Hati yang patah

Meski jerit sakitku tak terbawa tangis
Tapi jiwaku merapal duka
Sunyi, senyap tiada suara
Inikah patah hati tuhan?
Tak cukupkah pengorbananku untukmu?
Kenapa kau hancurkan hatiku?
Hari ini tepatnya malam ini
Aku coba untuk melupakanmu
Kuharap saat ku terbangun besok
Tak ada lagi namamu
Tak ada lagi senyummu
Walau batu kenyataan sering kali rapuh
Dan membuatku jatuh semakin dalam
(Teruntuk Ana, Lamongan 2010)

About Abdul Jalil

Diamku الله Gerakku مُحَمَّد. Wong Lamongan, S1 di Psikologi UGM. I'm free man & traveler. Kontak: 085733188530
This entry was posted in Puisi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published.