELAMATKAN

 “Wahai Manusia beramalah dengan ikhlas kepada Allah Swt, karena Allah Swt tidak  akan menerima amal seseorang kecuali dengan keikhlasannya.”(HR. Majmauz-Zawaid)

Ikhlas adalah suatu perbuatan yang dikerjakan dengan niat baik, dengan hati yang tulus, dan tidak mencampurkan dengan urusan yang lain. Kemuliaan sebuah tugas yang dilakukan tergantung keikhlasan niatnya. Hanya dengan ikhlas seorang hamba terselamatkan dari tipu daya setan. Lawan dari ikhlas adalah riya. Riya adalah perbutan yang dilakukan hanya untuk dilihat orang lain serta mendapatkan manfaat duniawi saja.

Orang yang ikhlas, dengan rahmat Allah swt akan terjaga dari perbuatan dosa, perangkap dan bisikan setan. Iblis berkata: ”Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka.” (Q,S.Hijr: 39-40)

“Diterimanya amal perbuatan hamba tergantung keikhlasannya. Seorang sahabat datang menemui Rasulullah Saw, dan bertanya: Bagaimana menurut engkau wahai Rasulullah Saw perihal orang yang berperang dengan tujuan ingin mendapatkan pahala serta ketenaran?

Rasulullah Saw bersabda: “Dia tidak akan mendapatkan apa-apa.” sahabat mengulang pertanyaan yang sama tiga kali. Setiap kalinya Rasulullah Saw bersabda: “Dia tidak akan mendapatkan apa-apa.”

“Sesungguhnya Allah Swt menerima amal perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas dan untuk rida Allah Swt.” (Hadis Nasai)

Rasulullah Saw bersabda: “Bersedekah satu dirham melewati sedekah seratus ribu dirham.”

“Wahai Rasulullah, bagaimana bisa demikian?”

Seorang memiliki modal dua dirham. Satu dari dua dirham itu disedekahkan. Orang  yang lain mempunyai harta yang berlimpah. Dan bersedekah seratus ribu dirham dari keberhasilannya/keuntungannya. (H.R. Nasai)

Sayidina Ali Ra. berkata: “Jangan melihat sedikitnya amal, akan tetapi lihatlah apakah amal itu diterima atau tidak. Karena Rasulullah Saw pernah bersabda kepada Muaz bin jabbal Ra: “Ikhlaslah dalam beramal, dengan keikhlasan, amal yang sedikit cukup untukmu.”

Posted in Cerita | Leave a comment