Inovasi atau Mati

Indonesia tergolong negara yang sedang berkembang pesat di ranah permainan teknologi. Koneksi internet semakin lancar, pengguna smartphone semakin banyak, dan investor teknologi juga sudah bermunculan. Oleh karena itu dibutuhkan ide-ide untuk mengembangkan Indonesia yang semakin lebih baik, kewirausahaan dapat menjadi solusi bagi beberapa masalah di bangsa ini, sebut saja masalah pengangguran dan masalah perekonomian. Wirausaha dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting, hampir setiap hari kita beraktifitas membutuhkan jiwa wirausaha, oleh karena itu penting bagi mahasiswa untuk mempelajari kewirausahaan dan dapat menumbuhkan jiwa wirausaha. Perkuliahan psikologi inovasi dan kewirausahaan yang di ampuh oleh Bu Neila Ramdhani yang selalu memotivasi dan mengajak mahasiswanya untuk menjadi seorang wirausaha minimal dapat menumbuhkan jiwa wirausaha untuk mengatur dan memanfaatkan waktu dalam kegiatan sehari-hari. Pada kuliah kewirausahaan dan inovasi seringkali Bu Neila mengatakan kepada mahasiswanya “Berinovasi atau Mati’’? kata-kata tersebut yang selalu teringat di pikiran penulis, apalagi minimnya pengetahuan mahasiswa termasuk penulis sendiri mengenai kewirausahaan menyebabkan jumlah wirausaha Indonesia masih tergolong sedikit dibanding pelaku profesi lainnya. Hal tersebut terbukti ketika Bu Neila memberikan beberapa dan berulang kali pertanyaan kepada mahasiswa, namun mahasiswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang telah diberikan padahal secara umum mahasiswa telah mendengarkan dan fokus terhadap penjelasannya Bu Neila. Berangkat dari hal tersebut adalah salah satu bagian alasan penulis untuk menuliskan sebuah makalah yang berjudul INOVASI atau MATI, dengan harapan dapat memotivasi dan menambah pengetahuan baru mengenai kewirausahaan, mengajak pembaca untuk lebih mengerti, memahami kemampuan jiwa wirausaha yang dimiliki masing-masing individu, untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam menggunakan sumberdaya atau kekayaan yang dimiliki untuk berwirausaha, sehingga mahasiswa khususnya penulis tidak hanya mampu menumbuhkan sikap mental wirausaha dan berinovasi saja, tetapi juga dapat membedakan sikap mental wirausaha dan kreativitas yang perlu terus dikembangkan di masa depan dan berskala Internasional untuk menghadapi Asean Economic Comunity.

 KASUS

Awal mula merintis Kedai Nusantara yang dikonsep dengan Cafe Resto dengan menyediakan menu-menu yang oriental tidak hanya menjual kopi namun beraneka ragam dengan konsep yang berbeda, pada tahun 2007 yazid bersama teman-teman pergerakan PMII yang tidak semuanya mempunyai basic di dunia wirausaha ingin mendirikam sebuah cafe, karena pada waktu itu ada tawaran dari temannya untuk menggunakan uang yang tidak terpakai, dengan semangat yazid ingin berwirausaha karena sebelumnya ia sudah pernah bekerja di tempat-tempat jualan makanan dan minuman baik di warung maupun restoran.

Pada waktu itu yazid diberikan modal 150 juta dan semua sudah dipercayakan untuk berbisnis apapun, perasaan kaget ketika ia menawarkan uang itu karena sebelumnya belum pernah memegang uang sebanyak itu, dengan uang satujuta saja ia sudah merasa sangat banyak pada tahun 2007, setelah itu akhirnya dengan mengambil sikap ia rapatkan dan merumuskan dengan membuat konsep dan melakukan studi lapangan dengan mengobservasi tingkat kecenderungan, keinginan, dan kebutuhan atau tempat yang sekiranya menarik dan disukai untuk kalangan mahasiswa. Pada saat itu jogja belum seberapa berkembang kebanyakan hanya ada cafe mini-mini yang di ruko, dalam perjalanannaya selama observasi tersebut ia menemukan dua tempat yang ramai dan digemari mahasiswa pada akhirnya hampir setiap malam ia selalu ke tempat cafe tersebut untuk melakukan observasi ternyata saat itu memang mahasiswa tidak membutuhkan keistimewaan, selama observasi berjalan hingga beberapa hari ia melihat kelemahan atau kekurangan yang belum ada di cafe tersebut dan mendapatkan ide atau inspirasi terkait konsep yang mau dibuat di cafe yang akan didirikan nantinya.

