“Barang siapa yang memiliki seorang anak perempuan, kemudian dia mendidiknya dengan baik, mengajarkan tentang agamanya dengan baik, dan menafkahinya dengan nikmat-nikmat yang telah Allah Swt limpahkan kepadanya, maka anak perempuan itu akan menjadi penghalang baginya dari api neraka jahannam.” (HR. Thabrani, Al-Mu’jamul Kabir)
Kasih sayang dan cinta orang tua kepada anak-anaknya merupakan hal yang alami. Namun hendaknya kasih sayang tersebut tidak menjadi penghalang dalam mendidik dan membina anak. Di masa kecilnya, seorang anak dapat dengan mudah mencerna kebiasaan-kebiasaan yang diajarkan kepadanya, seperti mengajarkan akhlak yang baik atau mengajarinya untuk menghindari diri dari hal-hal yang membahayakan. Oleh karena itu, orang tua sudah seharusnya mengajarkan kepada anaknya perkara-perkara yang bermanfaat bagi kehidupannya kelak, baik di dunia maupun di akhirat. Kedua orang tua juga harus berusaha memperkenalkan agama dan Rabbnya kepada anak-anaknya. Beginilah cara menyayangi anak yang sesungguhnya. Justru membiarkan anak melakukan hal apapun yang diinginkannya merupakan sikap yang keliru, jauh dari makna kasih sayang itu sendiri.
Anak-anak adalah sebuah nikmat dan ihsan dari Allah Swt yang tidak ternilai bagi sebuah keluarga. Rasulullah Saw bersabda, “Ketika seorang anak laki-laki lahir di sebuah rumah, maka disaat itulah hadir sebuah izzah (keagungan), kekuatan dan kemuliaan yang belum ada sebelumnya.” Maka dari itu, setiap orang tua sudah seharusnya menyadari arti pentingnya kehadiran anak-anak mereka dengan memperhatikan pembinaan dan pembentukan kepribadian mereka.
Maka akan menjadi sebuah kesalahan besar apabila orang tua tidak mampu memberikan perhatian terhadap pembinaan dan pendidikan anaknya serta tidak menyadari karunia yang telah diberikan kepadanya tersebut. Karena memberikan tarbiyah (pembinaan) agama dan akhlaq, serta membiasakan mereka untuk senantiasa melaksanakan kewajiban-kewajiban agama (seperti shalat dan mengaji) merupakan tugas yang sangat penting bagi kita. Hal ini sama sekali tidak boleh dianggap remeh. Berusaha membina dan mendidik anak dengan sebaik-baiknya adalah kewajiban bagi setiap keluarga. Ketidak hati-hatian dalam hal tersebut, tidak hanya dapat menyebabkan kerugian kepada satu keluarga atau individu saja, melainkan dapat menimbulkan madharat bagi khalayak ramai.
Apabila orang tua tidak dapat membina dan mengajarkan anaknya, maka waktulah yang akan memberikan pengajaran kepadanya. Jika waktu pun belum cukup memberikan pengajaran bagi anaknya, maka neraka jahannamlah yang akan memberikan pengajaran kepadanya. Ketika beranjak dewasa, maka kasih sayang dan cinta sang anak kepada orang tuanya juga akan bertambah seiring dengan bertambahnya ilmu, ma’rifah dan pelajaran hidup yang ia peroleh. Kita pun diharuskan mendoakan kebaikan bagi anak-anak kita, sebagaimana firman Allah Swt, “Ya Allah, jadikanlah kami berdua (Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as.) orang yang tunduk patuh kepada-Mu, dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu…” (QS. Al-Baqarah : 128)