MU`JIZAT MI`RAJ DAN IMANNYA ABU BAKAR AS-SHIDDIQ RA.

  “Allah Swt mewajibkan atas Nabi Muhammad Saw (pada malam Isra’ Miraj) shalat lima puluh waktu, kemudian Rasulullah saw meminta keringanan kepada Allah swt, maka Allah Swt menetapkan shalat lima waktu.” (HR. Musnad Ahmad)

Rasulullah (Saw), satu setengah tahun sebelum hijrah tepatnya malam 27 Rajab dengan mengendarai seekor burak  yang membawa Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan membawa beliau sampai ke langit. Kemudian beliau melihat tanda-tanda yang menunjukkan kebesaran dan keangungan Allah Swt. Dan beliau kembali pada malam yang sama dengan perintah shalat lima waktu. Pagi harinya Rasulullah Saw memberitahukan mukjizat tersebut kepada kaum Quraisy.

Ketika mendengar berita ini, sebagian dari orang yang baru beriman langsung murtad.Salah seorang dari orang musyrik lari menemui sayyidina Abu Bakar Ra dan berkata:

“Sahabatmu mengaku bahwa semalam dia pergi ke Baitul Makdis(Masjidil Aqsa).  Sayyidina Abu Bakar Ra berkata:

“Apabila Beliau berkata seperti ini kebenarannya tidak diragukan.

“Apakah kamu membenarkan perkataan (Rasulullah Saw) ini juga?” Sayyidina Abu Bakar Ra berkata:

“Lebih dari ini pun maksudnya sesuatu yang datang padanya dari nubuwat dan wahyu dari Allah Swt saya juga akan membenarkannya!”

“Nah, dikarenakan sayidina Abu Bakar membenarkan hal tersebut, maka beliau diberi gelar “As-shiddiq”.

JUJUR DALAM BERKATA

Shaqiq bin Ibrahim Rh. berkata: Manusia melakukan hal yang berlawanan dari empat sesuatu yang mereka katakan:

  1. Kami merupakan hamba Allah Swt. ”tapi mereka berperilaku layaknya orang  yang merdeka. Mereka tidak mematuhi perintah-Nya.
  2. Allah Swt menjamin rezeki kami. ”akan tetapi hatinya hanya puas dengan kesenangan dunia.
  3. Akhirat itu lebih baik dari dunia. ”akan tetapi mereka sibuk mengumpulkan harta untuk dunia, dan tidak menyiapkan amal untuk akhirat.
  4. Sungguh kami akan mati. Akan tetapi ”mereka berbuat seperti orang yang tidak  merasakan akan adanya kematian, dan mereka bekerja untuk dunia.
Posted in Cerita | Leave a comment

Sahabat Nabi: SYAHID ABU UQAIL RA.

Ditanyakan kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah orang yang paling utama Ya Rasululah?” Rasulullah Saw menjawab “adalah Mukmin yang berjihad di jalan Allah dengan diri dan hartanya.” (H.R. Shahih Bukhari)

Abu Uqail Abdurrahman bin Abdullah Ra. yang ikut serta dalam perang Badar dan turut serta pula dalam semua khalifah pertama Abu Bakar Ash Shiddiq Ra dan mati syahid pada perang tersebut.

Ja’far bin Abdullah Ra menceritakan: Diceritakan oleh Ja’far bin Abdullâh (r.a.) bahwasanya: Pada saat perang dimana Nabi palsu Musailamah berhasil dibunuh pada perang Yamamah berkecamuk, Abu Uqail adalah orang yang pertama terluka. Ia terkena panah diantara dua bahunya dekat dengan jantungnya. Kemudian panah tersebut berhasil dicabut tetapi bagian kanan tubuhnya kemudian mati rasa, lantas kemudian ia dibawah ke belakang pasukan.

Kemudian perang menjadi semakin sengit dan kaum Muslimin terpaksa bergerak mundur. Abu Uqail yang lemah karena lukanya itu sedang diistirahatkan. Terdengar Ma’n bin Adiyy Ra berteriak dengan lantangnya:

“Wahai Ansar, takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah, seranglah musuh-musuh kalian.”

Abdullah bin Umar Ra menceritakan: “Abu Uqail kemudian berdiri. Dan aku pun berkata ‘Apa yang kau inginkan, kau tidak boleh berperang’. Kemudian ia berkata ‘Panggilan itu juga menyeru kepadaku’. Ia berkata ‘Wahai Ansar’, kemudian aku berkata ia tidak memanggil yang sedang terluka. Kemudian Abu Uqail Ra berkata: Saya juga seorang Ansar, walaupun dengan merangkak-rangkak aku akan menjawab panggilan itu, dan lantas mengeratkan sabuknya seraya mengambil pedang dengan tangan kanannya.

Kemudian ia berkata ‘Wahai Ansar kembalilah ke medan perang seperti pada perang Hunain, semoga Allah merahmati kalian, maju!’. Dan akhirnya kaum Muslimin memojokkan musuh ke sebuah ladang, dan terjadi pertempuran sengit disana.

Kemudian aku lihat Abu Uqail, lengannya yang terluka telah putus dari bahunya. Di tubuhnya terdapat 14 luka parah. Aku menungguinya. Sudah saatnya ia akan melepas arwahnya. Kemudian aku berkata Wahai Abu Uqail. Dengan lidahnya yang mulai memberat ia berkata “Ya, siapakah yang kalah?”. Dan aku berkata ‘Selamat, musuh Allah, Musailamah telah dibunuh’. Maka ia kemudian mengangkat jarinya ke langit dan memuja Allah Swt, dan kemudian ia wafat sebagai seorang syahid. Semoga Allah meridhoinya.

Kemudian aku menceritakan apa yang kulihat kepada ayahku Umar Ra.

Kemudian Umar Ra berkata Semoga Allah merahmatinya, ia (Abu Uqail Ra) memang menginginkan mati syahid dalam keadaan itu dan ia berusaha untuk mendapatkannya. Ia, adalah salah satu sahabat terbaik Nabi Saw dan merupakan orang-orang pertama yang masuk Islam. Semoga Allah meridhoi mereka.

Posted in Cerita | Leave a comment