Yazid dkk mencoba membuat produk yang semurah mungkin namun dengan kualitas yang sama dengan produk yang di jual oleh cafe yang sudah terkenal tersubut, ia menjual dengan harga separoh dari harga pada umumnya dan ia juga dengan yakin berani memberikan rasa yang sama seperti yang dijual dengan harga yang mahal tersebut, selain itu yazid menyediakan makanan yang berbeda seperti makanan oriental dan makanan luar negri yang selama itu belum ada di cafe-cafe pada umumnya. Waktu itu yazid meyakini bahwa kalau ia menjual makanan tersebut para pembeli tidak akan membeli yang mahal-mahal seperti yang dijual restoran dan beberapa cafe yang sudah ternama pada ssat itu, dan semua itu berani dilakukan karena sudah diperhitungkan dari awal dengan matang-matang. Hal tersebut telah membuat cafe yang di kelola yazid dkk ramai pada waktu soft opening tempat tersebut selalu ramai dan hampir selalu penuh. Settingan tempat yang di sediakan dibuat berbeda dengan yang lain selain ada panggung juga tempat tersebut dibuat lebih menarik dengan keberadaan yang terbuka, sehingga dengan tempat yang sederhana tersebut ketika orang datang sudah terkesan mewah, dibandingkan dengan tempat tetanga yang pada umumnya hanya para laki-laki yang mengunjungi, yazid dkk bisa membuat berbeda dengan banyak para pengunjung tidak terbatas siapapun dia, setelah berjalan dengan lancar hal yang kemudian harus dipersiapkan lebih lanjut adalah terkait manajemen yang masih harus diperbaiki dan terus diperbaiki.

Modal 150.000.000 yang awalnya diperkirakan sudah sangat besar ternyata tidak seperti yang diperkiraan, biaya modal pertama menghabiskan 450.000.000 untuk mulai membangun usaha tersebut, dan dengan percaya diri yazid berani mengambil resiko karena semua itu sudah diperhitungkan untung ruginya untuk mendatang, dalam perjalananya ternyata justru mendapatkan keuntungan tiga kali lipat dari target yang sudah ditentukan. Pada tahun 2009 telah mengalami penurunan dari yang awal omset kotor 150.000.000 perbulan bisa turun sampai 70-50% dikarenakan yazid fokus dengan skripsinya, akhirnya Kedai Nusantara mengalami pemrosotan. Ia mengatakan bahwa dalam wirausaha seperti di cafe atau Kedai Nusantara pelayanannya harus enak, baik dari segi penampilan, cara menyapa, untuk menyajikan makanan dan yang tidak kalah penting pelayan harus mengerti produk atau menu makanan yang tersedia secara keseluruhan, agar ketika pembeli bertanya tentang makanan pelayan bisa menjawab secara jelas dengan langsung tidak harus bertanya ke belakang dulu untuk menanyakan makanan menu tersebut, semua itu akan berdampak pada image baik dan buruknya Kedai.

Yazid kembali hadir setelah menyelesaikan skripsinya ia kembali merombak semuanya mulai dari pelayanan, berapa orang yang dibutuhkan dalam pembagiannya, ia mulai menegaskan dalam penugasannya dan tidak ada hal lagi yang membuat malu atau sungkan dalam peneguran dan model berbagai macam makanan yang dihadirkan kembali dan ditambahi menu-menu baru lagi, seluruh pelayan maupun karyawan harus tahu atau mengerti produk yang ada, setiap harinya mereka dilatih dan dicoba untuk mempresentasikannya mulai dari nama, rasa, dan bahan yang digunakan pelayan harus dapat mendiskripsikannya dengan baik dan benar, karena semua itu akan menjadi bentuk marketing baik di dalam maupun diluar. Dalam dunia pekerjaan wirausahawan harus memiliki nilai estetika agar cutomer atau pelanggan bisa merasa nyaman dan aman. Pada saat ini yazid sedang membuka lapak baru yaitu counter dan penjualan hape khusus black barry ia memasarkannya selain dari counter yaitu dengan menjualnya secara online, kembali lagi ia selalu optimis, percaya diri, dan berani mengambil resiko.

