Kepada langit dan semesta, kutitipkan salam untukmu
Serta sebuah doa agar senantiasa dalam lindungan-Nya
Bahagia dan selalu dilimpahi cinta kasih-Nya
Tak ada kata indah selain terimakasih dan maaf,
Untukmu sosok yang kukenal,
Mas Abil!!!
Sebuah kesempatan dan keberuntungan bisa dipertemukan denganmu. Aku belajar banyak, tentang hidup dan kehidupan serta bagaimana kita membuat keduanya agar selalu hidup. Masih ingat kapan kita pertama kali ketemu? Haha. Mas Abil, dengan penampilan kucel-pakai celana trening dengan rambut acak adul karena belum mandi. Konyol, aneh, dan segudang persepsi yang kurang baik. Apa pun itu, tidak penting bagiku. Dor!!! Semua berbalik sekitar 145 derajat setelah aku mengenal baik mas Abil. Sosok yang membuatku berpikir dalam, sosok yang membuka lebar pikiranku tentang ini dan itu, sosok yang menjadi salah satu sumber motivasiku juga: bagaimana kita mengisi kolom umur yang sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa.
Aku pernah mengacuhkan mas Abil dengan segala anggapan yang konyol. Namun, aku lebih banyak memperhatikan mas Abil karena banyak hal yang ingin kuraih. Sungguh, salah satu kebahagiaan yang baru kusadari: aku belajar untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari mas Abil. Entah apa jadinya jika dulu, Yang Maha Menentukan tidak mempertemukanku dengan mas Abil. Di PMII dan Kamadiksi. Aku menemukan dua keluarga baru di sana. Terlalu jauh anganku ketika imajinasiku bermain-main dan berharap memiliki seorang kakak seperti mas Abil, yang bisa membimbingku, menasehati, dan menuntunku untuk memperbaiki semuanya. Terutama dalam hal hubungan dengan Sang Khalik.
Mas Abil, andai aku diberi kesempatan. Sungguh, aku ingin melakukan banyak hal sepertimu. Semoga. Titip harapan dan namaku dalam doanya mas Abil ya. hehehe
Tuhan,
Tak banyak yang bisa kutulis.
Lewat doa terbaik yang kupanjatkan untuknya:
Jaga mas Abil,
Sayangi mas Abil,
Mudahkanlah segala urusan mas Abil.
SECUIL KISAH KEBERSAMAAN YANG MENDEWASAKAN HATI DAN PIKIRAN
Mas Abil, sosok yang mengenalkanku pada mereka, sebuah keluarga, persahabatan, kekancan tenanan, PMII. Kesetiaan pada proses, terimakasih sudah mengajariku banyak hal, gokil, abstrak, nyebelin, asyik. Mas Abil, kalau dulu aku nggak ketemu sama dikau, mungkin sampai detik ini aku tidak pernah merasakan seperti apa menahan “beremosi” di PMII, sebuah jebakan yang mendewasakan.
Mas Abil juga mengiringiku untuk memasuki gerbang, KAMADIKSI. Thanks a lot brother. Masih ingat dengan yang ini mas? Setelah PasAkrab di Psikologi, mas Abil bareng mas Basofi mampir kesana, menjemputku bareng Vio buat datang ke MAPABA.
Trio Psikologi, hal yang paling membuatku semangat berproses di Mapaba adalah ketemu kalian. Tim Fasilitator paling gilaaa, pecah, kece abisss. Nice moment, love you my brother and sister, kangen berproses bareng kalian. Serasa punya kaka cowok beneran, mas Abil. Kita memang nggak pernah main bareng, nggak pernah hangout bareng, tapi kalau udah bareng sama mas Abil, rasanya lagi bersama kaka sendiri.
Mas Abil jangan pernah lupain moment itu ya, privat totok sama bekam kita belum selesai loh yaaa, hmmm when we will finish that?
Setiap ketemu: penat ilang rasanya. “Mas Abil gimana skripsinya? Sudah sampai BAB berapa?” Masih ingat pertanyaan yang kulontarkan saat itu? GREAT, Skripsimu sudah kelar mas, selamat yaaa Abdul Jalil, S. Psi. Yeeey…. Semoga kesehatan senantiasa menyertaimu mas, bahagia lancar jaya segala urusannya, tercapai impiannya.
Rasanya baru kemarin ketemu sama mas Abil, baru kemarin jadi fasilitator bareng, baru kemarin nanyain kabar skripsi, baru kemarin nemenin mas Abil jalan dari DEB ke vokasi sewaktu kampanye CAPRESMA, baru kemarin belajar bekam, baru kemarin ketemu mas Abil di atrium, baru kemarin lihat mas Abil pakai toga. I don’t know what will happen after that, you will study in Turki? Okey, fine. Semoga aku bisa ketemu sosok lain yang kaya mas Abil juga yaaa, bisa mengajariku lebih banyak hal lagi tentang kehidupan ini.
Mas Abil titip doa ya…. Doakan aku menjadi seorang penulis muda dengan nama pena ~Karefa khoir~. Doakan aku bisa menjadi Dosen bagi fakultas yang pernah kita huni bersama. Doakan aku bisa menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang sepertimu. Doakan aku berjodoh dengan orang yang menuntut ilmu sepertimu juga. Hehehe Doa terbaik untuk mas Abil juga, “Setia pada proses, teguh pada prinsip” (Jay Ahmad).
Mas Abil,
Maaf atas semua kesalahanku
Maaf atas semua kejahilanku
Maaf atas semua perasaan tidak jelas yang pernah mampir di pikiranku, hahaha.
Selamat melanjutkan petualanganmu
Selamat merengkuh segala impianmu
Selamat berjuang di dunia barumu
Selamat wahai sarjana muda.
Semoga hari baik senantiasa mengiringi langkah kita masing-masing yaaa. See you later, brother. Salam hangat dari adikmu yang juga ingin sepertimu. Sukses bareng-bareng ya mas Abil. Doaku menyertai langkah perjuanganmu kaka.
Kebumen, 12 Februari 2017