UMMUL MUKMININ : UMMU HABIBAH RA

“Janganlah kalian memelihara kebencian pada istri-istri kalian! Jika kalian tidak menyukai sebagian dari perangainya (sikapnya), kalian akan menyukai perangai (sikap) yang lain.” (HR. Muslim)

Ummu Habibah (R.anha) adalah putri dari Abu Sufyan. Ia berhijrah beserta suaminya Ubaidullah Bin Jahsy dan para muslimin ke Habasyah (Etiopia).

Ummu Habibah (r.anha) menceritakan: “Aku melihat Ubaidullah bin Jahsy di dalam mimpiku. Ia memiliki rupa yang sangat buruk dan aku merasa ketakutan ketika itu. Dan aku berkata di dalam hati, “Demi Allah ada sesuatu yang berubah padanya.” Disaat pagi tiba, Ubaidullah mengungkapkan bahwa dirinya telah masuk agama Nasrani (Kristen). Dan aku berkata, ‘‘Demi Allah, tidak ada kebaikan dalam dirimu.” Aku pun menceritakan mimpiku padanya. Dia tidak mempedulikannya dan terus mabuk hingga meninggal dunia karenanya.

Kemudian datang lagi seseorang dalam mimpiku, dan aku mendengar ia berkata, “Wahai Ummul Mukminin!” kemudian aku menjadi takut. Dia mengartikan bahwa Rasulullah Saw ingin menikahiku.

Pada tahun ke 7 Hijriyah, Rasulullah Saw mengirimkan surat kepada penguasa Habasyah (Najasyi), Ashamah bin Bahr. Surat itu berisikan ajakan untuk memeluk Islam dan keinginan Rasulullah Saw untuk menikahi Ummu Habibah (R.anha).

Ketika telah habis masa iddahku, datanglah seorang pelayan Najasyi kepadaku. Dia berkata, “Najasyi telah memberitahukan bahwa Rasulullah Saw telah mengirimkan surat yang menyatakan keinginannya untuk menikahimu, dan Najasyi memerintahkanmu untuk menentukan wakil untuk pernikahanmu. Karena kegembiraanku, maka saat itu aku hadiahkan kedua gelang dan kedua cincin perakku kepada pelayan tersebut, dan ketika itu aku memilih Khalid bin Said sebagai wakilku.

Maka Najasyi menikahkan Rasulullah Saw dan Ummu Habibah di hadapan para Muhajirin dan kaum Muslimin. Kemudian Najasyi berkata, “Duduklah! Karena menjamu makanan pada pernikahan adalah Sunnah para nabi.” Dia pun menjamu mereka dengan hidangan.

Ibnu Abbas (R.huma) berkata bahwa ayat 7 Surat Mumtahinah turun ketika Rasulullah Saw menikah dengan Ummu Habibah (r.anha).

Posted in Cerita | Leave a comment

SHALAT DI BULAN RAJAB

Rasulullah Saw bersabda, “Orang yang melakukan dosa sambil tertawa, maka dia akan masuk kedalam neraka sambil menangis.” (Al-Hadist, Kanzul Ummal)

Ada Sholat Hajat yang akan dikerjakan diantara tanggal 1 dan 10 bulan Rajab yang berjumlah 10 raka’at, diantara tanggal 11 dan 20 juga berjumlah 10 raka’at, dan diantara tanggal 21 dan 30 juga berjumlah 10 raka’at, cara pelaksanaan ketiganya sama, hanya  bacaan setelah shalat tersebut yang berbeda.

Orang yang mampu melaksanakan 30 raka’at Shalat ini, maka berarti ia telah mendapatkan Hidayah. Hatinya tidak akan mati. Shalat 30 raka’at ini diriwayatkan dari Salman Al Farisi Ra sebagai tukang cukurnya Rasulullah Saw.

Shalat ini bisa dilakukan setelah isya atau setelah maghrib. Akan tetapi  melaksanakannya pada malam jumat atau malam senin, terutama pada waktu sholat tahajud itu lebih berfaidah.

Cara pelaksanaannya: Niat sholat hajat seperti berikut: “Ya Rabbi, berikanlah kepadaku keberkahan dan keampunan-Mu dengan wasilah bulan Rajab yang mulia ini, dan wasilah dari Rasulullah tercinta junjungan kami nabi besar Muhammad Saw, yang dengan kedatangan beliau cahayanya memenuhi alam semesta ini, maka berikanlah padaku, hambaMu ini Ridha, dan keberkahanMu. Masukkanlah aku kedalam golongan hamba-hambaMu yang Shaleh dan Bertakwa. Bebaskanlah aku dari Kesulitan di dunia maupun di akhirat, untuk mendapatkan RidhaMu.” Allahu Akbar.

Untuk setiap raka’at setelah membaca surat al-Fatihah membaca surat al-Kafiruun 3 kali dan surat al-Ikhlas 3 kali, dan 2 raka’at salam sampai 10 raka’at.

Setelah Shalat pada 10 Hari pertama membaca, “Laa Ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiit, wahuwa hayyun laa yamuut biyadihil khair wahua a’laa kulli syain qhadiir

Setelah Shalat pada 10 Hari kedua, yaitu dibulan Rajab antara tanggal 11 dengan 20, setelah melaksanakan 10 raka’at, kemudian membaca 11 kali, “Ilaahan waahidan Ahadan Shamadan Fardan Witran Hayyan Qayyuman Daaiman Abadan

Setelah Shalat pada 10 Hari ketiga, yaitu dibulan Rajab antara tanggal 21 dengan 30, setelah melaksanakan 10 raka’at kemudian membaca 11 kali, “Allahumma laamaani’a lima a’thaita wala mu’tia limaa mana’ta wala raadda lima qadaita wala mubaddila lima hakamta wala yanfaudal jaddi minkal jadh, subhana rabbil a’liyyil  a’lal kariimil Wahhab, ya Wahhab, ya wahhab, ya Wahhab.

Posted in Ngaji | Leave a comment