“Rasulullah Saw bersabda, “Allah Swt mengampuni sebanyak tempat jangkauan suaranya yang terdengar oleh manusia, dan (pada hari Kiamat) segala sesuatu yang mendengar suara tersebut baik kering maupun basah akan menjadi saksi untuknya.”
(HR. Imam Ahmad)
Setelah Rasulullah Saw hijrah ke Madninah Munawwarah, hal pertama yang beliau lakukan adalah membangun Masjid. Ketika Masjid Nabawi sedang dibangun, Malaikat Jibril As. turun dan menyarankan agar meninggikan tembok sebanyak 7 hasta, tidak membuat hiasan di sekitar temboknya, dan bahan campurannya terdiri dari lumpur yang sederhana.
Rasulullah Saw mengambil sebuah batu, kemudian menaruhnya seraya membaca basmalah. Kemudian Rasulullah Saw meminta Sayidina Abu Bakar Ra, Umar Ra, Usman Ra, dan Ali Ra menaruh batu-batu secara berjajar satu persatu dengan teratur. Mereka yang bertanya tantang hikmah ini:
“beliau menjawab, “ini adalah isyarat kekhalifahan.”
“Rasulullah Saw bersabda: ketika arah kiblat berubah setelah melaksanakan shalat dzuhur di dua kiblat (Masjid Al-Aqsha dan Masjidil Haram), menghormati Masjid Nabawi. Malaikat Jibril As. segera turun dan berkata:
“Wahai Rasulullah Saw! Saya telah mengangkat batu-batu dan pohon yang berada diantara Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Anda menempatkan mihrabnya Masjid Nabawi ke arah Baitullah (Masjidil Haram).
“Rasulullah Saw menentukan tempat mihrab ke arah Baitullah. Dan memberi kabar diterimanya Mizab Rahma (emas oluk) nya mihrab yang dihormati. Ini terjadi dua bulan sebelum perang Badar.