KEPRIBADIAN SULTAN FATIH MUHAMMAD

Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa yang berjihad di jalan Allah, maka sesungguhnya surga wajib baginya” (Hadits, Atthabrani, al-mu’jamul kabir)

Sultan Muhammad Al-Fatih adalah seorang Sultan yang pemurah, adil, gagah, solih, alim dan sangat suka bergaul dengan orang-orang alim. Dimana saja dia bertemu atau mendengar ada orang Alim maka dia mengundang dan membawanya ke Istanbul. Beliau pernah membawa seorang Ulama besar Syeikh Ali Kuscu beserta keluarganya dari Samarkandi ke Istanbul. Para Ulama dan ahli seni sangatlah makmur pada zaman tersebut.

Dia adalah Sultan yang merakyat, toleran dan rendah hati. Ketika dia berada bersama ahli ilmu dan orang orang ahli ibadah, dia selalu menunjukkan kerendahan hatinya. Dia suka memberi shadaqah kepada orang orang fakir, bahkan karena kedermawanan  dan sifatnya yang suka memberi sedekah, hampir tidak ada satu orang miskin pun dizamannya yang belum pernah merasakan bantuannya.

Sultan Muhammad Al-Fatih merupakan Sultan yang paling mengedepankan keadilan. Sampai-sampai apabila ia mendengar bahwa ada seseorang yang mengambil satu biji gandum dari orang lain, maka Sang Sultan langsung memberikan sanksi dan hukuman kepada orang itu. Sang Sultan juga telah membasmi semua perampok jalanan, sampai sampai seandainya ada perempuan yang melakukan safar (perjalanan) dengan membawa tas berisikan emas maka tidak ada seorang pun yang berani merampasnya dari wanita tersebut.

Karya-karya yang dibuat atau dibangun Sultan Muhammad Al-Fatih kebanyakan berada di Istanbul. Di Edirne juga Sang Sultan banyak membangun rumah peristirahatan bagi para musafir. Dia juga banyak membuat benteng benteng di perbatasan daerah kekuasaannya. Dia selalu berusaha untuk memajukan seluruh daerah dengan pembangunan yang baik. Karya-karya yang ditinggalkannya bagaikan terangnya sinar matahari yang menerangi zaman dan waktu. Sebagai bukti bahwa sang Sultan Muhammad Al-Fatih sangat berjasa dibandingkan Sultan-sultan yang lainnya adalah keindahan kota Istanbul yang telah ia bangun.

Pada tanggal 27 April 1481, Sang Sultan melakukan perjalanan dari Istanbul melalui Anadolu, ketika sampai di daerah Maltepe yang berada dekat dengan daerah Gebze, sang Sultan menginap disana, dan sudah menjadi kebiasaan sang Sultan melakukan perjalanan tanpa memberikan kabar.

Sultan Muhammad Al-Fatih ketika malakukan perjalanan dari Istanbul tersebut berada dalam keadaan sakit, sang Sultan wafat pada tanggal 3 Mei 1481 tepatnya pada waktu ashar di hari kedua Sultan menginap di Maltepe.

Syair: (Sultan Muhammad anak dari Sultan Murad tidak lah meninggal, Dia hanya berpindah ke taman surga. Dia memenuhi masa hidupnya dengan berbuat baik kepada rakyatnya, maka  hari dimana Sang Sultan meninggal akan selalu menjadi kenangan yang penuh dengan Doa-doa).

About Abdul Jalil

Diamku الله Gerakku مُحَمَّد. Wong Lamongan, S1 di Psikologi UGM. I'm free man & traveler. Kontak: 085733188530
This entry was posted in Cerita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published.