“Kiraman Katibin (yang mulia di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan (mencatat amal baik dan buruk manusia, serta kelak bertanggungjawab dengan kesaksiannya).” (QS Surah Al-Infithar: 11-12)
Rukun Iman yang kedua ialah mempercayai dan mengimani adanya malaikat-malaikat Allah Swt. Malaikat tidak makan dan minum. Mereka juga tidak berjenis kelamin dan tidak pernah berbuat dosa. Apapun perintah yang Allah berikan, mereka segera kerjakan. Allah Swt menciptakan setiap dari mereka dengan tugas-tugas yang berbeda satu sama lain. Hanya Allah Swt yang mengetahui jumlahnya.
Di antara malaikat-malaikat yang Allah ciptakan, terdapat malaikat Muqarrab, yang berarti malaikat yang dekat (tinggi derajatnya) di sisi Allah Swt (nabi-nabinya malaikat). Mereka antara lain Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail (‘alaihimussalâm).
MALAIKAT KIRÂMAN KÂTIBÎN (Rakib dan Atid)
Kiraman Katibin adalah dua malaikat yang ditugaskan Allah Swt berada di tiap manusia. Salah satu dari keduanya berada di sebelah kanan manusia untuk mencatat amal-amal baik (Rakib) dan yang lain berada di sebelah kiri untuk mencatat amal-amal buruk manusia (Atid). Ketika manusia duduk, maka kedua malaikat tadi duduk di sebelah kanan dan kirinya. Saat manusia berjalan, maka kedua malaikat itu akan berjalan juga di depan dan dibelakangnya. Ketika manusia tidur, maka kedua malaikat tersebut akan berada di ujung kepala dan di ujung kaki manusia. Mereka akan sedikit menjauhkan diri saat manusia sedang berjimak ataupun membuang hajat. Selain dari hal-hal tersebut, maka kedua malaikat kiraman katibin tidak akan menjauh dari manusia. Hingga manusia menemui ajalnya, mereka akan senantiasa mencatat amal baik atau buruk yang dikerjakan manusia.
Ketika seorang hamba berbuat dosa, maka malaikat Atid (yang berada di sebelah kiri) akan mencatat amal buruk itu. Namun sebelum tercatat, malaikat Rakib (yang berada di sebelah kanan menghalanginya dengan harapan hamba tersebut menyesali perbuatannya sambil bertobat dan beristigfar sehingga Allah Swt mengampuninya. Apabila hamba bertobat, maka ia akan diampuni dosa-dosanya sehingga tidak dicatat amal buruk itu. Jika tidak, maka perbuatannya akan dicatat sebagai amal buruk.
Ketika seorang mukmin wafat dan jenazahnya hendak dimasukkan ke dalam kubur, kedua malaikatnya akan berkata: “Ya Rabbi, kami telah mencatat amal baik dan buruk hamba-Mu ini tanpa penambahan ataupun pengurangan. Kini Engkau telah ambil rohnya. Izinkan kami untuk kembali ke langit.’”
Kemudian Allah Swt, menjawab: “Langit telah dipenuhi oleh malaikat. Bertasbih dan bertahlillah kalian di bumi dengan berzikir Subhanallah dan Laa Ilâha illallah. Kemudian catatlah pahalanya sebagai amal kebaikan bagi hamba-Ku ini.”