FADHILA SHOLAWAT

“Apabila di antara kalian mengambil wudhu dengan sempurna, kemudian membaca Asyhadu an lâ ilâha illallâh Wa asyhadu anna Muhammadan Abduhû Wa rasûluh maka delapan pintu surga terbuka untuknya dan orang itu berhak masuk surga dari pintu yang ia kehendaki.” (Hadis Syarif, Musnad Ahmad)

Bershalawat kepada Rasulullah Saw merupakan wasilah untuk mendapatkan rahmat dan magfirah dari Allah Swt. Shalawat yang paling pendek adalah “Allâhumma Shalli ‘alâ Muhammad Wa ‘alâ âli Muhammad.”

Rasulullah Saw bersabda:

“Aku bermimpi pada malam hari menjelang subuh; ada seorang laki-laki dari umatku berjalan dengan susah payah diatas siratal mustakim; dia berusaha merangkak. Ketika itu datanglah shalawat yang ia curahkan kepadaku, memegang tangannya, memberdirikanya, dan membantunya melewati siratal mustakim.” (Tabrani dan Daylani)

“Perbanyaklah shalawat kepadaku. Sesungguhnya yang pertama dipertanyakan di dalam kubur adalah tentangku.” (Sahawi)

Ketika manusia meninggal dan dikuburkan, dua malaikat akan datang dan menanyakan pertanyaan: `Siapa Tuhanmu, Siapa Nabimu, dan Apa Agamamu?`

Barang siapa di dunia membaca kalimat syahadat dan memperbanyak shalawat kepada Nabi Saw, maka ia akan mudah menjawab pertanyaan kedua malaikat:

“Allah Tuhanku, Muhammad Saw Nabiku, dan Islam Agamaku.” Kemudian kuburnya menjadi bagian dari taman surga.

Sofyan Sauri Rh berkata, “Ketika tawaf di kakbah aku melihat seorang yang menjalankan ibadah haji membaca banyak shalawat kepada Nabi Saw. Aku berkata kepadanya; “Disini adalah tempat berdo’a kepada Allah Swt.” Dia menjawab:

“Lihatlah, aku akan menjelaskan keadaanku, mengertilah. Ketika di kampung halaman, ada saudaraku yang mendekati ajalnya. Ketika meninggal aku melihat wajahnya yang menghitam. Aku sedih melihat keadaan saudaraku ini. Ketika itu datanglah kepada kami seseorang yang wajahnya bersinar cerah. Ketika mengusap saudaraku dengan tanganya seketika wajahnya bersinar seperti bulan. Aku sangat bahagia dan aku bertanya:

“Semoga Allah Swt membalas apa yang telah anda lakukan ini. Aku bertanya, Anda ini siapa?”:

“Beliau menjawab: Aku adalah malaikat yang bertugas memperhatikan orang yang membacakan shalawat kepada Rasulullah Saw. Tugasku seperti ini. Sesungguhnya saudaramu selalu membaca banyak shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.”

Posted in Cerita | Leave a comment

KEUTAMAAN BULAN SYA’BAN

“Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang pagi 10 kali malam 10 kali membaca shalawat kepadaku maka ia akan mendapatkan syafa’atku” (HR. Kanzul-Ummal)

Sayidatina Aisyah r.anha berkata, “… Aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadan. Dan aku tidak melihat Rasulullah berpuasa lebih banyak dari berpuasa di bulan Sya’ban”.

Rasulullah Saw bersabda kepada Aisyah r.anha, “Puasa di bulan Sya’ban adalah puasa yang paling kugemari.” Lalu beliau lanjutkan, “Wahai Aisyah! Ada hari dimana nama-nama orang yang akan meninggal dunia dalam tahun itu diberikan kepada malaikat Maut. Dan aku juga ingin namaku diberikan ketika aku sedang berpuasa.”

Ummu Salamah r.anha berkata, “Rasulullah Saw tidak berpuasa lebih banyak dari berpuasa di bulan Sya’ban kecuali bulan Ramadan.”

Rasulullah Saw. bersabda, “Rajab itu bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadan adalah bulan ummatku. Bulan Sya’ban merupakan perantara untuk mendapatkan magfirah (pengampunan dosa), sedangkan bulan Ramadan adalah untuk penghapus dosa-dosa.”

Pada bulan ini pintu-pintu kebaikan akan terbuka, diturunkannya berkah, ditinggalkannya segala kesalahan, diampuninya dosa-dosa, dan bulannya shalawat kepada mahluk ciptaan Allah yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad Saw. Maka itu, Di bulan ini hendaknya, orang-orang mu’min bangun dari kelalaian, bertobat dari dosa-dosa yang lalu dan mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan. Dan di bulan ini kita harus memohon ampun dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dengan menjadikan Rasulullah saw yang pemilik bulan ini sebagai wasilah menuju keridaan-Nya.

Jangan menunda segala sesuatu, seraya berkata, “Semua ini akan saya kerjakan nanti.” Sebab, dunia diibaratkan tiga hari. Pertama, hari kemarin; waktu yang sudah lampau, hanya dapat diambil pelajaran/hikmahnya saja. Kedua, hari ini; hari untuk bertindak dan waktu yang sangat berharga, dan terakhir adalah hari esok; begitu berbahaya, dikarenakan tak ada satu pun yang mengetahui kepastiannya. Sama halnya seperti bulan-bulan berkah ini. Rajab telah lalu, tak akan kembali lagi. Bulan Ramadhan akan datang, tetapi tak ada yang mengetahui kepastiannya. Sya’ban bagaikan perantara di antara dua bulan. Maka itu, marilah kita manfaatkan waktu yang sangat berharga ini dengan menyibukkan diri beribadah kepada Allah Swt.

Posted in Cerita | Leave a comment