Teruntuk yang sedang berbahagia atas kelulusannya, Kak Abil.
Alhamdulillah, waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Selamat atas kelulusannya kak, barakaallah, semoga menjadi sarjana yang surjana.
Dikarenakan waktu yang terbatas untuk mengobrol diantara aku dan Kak Abil, maka dengan sengaja ucapan ini aku sampaikan lewat tulisan saja. Jika tulisan ini terlalu panjang dan membosankan untuk dibaca saya mohon maaf, tapi dengan cara inilah yang akan menggantikan obrolan-obrolan dengan Kak Abil yang selalu tertunda.
Hari Jumat bulan September 2015 didepan Kantin Sastra FIB UGM adalah kali pertama Tuhan mempertemukan saya dengan Kak Abil melalui salah seorang teman sekelas saya. Dan siapa sangka ternyata semenjak itu waktu memberikan kesempatan untuk lebih jauh mengenali sosok Kak Abil. Dulu sempat melihat Kak Abil sebagai cofas PPSMB tapi pada saat itu menurutku tidak terlalu penting untuk mengetahu siapa Kak Abil. Namun semenjak perkenalan itu, hemm.. sepertinya kesalahan dari awal yang saya lakukan adalah meninggalkan nomor hp.
Kenal dengan orang yang super padat jadwalnya memang sangat menyebalkan, pertemuan menjadi lebih mahal dibandingkan dengan uang. Dan karena terlalu capek dengan pertemuan yang direncanakan maka berharaplah kita pada pertemuan yang tak terduga. Entah dijalan mana, ruang apa, acara apa, atau tempat apa, ya semua kita serahkan kepada yang lebih berhak mengabulkan pertemuan. Masih ingat kan kak dulu bagaimana ribetnya merencanakan untuk bertemu sebelum Kak Abil berangkat KKN? Kak abil sibuk dengan urusan persiapan KKN dan saya sibuk dengan pelatihan satu minggu di racana yang pada akhirnya, pertemuan itu ditunda lagi. Bahkan ketika sudah pulang pun juga masih susah minta ampun untuk merealisasikan ketemu. Sudah janjian di FIB jam berapa kemudian ketika mau berangkat ternyata hujan deras, Kak Abil kejebak di Pondok dan ketika hujan sudah reda dan sampai di FIB saya sudah masuk kelas dan akhirnya batal lagi. Kemudian janjian lagi untuk merencanakan ngobrol ternyata batal lagi karena Kak Abil sudah ada janji dengan yang lain. Bahkan terakhir kemarin di bulan ramadhan, rencana buber dari ramadhan tahun lalu sampai sekarang belum terealisasi. Ada saja hal-hal yang membatalkan, tapi itu semua kembali kepada “pertemuan yang tidak terduga memang penuh barokah, daripada capek merencanakan”. Dengan keyakinan seperti itu akhirnya pernah dibeberapa kesempatan tangan Tuhan mulai mengindahkan pertemuan, tanpa diduga bertemu di jalan, terkadang di wilayah kampus FIB, atau pernah beberapa kali di Gelanggang ketika ada momen pengambilan jas almamater mahasiswa baru dimana Kak Abil jaga stand Kamadiksi, dan ketika bertemu pada saat itu disambut dengan kaki Kak Abil yang entah kenapa pokoknya harus menggunakan tongkat untuk berjalan. Ada juga ketika tiba-tiba Kak Abil muncul didepan ruang sidang 2 Gelanggang karena akan mempersiapkan acara peresmian Hamur yang sampai sekarang masih Kak Abil urus. Bahkan pernah suatu ketika ada acara Porsenigama dimana saya datang sebagai suporter dari tim FIB, tiba-tiba saja Kak Abil sudah muncul disamping yang entah sedang apa. Tidak hanya itu, beberapa acara yang tidak terduga sebelumnya juga menjadi jawaban dari pertemuan yang tidak direncanakan, pertama ketika saya mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh Keluarga Muslim Psikologi dimana Kak Abil disana sebagai MC, kedua ketika Kak Abil akhirnya harus mejadi pemateri di acara TAC LEM FIB 2015, ketiga ketika Kak Abil ternyata menjadi pemateri di Awliya I KMNU UGM, keempat ketika Kak Abil nyalon sebagai Presma UGM.
