Aku, KKN dan Bidikmisi

Mendekati hari-hari pengajuan proposal KKN 2015, saya mulai sibuk dengan berbagai aktifitas untuk menemukan tim pengusul, juga dosen dan daerah tujuan pengabdian saya nantinya. Persiapan semakin padat dan merayap bak praktikum. Termasuk penyusunan anggaran program dan transportasi, saya susun bersama teman-teman dengan rapi. Puluhan hingga ratusan juta biaya yang harus dikumpulkan untuk melaksanakan pengabdian KKN. Wah, jika melihat kayak gini, apakah saya mahasiswa bidikimisi bisa KKN nantinya?
Sebagai mahasiswa bidikmisi, saya cukup bingung dan pusing ketika mendekati hari-hari penentuan wilayah dan tim KKN. Apalagi, di waktu yang sama Ditmawa UGM mengumumkan bahwa mahasiswa penerima bidikmisi tidak akan dibiayai sedikitpun pada KKN 2015. Respon tubuh dan pikiran saya mulai berontak, “Kok bisa jadi seperti ini? Bukanya bidikmisi menanggung setiap biaya kampus, termasuk KKN?” Pikiran dan respon ini langsung saya lemparkan ke sahabat yang saya kenal yakni Abil (Abdul Jalil) yang pada saat bersangkutan menjabat sebagai ketua Dewan Perwakilan Fakultas Kamadiksi. Berbagai tekanan dan saran bahkan kritik saya sampaikan kepadanya, yang menurut saya dia sebagai pengurus Kamadiksi harus mengayomi semua warga bidikmisi UGM. Bahkan saya sebagai warga penerima bidikmisi akan mencoba aksi demo jika tidak disampaikan tuntutan ini. Abdul Jalil sebagai ketua DPF saat itu juga menerima banyak laporan dari warga bidikmisi yang lain. Sebagai seorang pengurus Abdul Jalil menanggapi maksud saya dan kawan-kawan, sehingga beberapa kali ia melakukan audiensi dengan pihak ditmawa. Proses ini saya tunggu-tunggu hasilnya.
Abdul Jalil yang saat itu tidak menjabat sebagai ketua kamadiksi pun, sangat memiliki andil besar dalam proses advokasi. Beberapa kali saya tahu bahwa ia memperjuangkan bagaimana biaya KKN 2015 bagi warga bidikmisi melalui pertemuanya dengan dirmawa dan rektor. Sebagai warga kamadiksi yang bukan pengurus, saya sering memantau bagaimana proses advokasi biaya KKN 2015 ini. Saya merasa bahwa di UGM terdapat 1100 mahasiswa penerima bidikmisi yang pada 2015 ini akan melakukan pengabdian KKN di seluruh Indonesia. Mahasiswa bidikmisi bukanlah anak pengusaha kaya, direktur, pejabat, atau gubernur yang setiap butuh uang dapat minta pada orang tua dan diberi berapapun. Mahasiswa bidikmisi sebagian besar adalah mahasiswa kurang mampu secara ekonomi, yang setiap bulan tidak selalu mendapat kiriman orang tua, bahkan sebagian yang lain kerja untuk dapat nambah uang makan. Bagaimana nasib 1100 mahasiswa ini nantinya? Apakah hanya dibiarkan, dan ditindas oleh pejabat-pejabat yang tidak bertanggung jawab? Proses advokasi Abdul Jalil dan dibantu kawan-kawan kamadiksi merupakan jalan yang ditunggu-tunggu.
Tidak lama berselang, pengumuman kelompok dan lokasi KKN 2015 dilaksanakan. Mahasiswa bidikmisi juga masih memiliki banyak kebingungan terkait hal ini. Peraturan dari LPPM KKN 2015 menyatakan bahwa setiap mahasiswa wajib membayar uang KKN penuh, termasuk peserta bidikmisi. Konsekuensi tidak membayar adalah penundaan KKN pada semester depan. Banyak mahasiswa bidikmisi yang semakin mengeluh akan peraturan ini. Abdul Jalil sebagai ketua DPF Kamadiksi kemudian melakukan proses advokasi kembali terkait hal ini. Lobi-lobi dilakukan terhadap pimpinan ditmawa, kemudian mentok hingga ke rektor. Berbagai tekanan dan tuntutan dilakukan oleh Abdul Jalil dkk, hingga menghasilkan sebuah keputusan ditmawa dan LPPM, bahwa mahasiswa bidikmisi berhak melakukan KKN 2015 dengan belum membayar atau sudah membayar. Akan tetapi nilai KKN tidak keluar sebelum pembayaran dilaksanakan dan dilunasi. Muncul lagi peraturan ditmawa bahwa biaya KKN 2015 untuk mahasiswa bidikmisi akan dibantu sebesar 400ribu rupiah. Kebijakan yang diberikan ditmawa dan LPPM ini adalah hasil beberapa audiensi Abdul Jalil bersama kawan-kawan pembantu di kamadiksi lainya. Menurut saya, hasil ini memberikan angin segar dan dukungan penuh untuk mahasiswa bidikmisi UGM*.
Bagaimana mahasiswa bidikmisi dapat KKN semester genap 2015 dan bantuan biaya tanpa Abdul Jalil dan pengurus kamadiksi lainya?

