Rasulullah Saw bersabda, “Ketika dosa dilakukan secara terang-terangan, maka timbullah bencana. Ketika banyak yang tidak patuh pada perintah pemimpin, hujan berkurang dan akan terjadi kekeringan.” (Faydhul Qadir)
Allah Swt telah meletakkan Nur Nabi Muhammad Saw ke pundaknya sejak diciptakannya Nabi Adam As. Para Malaikat berdiri menyusun shaf di belakang Nabi Adam As untuk mendapatkan manfaat dan nikmat dari cahaya Nabi Muhammad Saw.
Nabi Adam As berkata sambil berdoa dan memohon kepada Rabbnya, “Kenapa para Malaikat ini berdiri menyusun shaf di belakangku?”
Allah Swt berfirman, “Malaikat-malaikat-Ku sedang melihat nur (cahaya) kekasih-Ku Muhammad Saw . Dia adalah Nabi yang keluar dari nasabmu, cahayanya akan sampai kepada pemiliknya dengan perpindahan dari nasab ke nasab dan dari yang sujud kepada yang sujud (yakni dari mukmin ke mukmin). Dia adalah Nabi sekaligus Rasul yang terakhir, Tuan dari setiap makhluk yang diciptakan.”
Nabi Adam As meminta kepada Rabbnya untuk memindahkan nur tersebut ke dahinya untuk dapat melihat para Malaikat yang ada di seberangnya. Kemudian Nur-u Muhammad dipindahkan ke dahi Nabi Adam. Malaikat-malaikat pun berdatangan kehadapan Nabi Adam. Dan Nur-u Muhammad bersinar di dahi Nabi Adam seperti halnya matahari pagi bahkan lebih bagus dan terang.
Hawa yang melihat cahaya tersebut di kening Nabi Adam langsung berkata,
“Cahaya apa yang ada di keningmu?, cahaya tersebut telah membuatku takjub.” Jawab Nabi Adam,
“Wahai Hawa, Yang membuatmu takjub terheran-heran adalah cahaya dari Nabi keturunanku. Dia adalah makhluk Allah Swt yang paling sempurna dan di sisi-Nya adalah yang paling tinggi derajatnya”.
Lalu Nabi Adam As memohon kepada Allah untuk memindahkan cahaya ke bagian tubuh yang dapat terlihat. Allah Swt mengabulkan doanya dan memindahkan nur tersebut ke jari telunjuknya. Dan mata Nabi Adam pun tersinari oleh nur tersebut. Ketika Nabi Adam As sibuk dengan zikir dan syukur, nur tersebut berzikir dan bersyukur dengannya.
Ketika turun ke permukaan bumi cahaya tersebut kembali kepada tempatnya