 PEMBAHASAN

  1. Teori

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), UUSPN No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam Undang-Undang tersebut sudah jelas telah digambarkan bahwa semua manusia pasti memiliki kemampuan atau potensi yang bisa lebih diperkaya atau dikembangkan hanya saja mau mengembangkannya atau tidak, salah satunya adalah kreatif dalam berwirausaha.

Menurut beberapa instansi dan perusahaan mengenai kualitas para lulusan perguruan tinggi di Indonesia, banyak lulusan baru sudah memenuhi kualifikasi intelektual. Namun, yang secara riil dibutuhkan oleh dunia kerja ternyata tidak hanya intelektualitas, namun juga lulusan yang mampu menjadi pemimpin, mampu bekerja sama, mampu menjadi entrepreneur, lulusan yang berkarakter kuat, dan memiliki moral yang baik,” Prof. Sudjarwadi (REKTOR UGM periode 2007-2012).

Geoffrey G. Meredith dalam bukunya yang berjudul “Kewirausahaan, Teori dan Praktek” yang dibahasakan oleh Andre Asparsayogi, mengemukakan bahwa: Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. “Para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar tujuannya.”

Istilah kewirausahaan sendiri berasal dari terjemahan “entrepreneurship”, yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa (Soeharto Wirakusumo, 1997). Pengusaha adalah orang yang bekerja untuk mengatur, mengelola, dan mengasumsikan risiko bisnis. Kewirausahaan adalah proses pembuatan sesuatu yang baru dan bernilai, dengan melibatkan waktu dan upaya yang digunakan, dan serta siap menanggung resiko yang akan terjadi. Dalam berwirausaha terdapat banyak hal yang bisa dicontoh, adapun beberapa ciri-ciri seorang wirausaha adalah sebagai berikut:

  1. Pandai melihat dan mengambil peluang
  2. Berani mengambil resiko
  3. Bisa memahami kondisi target pasar
  4. Selalu mau untuk berusaha dan mencoba
  5. Berpikir out of the box
  6. Memiliki kemauan dan ketekunan yang kuat
  7. Bersikap optimis dan berpikir positif
  8. Percaya diri dengan memiliki komitmen
  9. Berpikir kreatif dengan berbagai arah
  10. Terus belajar, bekerja sambil belajar
  1. Analisis Penulis

Mengaca dari kisahnya yazid, terdapat beberapa tantangan dalam proses entrepreneurship:

  1. Saat memulai usaha dan menjalankan usaha pada tiga tahun pertama usaha berjalan.
  2. Persaingan dan perubahan dalam masyarakat, sehingga diperlukan kemampuan untuk:
    1. Membangun jaringan
    2. Berkomunikasi kecermatan membaca peluang
    3. Motivasi
    4. Kemampuan manajerial
    5. Kemampuan mengelola feed back

Yazid adalah seorang pekerja keras, ia selalu mau berusaha untuk terus berkembang dalam wirausahanya ia selalu belajar dari pengalaman, baik dari kebaikan maupun keburukan, ia bekerja dengan terus belajar dari cafenya sendiri maupun cafe tetangga, yazid seringkali ingin tahu hal atau sebab suatu tempat bisa ramai atau banyak pengunjung ia tidak pernah bosan untuk terus berinovasi untuk mengembangkan karir dan wirausahanya. Dalam ceritanya ia mulai berwirausaha semenjak semster tiga, karena keterbatan uang yang dikirimkan dari orangtuanya, jadi antara berinovasi atau mati.

  1. Penutup

Yazid memiliki jiwa wirausaha yang baik, ia didik sejak kecil oleh orangtuanya, dalam berwirausaha dibutuhkan kemauan dan ketekunan yang tinggi, tantangan dalam proses entrepreneurship sudah pasti ada, oleh karena itu seorang wirausaha dituntut untuk terus berinovasi, hanya ada dua pilihan berinovasi atau mati.

About Abdul Jalil

Diamku الله Gerakku مُحَمَّد. Wong Lamongan, S1 di Psikologi UGM. I'm free man & traveler. Kontak: 085733188530
This entry was posted in Psikologi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published.