Warga Bidikmisi KKN 2015,

Oleh Sahlan, Warga Bidikmisi

Posted in Cerita | Leave a comment

KEUTAMAAN BASMALAH

“Semua urusan yang tidak diawali dengan bismillahirrahmannirrahim, maka urusan tersebut tidak ada berkahnya.’’ (HR. Imam Suyuti, al-Jamius Shaghir)

Rasullullah Saw bersabda,
“Semua perkataan yang tidak dimulai dengan basmalah dan shalawat kepadaku, maka tidak ada keberkahan pada perkataan tersebut.”
“Tulisan yang pertama kali ditulis di Lauhul Mahfuzh adalah Bismillahirrahmannirrahim.”

Ketika ingin menulis sebuah kitab, maka tulislah basmalah pada awalnya.
Basmalah adalah kunci semua kitab yang diturunkan kepada para Nabi.

Ketika Malaikat Jibril As menurunkan basmalah kepada Rasulullah Saw, dia mengulanginya sampai tiga kali seraya berkata, “Ini adalah bacaan untukmu dan ummatmu. Katakanlah kepada ummatmu supaya mereka membaca ini (basmalah) dan supaya tidak melupakannya di dalam semua urusan. Sesungguhnya semenjak saya menurunkan itu (basmalah) kepada bapakmu Nabi Adam As, saya sama sekali tidak pernah meninggalkannya dan para Malaikat lainnya juga tidak pernah meninggalkannya (basmalah)”.

KELAHIRAN NABI
Besok malam adalah malam dimana Nabi Muhammad Saw dilahirkan ke alam dunia.
Rasulullah Saw lahir ke alam semesta pada malam senin tanggal 12 rabiul awwal. Dengan begitu, malam ke 12 bulan ini adalah hari besar islam pertama pada tahun ini.
Pada bulan ini dianjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat dan salam, di antaranya membaca Shalawat Nariyah, Shalawat Munjiyah dan Shalawat Fathiyyah.
Untuk mengambil manfa’at dari keberkahan malam ini, disarankan untuk melaksanakan shalat tasbih dan melaksanakan Khatam Anbiya.

Untuk melaksanakan shalat tasbih, niatnya sebagai berikut:
“Ya Rabbi, saya berniat melaksanakan shalat tasbih untuk mendapatkan keridhaan-Mu. Ya Rabbi, dengan kehadiran kekasih-Mu junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw yang cahayanya meliputi seluruh alam semesta pada malam ini, dengan kemuliaannya dan dengan kehormatan rahasia yang terdapat pada malam ini, ampunilah hamba-Mu yang lemah ini dan berikanlah cahaya keagungan-Mu.” Kemudian membaca takbir dan memulai shalat.

Posted in Ngaji | Leave a comment