SHALAT TASBIH UNTUK HAJAT DAN SEGALA MUSIBAH

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melihat orang lain yang tertimpa musibah hendaknya ia berdoa: “Alhamdulillahilladzi ‘Aafaanii mimmaa ibtalaaka bihi wa faddhalani ‘alaa katsirin mimman khalaqa tafdhiila.” Maka ia akan diselamatkan dari musibah tersebut, musibah apapun itu selama hidup.
(HR. Sunan-i Tirmizi)

Paman Rasulullah Saw Sayyidina Abbas, datang menemui Rasulullah pada waktu yang tidak seperti biasanya.

Seseorang berkata, Ya Rasulullah, paman kita ada di depan pintu.

Rasul bersabda, “Kita luangkanlah waktu untuknya, Beliau datang untuk sesuatu yang penting.”

Ketika beliau datang, Rasulullah bertanya, “Wahai Paman, apa yang membuatmu datang pada saat seperti ini?”

Sayyidina Abbas menjawab, Wahai putra saudaraku, aku ingat masa kebodohan dan buta aksara. Meskipun dunia luas, terasa sempit bagiku. Aku berpikir dalam hati, “Siapakah yang dapat menyelamatkanku dari masalah ini?” Kemudian saya mengetahui bahwa yang menyelamatkanku dari hal ini adalah Allah Swt dan setelah itu engkau Ya Rasulullah.”

Rasulullah Saw bersabda, “Bersyukurlah kepada Allah yang telah menurunkan ilham ini ke dalam hatimu. Bolehkah aku mengobatimu?”

Sayyidina Abbas menjawab, Ya.

Rasulullah bertanya lagi, “Bolehkah aku memberikan sesuatu yang dapat menyelamatkanmu dari hal ini?”

Sayyidina Abbas menjawab, Ya.

Rasulullah Saw menyarankan dan menjelaskan cara mengerjakan shalat tasbih, “Setelah berwudhu, laksanakanlah shalat tasbih sesuai dengan aturan dan ketentuannya, selain pada waktu-waktu kerahat. Kemudian beliau bersabda lagi, “Allah akan mengampunimu meskipun dosa-dosamu sebanyak bintang-bintang di langit, bukit pasir, dan buih di lautan”.

“Jika engkau mampu, kerjakanlah setiap hari sekali. Jika tidak mampu, kerjakanlah setiap jum’at (dalam seminggu) sekali, jika tidak mampu, kerjakanlah setiap bulan sekali, jika tidak mampu, kerjakanlah setiap tahun sekali. Dan jika masih tidak mampu, kerjakanlah sekali dalam seumur hidupmu.” (Al Mu’jamul Kabir, Tabrani)

Posted in Cerita | Leave a comment

BERTAUBAT DARI PERBUATAN DOSA SAMA SEPERTI ORANG YANG TIDAK BERBUAT DOSA

“Tidak ada sesuatu yang lebih di cintai oleh Allah Swt dari seorang pemuda yang bertaubat atas dosa-dosanya, dan tidak ada sesuatu yang lebih di benci oleh Allah dari seorang tua yang terus menerus berbuat dosa” (HR. Kanzu’l-Ummal)

Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang telah di beri 4 perkara pasti akan di beri 4 perkara yang lain:

Barangsiapa yang berdzikir (mengingat) kepada Allah, maka Allah Ta’alapun dengan rahmat-Nya akan berdzikir untuk-Nya (mengingat-Nya). Seperti yang telah di jelaskan dalam firman Allah Swt dalam surat Al-Baqarah ayat: 152, “Maka ingatlah kepadaku Akupun akan ingat kepadamu.”

Barangsiapa berdo’a kepada Allah Ta’ala maka Allah Ta’ala akan mengabulkan do’anya. Seperti yang telah Allah firmankan dalam surat Mu’min ayat: 60, “Berdo’alah kepadaku niscaya akan aku perkenankan bagimu.”

Barangsiapa yang bersyukur kepada Allah Ta’ala maka Allah akan menambahkankan nikmat kepadanya  seperti yang telah Allah firmankan dalam surat Ibrahim ayat: 7, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.”

Barangsiapa yang beristighfar kepada Allah Ta’ala maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya, seperti yang telah Allah firmankan dalam surat Nuh ayat: 10, “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh Dia maha pengampun.”

Imam Kusyayri Rh menceritakan dalam kitab “Tahbir”:

“Ada seorang pemuda yang suka berbuat maksiyat, hampir seluruh perbuatan dosa yang ada telah ia perbuat, kemudian pemuda tersebut jatuh sakit, dan tidak ada seorangpun dari tetangganya yang menjenguknya. Kemudian ia memanggil seseorang dan berwasiat kepadanya: Aku telah membuat sengsara tetangga-tetanggaku ketika aku hidup, dan Akupun tahu Aku akan membuat sengsara tetangga-tetanggaku di alam kubur nanti, jika Aku mati kuburkanlah Aku di salah satu pojok rumahku.”

Setelah pemuda tersebut meninggal dunia tetangga-tetangganya melihat pemuda tersebut di dalam mimpi mereka dalam keadaan bahagia, dan merekapun bertanya, “Bagaimana Allah Ta’ala telah memperlakukanmu?”

Pemuda tersebut pun menjawab, “Allah Ta’ala berkata kepadaku, wahai hambaku, orang-orang telah memalingkan muka darimu, akan tetapi Aku tidak akan pernah memalingkan muka darimu, dan Allah Ta’ala memperlakukanku dengan rahmatnya”.

Inti dari cerita ini, pemuda ini telah mengakui dosa dan kesalahan-kesalahannya dan merendahkan dirinya, ketika ia memasrahkan semuanya kepada Allah Ta’ala, Allah Ta’alapun memberikan maghfirah dan rahmat kepadanya, mengampuni dosa-dosanya, menutup aib-aibnya.

Posted in Cerita | Leave a comment