“Barang siapa yang (ingkar) kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian (kiamat), maka sesungguhnya orang itu telah sesat sajauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa : 136)
Iman adalah menerima dan membenarkan segala sesuatu yang dibawa oleh Rasulullah Saw yang telah diperintahkan oleh Allah Swt dengan tanpa ada keraguan. Dasar-dasar segala sesuatu yang disampaikan oleh Rasulullah Saw adalah; beriman kepada Allah Swt, malaikat-maliakat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan kepada qadha dan qadar. Keenam dasar tersebut merupakan pondasi dari Aqidah agama Islam.
Ada tiga syarat yang bisa membuat iman sah dan diterima:
Pertama, tidak boleh berada dalam keadaan iman yais, iman karena sekedar takut dalam keadaan tidak ada harapan dalam hidupnya ketika akan meninggal. Apabila seorang kafir dalam keadaan akan mati, kemudian dia beriman karena takut melihat adzab Allah Swt, maka imannya tidak bisa diterima.
Kedua, orang yang beriman tidak boleh mengingkari apa saja yang diharuskan untuk diimani, atau tidak boleh memilih dan menggunakan ciri-ciri orang kafir. Apabila seseorang dalam keadaan iman kepada Allah Swt dan Rasul-rasul-Nya, kemudian dia mengingkari kenabiannya Rasulullah Saw atau mengingkari satu hukum fardhu, atau dia menyembah berhala dengan keinginannya sendiri, atau dia mengikuti salah satu dari ciri-ciri orang kafir seperti ……… maka dia keluar dari agama Islam. Karena tidak bisa membagi iman, maka mengingkari satu saja dari dasar-dasar agama maka sama saja mengingkari semuanya.
Ketiga, harus menerima dan menganggap penting semua hukum-hukum agama, dan tidak boleh meninggalkan satu pun hukum agama dengan rasa keras kepala dan sombong. Apabila seseorang menganggap buruk salah satu dari amalan agama seperti shalat dan puasa, atau dia menginggalkan satu hukum agama dengan maksud mengingkari perintah Allah Swt, dan melakukan perbuatan haram dengan melaksanakan apa yang dilarang oleh agama, maka dia keluar dari agama Islam.
Apabila seseorang dalam semasa hidupnya memiliki iman yang kuat, akan tetapi di akhir hidupnya dia keluar dari agama dengan suatu sebab, maka dia akan diadzab selama-lamanya. Kita berlindung kepada Allah Swt dari hal seperti ini. Iman, amal, dan ibadah yang dia lakukan sebelumnya tidak memberikan manfaat kepada dirinya.
Apabila seseorang yang semasa hidupnya berada dalam kekufuran, lalu diakhir hidupnya dia beriman dan meninggal dalam keadaan beriman, maka dia akan mendapatkan kebahagiaan yang abadi, dia akan masuk ke dalam surga, kekufuran serta dosa-dosa yang sebelumnya tidak akan memberikan madharata (penyulit) kepada dirinya.
Assalamu’alaikum kak, mau bertanya tulisan ini referensinya dari kitab apa ya?