Saya memang tidak punya hak untuk menuntut waktu Kak Abil jadi yasudah biarkan saja pertemuan itu mengalir, manusia memang bisanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Tapi alhamdulillah sejauh itu komunikasi masih bisa terjaga, meskipun beberapa kali sempat menghilang juga. Jadi teringat pesan Kak Abil di Wa yang kebiasaan menggunakan voice note yang hampir memenuhi memori hp, juga sebuah video yang dikirimkan Kak Abil dari Palangkaraya ketika masih KKN disana.
Syukur alhamdulillah Tuhan memperkenalkan saya dengan Kak Abil, banyak hal yang saya pelajari dari kepribadian Kak Abil. Mungkin Kak Abil tidak menyadarinya, tapi terkadang saya iri melihat kepribadian Kak Abil yang dimana-mana selalu sumringah, semangat dan sehat luar biasa. Padahal tuntutan sebagai mahasiswa yang mengurus akademik, organisasi dan komunitas lainya lumayan menyita waktu, belum lagi dengan kewajiban di Pondok Pesantren Sulaimaniyah yang kata Kak Abil ada tugas menghafal Al-Quran, belajar bahasa arab dan turki. Tapi saya tidak pernah melihat atau mendengar Kak Abil mengeluh sedikitpun. Memang benar Kak Abil ini manusia yang tidak pernah mengenal waktu, dimanapun dan kapanpun selalu tampil bersahaja. Orang mana sih yang tidak mengenal Kak Abil, wanita mana sih yang tidak mengenal Kak Abil, sepertinya Kak Abil eksis dimanapun bahkan menjadi mahasiswa Psikologi terfenomenal. Beberapa waktu lalu saya menonton siaran di stasiun TV swasta tentang Pesantren Sulaimaniyah, subhannaallah program-programnya luar biasa. Beruntung sekali yang masuk di Pesantren tersebut. Dari situlah saya kemudian menyadari untuk tidak kesal ketika Kak Abil lama sekali membalas pesan atau sekedar mengangkat telfon. Dulu hal itu memang cukup menyebalkan, tapi sekarang saya paham dan mengerti.
Sekali lagi selamat kak atas kelulusannya, dimanapun langkah tertuju dan kaki berpijak, semoga Kak Abil senantiasa menjadi manusia yang berguna bagi sesama. “Istiqomah” itu yang pernah Kak Abil pesankan kepada saya, dalam segala hal, semoga Kak Abil juga bisa istiqomah. Kurangi ngopinya, istirahat jangan lupa kak. Yang sering mengingatkan untuk istirahat juga harus bisa bijak memberi waktu kepada jiwa dan raga untuk beristirahat sejenak. Saya pernah mendengar Kak Abil bercita-cita untuk bisa bertandang ke Negara Turki, dan inshallah sebentar lagi akan tercapai. Terimakasih sudah menjadi sosok panutan yang baik, baik dari segi kepribadian bahkan iman. Sejauh ini Kak Abil memang menjadi sosok yang “ngemong” tapi tenang kak, semua sudah saya batasi agar tidak bergantung dengan Kak Abil. Saya juga sedang belajar memiliki jiwa yang mandiri seperti Kak Abil. Semoga pekenalan dan silahruhami diantara saya dan Kak Abil selalu berada dalam ridho Illahi. Entah bagaimana pertemuan yang saya rindukan akan dikemas oleh Tuhan, semoga langkah kaki kita bisa mempertemukan kembali. Sampai jumpa dan selamat menyibukkan diri untuk meningkatkan kualitas diri, pun dengan diri saya sendiri.
Selamat memandu kakakku.
sumber: http://afifaida.blogspot.co.id/2016/11/hari-ini-berbaju-toga.html