Seperti pagi dengan suara burung-burung kenari, bagaimana aku tidak penasaran untuk mengintip segala agendamu, kicauan burung itu membuatku semakin rindu dengan senyum manismu. Sebelum sarapan aku tidak mau terlewatkan informasi tentangmu aku selalu membuka semua media sosial yang engkau miliki, agar aku tahu bagaimana kabar dan jadwalmu hari ini.
Siang itu aku sangat berbahagia ketika bisa melihatmu secara langsung ya meskipun dari jarak yang sangat jauh, sebenarnya aku ingin mengajakmu untuk makan bareng tapi aku tidak tahu harus dari mana aku memulai kata itu, aku mencoba merangkai kata namun yang ada hanyalah menjadi sampah, kertas-kertas itu akhirnya kumasukkan kedalam tas dan aku kembali beraktifitas.
Sore diantara senja yang hendak memerah aku melihatmu lagi dengan terkejutnya diri ini karena warna baju yang engkau pakai adalah warna kesukaanku lebih tepatnya adalah pink. Bismillah, kali ini aku akan memberanikan untuk mendekatimu dan menyapa selamat sore…. π belum sempat kusebut namamu ternyata ada lelaki lain yang lebih awal mendekatimu. *Plak
Kepada sang malam yang hendak menenggelamkan bintang, selalu ada doa istimewa diantara kehidupanmu, aku selalu membacakan puisi untukmu meskipun hanya fotomu yang menyaksikanku, menjelang tidur aku tak lupa untuk membuka berandamu untuk mengetahui sedang berkomunikasi dengan siapa saja hari ini, aku tak pernah bosan untuk membaca status-statusmu itu meski aku tidak memberanikan diri untuk nge-like apalagi komentar, beberapa kali sudah pernah kucoba untuk meninggalkan sebuah komentar, aku mengetik dan menghapus berulang-ulang entah apa yang ada dalam pikiranku ini, aku takut bercinta dan aku hanyalah orang desa yang belum mengerti apa itu cinta.
(Jogja, 26 Februari 2015)
who is that?? ^^ ciyeee