Aku takut jatuh cinta

Seperti pagi dengan suara burung-burung kenari, bagaimana aku tidak penasaran untuk mengintip segala agendamu, kicauan burung itu membuatku semakin rindu dengan senyum manismu. Sebelum sarapan aku tidak mau terlewatkan informasi tentangmu aku selalu membuka semua media sosial yang engkau miliki, agar aku tahu bagaimana kabar dan jadwalmu hari ini.

Siang itu aku sangat berbahagia ketika bisa melihatmu secara langsung ya meskipun dari jarak yang sangat jauh, sebenarnya aku ingin mengajakmu untuk makan bareng tapi aku tidak tahu harus dari mana aku memulai kata itu, aku mencoba merangkai kata namun yang ada hanyalah menjadi sampah, kertas-kertas itu akhirnya kumasukkan kedalam tas dan aku kembali beraktifitas.

Sore diantara senja yang hendak memerah aku melihatmu lagi dengan terkejutnya diri ini karena warna baju yang engkau pakai adalah warna kesukaanku lebih tepatnya adalah pink. Bismillah, kali ini aku akan memberanikan untuk mendekatimu dan menyapa selamat sore…. 🙁 belum sempat kusebut namamu ternyata ada lelaki lain yang lebih awal mendekatimu. *Plak

Kepada sang malam yang hendak menenggelamkan bintang, selalu ada doa istimewa diantara kehidupanmu, aku selalu membacakan puisi untukmu meskipun hanya fotomu yang menyaksikanku, menjelang tidur aku tak lupa untuk membuka berandamu untuk mengetahui sedang berkomunikasi dengan siapa saja hari ini, aku tak pernah bosan untuk membaca status-statusmu itu meski aku tidak memberanikan diri untuk nge-like apalagi komentar, beberapa kali sudah pernah kucoba untuk meninggalkan sebuah komentar, aku mengetik dan menghapus berulang-ulang entah apa yang ada dalam pikiranku ini, aku takut bercinta dan aku hanyalah orang desa yang belum mengerti apa itu cinta.

(Jogja, 26 Februari 2015)

Posted in Cerita | 1 Comment

Hakikat Seorang Santri

Akulah seorang santri, tak pernah malas mengaji
tak pernah putus semangat, kapanpun dimana tempat
dan kemuanku kuat, dan aktifitasku padat
ngaji itu kebutuhan, yang penting seperti makan
guna ngaji pada iman, bagai nafas pada badan
yang bosan ngaji berarti, bosan makan nafas mati
ku hemat tak banyak jajan, ke orangtua kasihan
aku slalu mendo’akan, semoga rizki di mudahkan
smoga di ampuni dosa, hidup tentram bahagia
rizki tanggungan yang kuasa, aku usaha dan do’a
menerima dan qona’ah, hati tenang tidak susah
aku jaga kebersihan, barsih sebagian iman
lingkunganku bersih slalu, tak ada sampah mengganggu
kuberfikir dengan cerdas, ngaji dan usaha keras
beramal dan beribadah, dengan ikhlas karena allah
aku bersyukur dan bangga, jadi santri akhlak mulya
jujur tawadu’ dan sopan, rapi taat peraturan
banyak orang akhlak mulya, jauh musibah bencana
yang jadi benteng dunia, yang sholeh dan akhlak mulya
ciri orang ilmu tinggi, sopan santun mulya budi
ciri orang beragama, sabar ta’at dan berdo’a
sabar dalam pelajaran, walau bosan kubetahkan
bosan itu goda setan, yang slalu menjerumuskan
jaga dari keharaman, pakean minum dan makan
dan semangat beribadah, belajar tak kenal lelah
jika ada rasa bosan, jemu juga kejenuhan
ku istirahat sebentar, olahraga otak segar
lalu semangat kembali, sabar dan syukur ilahi
sebab aku telah lakukan, hal banyak kemanfaatan
perkara yang tak berarti, tak bosan tak jenuh pasti
sebab setan yang dampingi, akhirat menyesal rugi
aku santri orang hebat, mikir dunia akhirat
berakhlak dan ilmu tinggi, mikirnya hingga hal mati
modern bukan berarti, pinter ilmu teknologi
tetapi gersang hatinya, tak iman tak beragama
tetapi modern itu, pandangan yang jauh tentu.
Al fatiha…. 🙂

Posted in Ngaji | Leave a comment