Abdullah bin Mas’ud Ra berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Kedudukan Shalat di dalam agama seperti kedudukan kepala pada jasad” (HR. Thabrani, Al-Mu’jamul Kabir)
Abdullah bin Mas’ud Ra berkata,
“Aku bertanya kepada Rasulullah Saw,
“Amal apakah yang paling disukai Allah Swt?”
Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.”
Aku bertanya lagi,” Setelah itu?”
Beliau Menjawab, “Berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtua.”
Aku bertanya lagi, “Setelah itu?”
Beliau menjawab “Berjihad di jalan Allah Swt.””
Rasulullah Saw bersabda:
“Apabila kita menjaga diri dari perbuatan dosa besar diantara shalat lima waktu, shalat jum’at dengan shalat jum’at berikutnya, bulan ramadhan dengan bulan ramadhan tahun berikutnya, maka akan menjadi kafarat (penghapus) untuk dosa kecil yang telah diperbuat di antara waktu-waktu tersebut.”
“Katakanlah! Bagaimana menurut kalian apabila di depan rumah kalian terdapat sebuah sungai jernih yang mengalir dan kalian mandi dengan membersihkan tubuh kalian di sungai itu lima kali sehari, apakah akan tertinggal kotoran di tubuh kalian?”
Mereka menjawab, “Tidak, sama sekali tidak akan tertinggal kotoran sedikitpun.”
Rasulullah Saw bersabda:
“Shalat lima waktu pun seperti itu, Allah Swt akan menghapus dosa-dosa kalian dengan shalat tersebut.”
“Sesuatu yang akan di hisab pertama kali di hari kiamat adalah shalat. Dan yang pertama kali Allah Swt wajibkan (fardukan) kepada umat ini(islam) setelah iman adalah shalat.”
“Allah Swt tidak mewajibkan kepada para hamba-Nya (manusia, malaikat, dan jin) sesuatu yang lebih disukai (setelah iman) dari shalat. Apabila ada ibadah yang lebik tinggi derajatnya di sisi Allah Swt dari pada shalat, pasti para Malaikat akan beribadah dengan ibadah tersebut. Sedangkan Mereka (Para Malaikat) beribadah kepada Allah dalam keadaan ruku’, sujud, qiyam (berdiri), dan duduk (seperti halnya gerakan shalat).”
Shalat harus dikerjakan sesuai dengan syarat-syaratnya yang berupa: Syarat wajib shalat, syarat sahnya shalat, rukun-rukun shalat dan sebagainya. Karena meninggalkan salah satu Ta’dilul Arkan (rukun-rukun shalat), maka sama halnya dengan mengurangi kesempurnaan dalam shalat yang menyebabkan tidak sahnya shalat tersebut. Dan inilah yang menyebabkan sempitnya pintu rizki.
Shalat adalah sebab dari rizki dzhahiriyah dan bathiniyah. Shalat juga merupakan mi’rajnya orang mu’min.