Rasulullah Saw bersabda,” (Janganlah bersedih) diantara kalian ketika melihat orang yang lebih tinggi derajatnya dari segi harta dan rupa, maka hendaknya dia melihat orang yang lebih rendah daripadanya.” ( HR Muttafaqun Alaih)
Syeikh Ibrahim Hakki Erzurumi membuatkan kuburan untuk ustadznya dan Syeikh Ismail Fakirullah di desa siirt tillo, pada tahun 1734 . Dia berkata “pada hari pertama tahun baru Rumi, jika sinar matahari pertama yang terbit tidak menyinari kuburan Syeikh saya, apa yang harus saya lakukan terhadap matahari”. Keunggulan kuburan ini adalah jatuhnya sinar matahari pertama pada kuburan syeikhnya setiap tahun siang dan malam yang bertepatan pada hari hari Ekinoks yakni 21 Maret dan 23 september.
Disamping ilmu agama, Syeikh Ibrahim Hakki juga ahli dalam ilmu kedokteran, astronomi, dan fisika. Beliau membuat sistem dengan ilmu astronomi dan optik untuk kuburan ustadznya dan Syeikh Fakirullah.
Di samping kuburan terdapat menara yang didalamnya terdapat lensa dengan tinggi 10 m, sekitar 3 km dari tempat itu dibangun benteng yg tingginya 3×3 m diatas bukit, karena yang memerintahkan pembangunan benteng ini adalah Syeikh Ibrahim hakki maka benteng ini dinamakan Kal’atul ustadz. Ibrahim hakki Erzurumi membuat jendela di dinding benteng sebesar dua buah batu bata (25×25 cm).
Tanggal 21 Maret dan 23 September, sinar matahari memancar diantara menara dan benteng ke arah bagian kepala kuburnya Syeikh lewat jendela yang dibuat di benteng, dipantulkan dari cermin yang berada di menara.
Setiap tahun cahaya sistem pencahayaan ini berjalan hingga akhirnya pada tahun 1960 kuburan ini direnofasi dan sistem pencahayaanpun rusak. Hikayah cahaya, baru ditemukan setelah 50 tahun setelahnya sebabnya adalah tergesernya tempat jendela tersebut. Pada akhirnya tanggal 23 september 2011 diadakan penelitian oleh 7 orang yang tergabung dalam komisi keilmuan, beberapa kali melakukan percobaan dengan bantuan sinar laser dan teleskop dan Hikayah Cahaya pun ditemukan kembali.
